SuaraJabar.id - Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) Jawa Barat mencatat jumlah pekerja seks di daerahnya mencapai 25 ribu orang. Para pelaku Open BO itu tersebar di 27 kota dan kabupaten yang ada di Jawa Barat.
Selama masa pandemi Covid-19, para pekerja seks ini banyak yang mengikuti tren work from home atau WFH. Khususnya mereka yang beroperasi di wilayah Bandung Raya.
Biasanya, para pekerja seks menjajakan jasanya di beberapa tempat. Lokalisasi legendaris Saritem atau seputaran Stasiun kereta Api Kota Bandung menjadi salah satu tempat favorit mereka.
Namun kini, Koordinator Perencanaan KPAP Jawa Barat, Sanding Bayu mengatakan, pekerja seks tidak lagi menjajakan diri secara langsung. Mereka lebih banyak menggunakan aplikasi percakapan daring, aplikasi kencan atau media sosial.
Baca Juga: Patuhi Protokol Kesehatan! Tempat Wisata di 8 Daerah Ini Diawasi Ketat
Atas perubahan tren ini, ia mengaku kesulitan memberikan informasi edukasi terkait masalah penyakit HIV/AIDS kepada pekerja seks semasa pandemi Covid-19.
"Semenjak pandemi jadi beralih, dalam arti mereka (menjajakan diri) lebih ke online lebih masuk ke aplikasi-aplikasi tapi memang masih tersebar di wilayah perkotaan, wilayahnya itu-itu lagi," ungkap Bayu kepada Suarajabar.id, Selasa (27/10/2020).
KPAP sendiri sebetulnya sudah menyiapkan skema edukasi secara daring menggunakan aplikasi virtual outreach. Melalui aplikasi itu, KPAP mendorong agar pekerja seks mau berkonsultasi dengan petugas KPAP terkait masalah kesehatannya.
Namun, Bayu mengatakan melalui aplikasi itu tetap lebih susah menggaet partisipasi pekerja seks dibanding langsung melakukan ajakan langsung.
"Lebih susah memberikan informasinya apalagi untuk tes HIV-nya lebih susah lagi karena walaupun temen-temen menggunakan virtual outreach aplikasi juga, itu lebih susah ngajak melalui media online daripada ketemu langsung," ujarnya.
Baca Juga: Jelang Libur Panjang, Belasan Ribu Kendaraan Masuki Bandung via GT Pasteur
Sebetulnya, aplikasi virtual outreach hanya sebagai tahapan awalan saja agar pekerja seks mau mengakses aplikasi itu untuk lebih peduli lagi dengan kesehatannya. Selanjutnya, kata dia, petugas KPAP tetap melakukan pertemuan langsung dengan para pekerja seks untuk melakukan edukasi hingga melakukan tes HIV.
Berita Terkait
-
Sindiran Kang Dedi Mulyadi ke Lucky Hakim Dikritik : Mending Tegur Langsung Daripada Update
-
Kabar Gembira dari Kang Dedi Mulyadi, Mulai Besok Mutasi Kendaraan Jabar Bebas Pajak
-
Sindiran Menohok Dedi Mulyadi Buat Lucky Hakim: Bahagiakan Anak Tak Perlu ke Jepang!
-
Beratnya Sanksi untuk Bupati Indramayu Lucky Hakim yang Liburan ke Jepang tanpa Izin
-
Perbandingan Aset Tanah dan Bangunan Dedi Mulyadi vs Lucky Hakim, Bak Bumi Langit
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
Terkini
-
Modal Semangat dan Keberanian, Suryani Buktikan Perempuan Bisa Naik Kelas
-
Lucky Hakim Liburan ke Jepang Tuai Kritik, Dedi Mulyadi Sentil Soal Etika Pejabat!
-
Cari Titik Temu, Bupati Bogor Ajak Duduk Bersama Bahas Isu Viral Kades Minta THR
-
BRI Terapkan Prinsip ESG untuk Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Bertanggung Jawab
-
BRI Berikan Tips Keamanan Digital: Waspada Kejahatan Siber Saat Idulfitri 1446 H