SuaraJabar.id - Tini, tentu saja bukan nanma sebenarnya. Perempuan berusia 44 tahun ini bercerita banyak tentang pengalaman buruk menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialaminya selama beberapa tahun ke belakang.
Ia kerap mendapatkan perlakuan kasar dari mantan suaminya. Mulai dari kekerasan verbal hingga kekerasan fisik sempat akrab dialami Tini.
Tini berprofesi sebagai penjual bakso. Didampingi salah satu pendamping korban KDRT dari Yayasan Sapa Institute, saya menghampiri Tini dan meminta dia berbagi kisah pilunya.
Siang itu, gerobak bakso berkelir biru mejeng di pinggir Jalan Cigentur, Majalaya, Bandung. Berjarak sekitar 5 meter dari gerobak, Tini terlihat duduk menunggu pembeli.
Baca Juga: Suami Siram Istri Pakai Air Keras karena Cemburu Sering Main TikTok
Ibu dua anak itu terlihat lebih ceria, seolah tak memiliki pengalaman pernah menerima kekerasan. Prolog percakapan pun dimulai dengan senda gurau.
Saat saya melontarkan pertanyaan ihwal kesediaan Tini untuk diwawancarai tentang pengalaman suram yang dilaluinya, ia malah menjawab dengan candaan.
"Iya silahkan, asal jangan masuk TV ya, kalau jadi sinetron mah gak apa-apa," katanya, Rabu (18/11/2020).
Awalnya, Tini menganggap cekcok dalam rumah tangga merupakan hal biasa, tapi semakin hari intensitas konflik yang dia rasakan dengan suaminya semakin sering terjadi.
Terhitung sejak Juni hingga Agustus 2020, berkali-kali Tini mendapat kekerasan fisik dari suaminya. Suaminya menjadi lebih pemarah pada periode itu, setelah memutuskan berhenti dari pekerjaannya sebagai supir ojek online.
Baca Juga: Profil Johnny Depp Terlengkap
Kekerasan fisik ataupun psikis beberapa kali sempat dialami Tini dalam beberapa tahun ke belakang, tapi intensitas kekerasan lebih sering dia rasakan sejak wabah virus Corona merebak. Pandemi Covid-19 memang bencana bagi semua orang, tapi bagi Tini, selain Sampar, suaminya pun menjadi bahaya kedua baginya yang tak kalah mengerikan.
Sebelumnya, hubungan Tini dan suaminya sudah renggang lantaran tindakan kekerasan fisik dan verbal yang sering dilakukan si suami terhadap Tini.
"Sampai 3 kali mengucapkan cerai, hal itu berarti kan sudah talak tiga menurut keyakinan (agama) saya, buku nikah pun sampai disobek, makanya dia pun sempat pergi," jelasnya.
Puncaknya terjadi pada pertengahan Agustus 2020, kemarin. Suaminya tiba-tiba datang lagi menghampiri Tini yang sedang berjualan bakso. Ia meminta untuk rujuk dan minta memaafkan perlakukan kasar yang dilakukannya.
Tini mengaku memaafkan semua tindakan yang dilakukan suaminya, tapi untuk rujuk, ia dengan mantap menolak permintaan suaminya.
Hal itu memicu amarah suaminya. Beberapa kali Tini dipukul di bagian wajah. Gerobak bakso menjadi saksi bisu kelakuan bejat suaminya saat itu terhadap Tini. Saat sedang dipukuli, Tini hanya bisa berdoa dalam hati, semoga ada pembeli datang agar tindakan yang dilakukan suaminya itu berhenti.
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas Termurah: Tahun Muda Banget, Harga Kisaran Rp90 Jutaan
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Sekaliber Avanza tapi Jauh Lebih Nyaman, Kabin Lega, lho!
- 5 Rekomendasi Skincare Hanasui Untuk Usia 50 Tahun ke Atas: Wajah Cerah, Cuma Modal Rp20 Ribuan
- Infinix Hot 60i Resmi Debut, HP Murah Sejutaan Ini Bawa Memori 256 GB
- 5 Pilihan HP Xiaomi Termurah Rp1 Jutaan: Duet RAM GB dan Memori 256 GB, Performa Oke
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Makin Anjlok Setelah Kondisi Perang Iran-Israel Kondusif
-
Info A1: Calvin Verdonk Batal Pindah ke FC Utrecht!
-
3 Rekomendasi Sepatu Lari Wanita Rp200 Ribuan, Performa Optimal Gaya Maksimal
-
AION UT Sudah Mulai Unjuk Gigi di Indonesia
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Brand Lokal Rp500 Ribuan, Handal untuk Jarak Jauh
Terkini
-
Dedi Mulyadi Jamin Utang BPJS Kesehatan Jabar Rp335 Miliar Beres di APBD Perubahan 2025
-
Waspada! Gempa Lembang Tak Picu Peningkatan Aktivitas, Tapi Tangkuban Parahu Simpan Potensi Erupsi
-
Perpindahan Halte TransJabodetabek ke Botani Square: DPRD Jabar Desak Kesiapan Penuh
-
AgenBRILink Jadi Ujung Tombak Inklusi Keuangan BRI
-
Didukung BRI, Casa Grata Bawa Camilan UMKM ke Pasar Global