SuaraJabar.id - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan hingga saat ini pihaknya belum melansir larangan penggunaan masker scuba.
Hal ini diungkapkan Uu di Markas Polda Jawa Barat di Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Senin (21/9/2020).
"Tapi sekarang belum ada larangan menggunakan masker itu," ujar Uu.
Meski begitu, Uu mengimbau warga Jawa Barat untuk menggunakan masker yang telah terbukti mampu melindungi diri dari bahaya virus corona.
Baca Juga: Adik Tak Tahu Nunung Srimulat Positif COVID-19
"Yang ada pakai saja yang ada, tapi diimbau untuk pakai masker kesehatan," katanya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta warganya untuk memilih masker yang mampu memberikan perlindungan yang baik. Hal ini menyusul beredarnya informasi mengenai tingkat efektivitas masker jenis scuba dan buff yang sangat minim dalam menangkal droplet.
"Dulu scuba oke (dipakai) karena mudah dan murah, sekarang tidak boleh, ya, sudah menyesuaikan atau beradaptasi saja, karena ini bagian dari AKB," ungkap Ridwan Kamil pekan lalu.
Selain Ridwan Kamil, pakar kesehatan juga tidak merekomendasikan masyarakat mengenakan masker scuba.
Hal ini karena tidak memberikan perlindungan terhadap penularan virus penyebab Covid-19.
Baca Juga: Masa Pandemi, Penjual Peti Jenazah di Semarang Untung Berkali Lipat
Praktisi klinik sekaligus relawan Covid-19, dr. Muhamad Fajri Adda'i mengatakan, masker scuba terbuat dari bahan tipis yang elastis. Hanya terdiri dari satu lapisan kain dan kecenderungan menjadi longgar.
"Masker scuba itu tipis satu lapis, tidak efektif, karena bahannya neoprene, cenderung elastis. Jika ditarik pori akan membesar. Padahal kita butuh kemampuan filtrasinya," katanya, Jumat (18/9/2020).
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito juga mengatakan, masker dengan satu lapisan dan terlalu tipis memungkinkan virus penyebab Covid-19 menembus.
Merujuk pada penelitian ilmiah dalam jurnal ACS Nano belum lama ini, Fajri mengaku, kemampuan electrostatic atau menyaring partikel-partikel yang lebih kecil menjadi poin penting di sini.
Bahan sutra atau silk empat lapis bisa menyaring banyak partikel, diikuti chiffon yang merupakan gabungan 90 persen poliester dan 10 persen spandeks, lalu flanel yang terdiri dari 65 persen katun dan 35 persen poliester.
Berita Terkait
-
Pasar Saham Indonesia Terjun Hebat, Lebih Parah dari IHSG Era Pandemi COVID-19?
-
Trump Sempat Telepon Presiden China Soal Asal-Usul COVID, Ini Kata Mantan Kepala CDC!
-
Survei: Milenial Rela Rogoh Kocek Lebih Dalam untuk Rumah Modern Minimalis
-
Trump Tarik AS dari WHO! Salahkan Penanganan COVID-19
-
Kronologi Dewi Soekarno Didenda Pengadilan Jepang Rp3 Miliar Gegara Pecat Karyawan
Tag
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
Pilihan
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
-
Prabowo 'Kebakaran Jenggot' Respons Tarif Trump, Buka Seluruh Kran Impor: Pengusaha Teriak Bumerang!
-
Solusi Pinjaman Syariah Tanpa Riba, Tenor Panjang dan Plafon Sampai Rp150 Juta!
Terkini
-
Modal Semangat dan Keberanian, Suryani Buktikan Perempuan Bisa Naik Kelas
-
Lucky Hakim Liburan ke Jepang Tuai Kritik, Dedi Mulyadi Sentil Soal Etika Pejabat!
-
Cari Titik Temu, Bupati Bogor Ajak Duduk Bersama Bahas Isu Viral Kades Minta THR
-
BRI Terapkan Prinsip ESG untuk Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Bertanggung Jawab
-
BRI Berikan Tips Keamanan Digital: Waspada Kejahatan Siber Saat Idulfitri 1446 H