Scroll untuk membaca artikel
Risna Halidi | Luthfi Khairul Fikri
Rabu, 18 November 2020 | 10:30 WIB
Ilustrasi (Shutterstock)

SuaraJabar.id - Prolaps organ panggul (POP) kerap disebut juga sebagai hernia atau turun berok. Kondisi ini membuat organ panggul terlepas tidak pada tempatnya hingga membuat kandung kemih, rahim (uterus) atau usus akan turun dari posisi normal di perut bagian bawah dan menekan dinding vagina.

Orang yang mengalami POP kerap mengeluhkan sakit dan nyeri yang sangat kuat di bagian panggul dan perut bagian bawah. Kondisi ini banyak terjadi pada perempuan setelah melahirkan secara normal.

Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Uroginekologi, dr. Astrid Yunita, Sp.OG (K), perempuan yang menderita POP ini cukup mengkhawatirkan, jadi perlu cepat ditangani.

“Posisi rahim yang normal berada tepat di atas vagina, namun posisi itu dapat berubah, menurun ke vagina dan ini tentu sakitnya sungguh luar biasa,” ujar dia dalam pernyataan tertulis yang diterima SuaraJabar.com baru-baru ini.

Baca Juga: Nagita Slavina Pakai Kalung Berbentuk Vagina di Sumba, Ini Maknanya

Menurutnya, prolaps organ panggul bisa terjadi pada perempuan usia berapapun, meski lebih banyak dialami oleh perempuan usia menopause, atau yang pernah melahirkan normal.

Untuk mengetahui lebih lanjut, prolaps  juga dapat meliputi tiga area berdasarkan segmen dinding vagina yang mengalami penurunan, yakni:

1. Prolaps anterior yang terjadi pada dinding vagina anterior (urethrokel, sistokel).

2. Prolaps posterior yang terjadi pada dinding vagina posterior (rektokel, enterokel).

3. Prolaps apikal/superior yang terjadi pada dinding vagina apikal (leher rahim/serviks, rahim/uterus, puncak vagina).

Baca Juga: Sarat Makna, Ketahui Arti Kalung Simbol Vagina yang Dipakai Nagita Slavina

Untuk prolaps pada rahim dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Stadium 1 — Penurunan sampai dengan setengah panjang vagina

2. Stadium 2 — Penurunan lebih jauh dari stadium 1 hingga batas himen (selaput dara) atau tepi vagina sehingga dapat terlihat pada, atau setinggi celah vagina

3. Stadium 3 — Sebagian besar penurunan sudah melewati selaput dara dan berada di luar vagina

4. Stadium 4 — Penurunan maksimum dari setiap kompartemen organ pelvik

Penyebab prolaps organ panggul
Penyebab dan faktor risiko terjadinya prolaps umumnya multifaktoral (dapat lebih dari satu penyebab), yang meliputi beberapa faktor risiko yang terjadi secara bersamaan, antara lain:

1. Genetik dan ras, berkaitan dengan kolagen dan elastin yang mempengaruhi kualitas jaringan penyokong pelviks

2. Riwayat kehamilan dan persalinan misalnya kehamilan berulang.

3. Persalinan dengan bayi besar, riwayat persalinan berbantu dengan alat vakum/forceps.

Gejala prolaps organ panggul
Ada beberapa gejala yang membuat seseorang menyadari mengalami prolaps organ panggul. Apabila Anda merasakan salah satu gejala ini, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan uroginekologi.

1. Gejala pada vagina
Keluhan gejala benjolan di vagina dipengaruhi oleh gravitasi, sehingga semakin berat terasa pada posisi berdiri. Semakin lama, benjolan akan terasa semakin menonjol terutama setelah adanya aktivitas fisik berat jangka panjang seperti mengangkat benda berat atau berdiri.

Gejala pada vagina lainnya seperti rasa menggantung/tertarik pada vagina, tekanan pada panggul hingga rasa pegal pada punggung, rasa tidak nyaman/penuh di vagina, keputihan, keluar darah dari erosi benjolan vagina.

2. Gejala gangguan berkemih
Gejala gangguan berkemih dapat disadari dengan sulit memulai berkemih, berkemih tidak lampias atau tidak tuntas, harus mengejan, keluar urin saat batuk atau tertawa, sulit menahan dorongan berkemih, serta infeksi saluran kemih berulang.

3. Gejala buang air besar (BAB)
Benjolan di dalam vagina saat mengejan, BAB tidak lampias atau tidak tuntas, sulit BAB dan harus mengejan, perlunya penekanan pada perineum atau vagina posterior untuk membantu BAB.

4. Gejala seksual
Gejala seksual antara lain rasa tidak nyaman saat berhubungan, nyeri saat berhubungan, menghindari hubungan seksual akibat adanya kepercayaan diri yang menurun.

Namun demikian, ada banyak cara yang perlu ibu hamil ketahui demi terhindar POP yakni melakukan gerakan senam kegel saat hamil, karena hal itu setelah melahirkan dapat menurunkan risiko terjadinya prolaps organ panggul.

Load More