SuaraJabar.id - Beredar video pemukulan Satpam Kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) yang dilakukan oknum polisi. Saat terjadi bentrok aksi penolakan UU Cipta Kerja.
Rektor Unisba, Edi Setiadi mengatakan, pasca kerusuhan yang terjadi di area kampus Unisba dan pemukulan terhadap beberapa satpam, kepolisian belum menemui atau membuka komunikasi dengan pihak kampus.
"Sampai sekarang pihak kepolisian belum ada (komunikasi). Saya belum dapat undangan atau apapun dari rektorat bahwa ada silaturahim, walaupun tadi saya mendengar dari Polda ingin bertemu dengan saya tapi belum ketemu sampai sekarang," ujarnya ketika konferensi pers di Gedung Rektorat Unisba, Sabtu (10/10/2020).
Menurut Edi, pihaknya akan kembali mengirimkan surat secara resmi kepada Polda Jabar dan Polrestabes Bandung. Keberatan mengenai kerusuhan yang terjadi di kampus Unisba.
Kerusuhan dan penembakan Pos Satpam Unisba menggunakan peluru karet terjadi Rabu (7/10/2020) malam sekira pukul 21.30 WIB.
"Kami sudah mengadakan rapat pimpinan yang dihadiri Wakil Rektor, Dekan dan Ketua Lembaga Badan Pimpinan di Unisba. Kami akan menindak lanjuti surat kami yang pertama. Kami keberatan dengan tindakan yang berlebihan dari aparat dalam menangani mahasiswa," ungkapnya.
Pernyataan sikap yang disampaikan pada surat pertama kali sampai saat ini belum mendapat tanggapan dari pihak kepolisian. Sehingga Unisba akan Kembali mengirimkan surat pernyataan sikap secara resmi kembali kepada kepolisian.
“Bahwa tindakan sebagian kecil oknum polisi yang menangani unjuk rasa mahasiswa yang melakukan tindakan berlebihan (excesive force). Sehingga menyebabkan kerusakan fasilitas kampus sungguh suatu perbuatan yang tidak patut dilakukan oleh aparat penegak hukum. Dalam rangka menjalankan fungsinya. Karena fasilitas kampus tidak ada kaitannya dengan objek dari pelaksanaan tindakan polisi,” Edi.
Edi meminta tindakan kepolisian ini mendapat perhatian dari Kapolri. Bahwa praktik anggotanya tersebut jangan dianggap menjadi kebiasan. Karena tugas dan kewajiban polisi seharusnya mengayomi dan melindungi masyarakat.
Baca Juga: 3 Pendemo Tolak UU Cipta Kerja di Pontianak Positif Covid-19
“Jangan menjadi kebiasaan dan dianggap sebagai tindakan biasa. Karena tidak sesuai dengan fungsi dan tugas kepolisian yang bersifat mengayomi dan melindungi masyarakat,” ungkapnya.
Edi mengatakan, percaya kepolisian akan tetap menjadi Rasta Sewakottama (Pelayan Dan Abdi Utama Negara). Tetap berpegang teguh kepada Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian.
"Tugas pokok polisi pertama memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, kedua menegakan hukum dan ketiga memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayan kepada masyarakat,” imbuhnya.
Edi juga menyampaikan perihal penahanan mahasiswa Unisba yang telah dibebaskan dan dianggap selesai, namun beberapa mahasiswa di luar Unisba masih tertahan. Ia meminta pihak kepolisian untuk membebaskan mahasiswa yang masih tertahan.
“Makanya dari sudut kepentingan Unisba sudah keluar, tapi saya minta tidak hanya mahasiswa Unisba saja, semua perguruan tinggi manapun yang sedang menjalani proses hukum di kepolisian mohon dikeluarkan,” ungkapnya.
Sementara itu untuk beberapa satpam yang mengalami tindakan kekerasan dari oknum kepolisian telah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh pihak Unisba.
Pemeriksaan awal dilakukan untuk mengecek terkait kemungkinan adanya geger otak, setelah diperiksa, seluruh Satpam dalam kondisi baik. Tidak ada yang mengarah ke indikasi geger otak. Satu orang Satpam terparah yang mengalami memar di telinga dan pelipis.
Sebelumnya, Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya merespon video pemukulan terhadap Satpam Universitas Islam Bandung (Unisba) di Jalan Tamansari yang diduga dilakukan oleh anggota polisi.
Ulung mengatakan ia akan langsung mendatangi Kampus Unisba untuk memberikan penjelasan lebih lanjut.
"Kita tetap melakukan nanti kita akan mendatangi kampus untuk berkomunikasi kepada kampus lagi agar tidak terjadi lagi miss komunikasi," kata Ulung di Mapolrestabes, Jumat (9/10/2020).
Kontributor : Emi La Palau
Berita Terkait
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
-
Emas Antam Menggila, Harga Naik Kembali ke Rp 1,9 Juta per Gram
Terkini
-
IHR-Merdeka Cup 2025, Penonton Bakal Nikmati Kejuaraan Berkuda di Track Tepi Pantai Pangandaran
-
Dari Kurir Jadi Juragan! Dua Warga Bandung Raup Omzet Ratusan Juta
-
KRL Lumpuh Total Dihantam Gempa Bekasi: 5 Fakta Menegangkan di Balik Normalisasi Cepat
-
Cerita di Balik Layar Pemulihan KRL Usai Gempa Bekasi: Hujan Deras Tak Hentikan Kami
-
Warisan Proyek Mangkrak di Meja Dedi Mulyadi, Sanggupkah Akhiri Kutukan 10 Tahun TPPAS Lulut Nambo?