Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 16 Desember 2020 | 17:51 WIB
ILUSTRASI Pelaku UMKM melayani warga yang akan membeli produk UMKM yang dijual saat Promo 11.11. [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Eric mengatakan Silih Tulungan harus menjadi gerakan sosial yang menjadi budaya masyarakat Jabar dimasa kini dan mendatang.

“Kami ingin membangun budaya Silih Tulungan ini di masyarakat Jabar,” tegasnya.

Eric mengatakan sikap sosial warga Jabar masih sangat tinggi,sehingga menurutnya bukan hal sulit untuk mengimplementasikan Silih Tulungan. Konsep gotong royong “khas” Jabar ini akan memaksimalkan potensi lokal. Sebab menurutnya setiap daerah memiliki ciri khas saling tolong -menolong yang unik. Namun kedepan aksi ini harus lebih terorganisir melalui Silih Tulungan.

“Jika masyarakat terlibat aktif maka pemulihan ekonomi akan lebih cepat, tegasnya.

Baca Juga: Tak Mau Sendiri, Ridwan Kamil Minta Polisi Juga Periksa Gubernur Banten

Ia memberikan contoh-contoh kecil Silih Tulungan yang mudah dilakukan. Misalnya membeli produk lokal atau membeli barang yang dijual teman.

“Beli barang dari teman, tapi barangnya juga harus berkualitas, artinya saling memberikan kepercayaan, itu adalah contoh Silih Tulungan sederhana,” tegasnya.

Selain itu, menurut Eric, Silih Tulungan bukan hanya saja menjadi gerakan sosial, namun bisa menjadi gerakan ekonomi lokal. Yakni dengan memanfaatkan logo Silih Tulungan untuk beragam kegiatan ekonomi.

“Silahkan pakai logo untuk produk kaos lalu dijual. Atau menjadi motif batik. Atau bahkan menjadi kartu diskon,” tegasnya.

Logo Silih Tulungan sendiri bergambar dua tangan saling mencengkeram dengan kencang yang menunjukan gerakan saling menolong, dengan tulisan Silih Tulungan dan warna biru, kuing, hijau dan coklat sebagai warna dasarnya.

Baca Juga: Polisi Tak Periksa Gubernur Banten Soal Rizieq, RK: Kita Kan Negara Hukum

“Logo ini cukup menarik dan bisa menjadi gambar unik di kaos distro atau motif batik. Jadi silahkan saja pakai untuk keperluan saling menolong,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Divisi Komunikasi dan Gerakan Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Jabar Aat Soeratin mencontohkan bagaimana Silih Tulungan bergerak di tengah masyarakat. Untuk menyelamatkan UMKM, kata Aat, masyarakat yang memiliki penghasilan dapat membeli barang ke UMKM-UMKM sekitar tempat tinggalnya.

Dengan begitu, UMKM dapat kembali menghidupkan roda produksi. Pun demikian dengan pelaku UMKM itu sendiri. Bahan dasar yang diperlukan untuk berproduksi bisa didapatkan dari pelaku UMKM lainnya.

"Untuk membuat kaus. UMKM bisa mencari kain dari UMKM lain. Begitu juga saat proses penyablonan. Jika itu terjadi, bayangkan ada berapa UMKM yang kembali berproduksi karena satu kaus saja. Masyarakat dapat memberi kontribusi dalam pemulihan ekonomi dengan mengubah perilakunya. Menggunakan dan membeli produk lokal adalah upaya menolong pemulihan ekonomi," tambahnya.

Guna menyelamatkan sektor pariwisata, kata Aat, Silih Tulungan dapat menjadi basis Gerakan Silih Anjangan atau saling mengunjungi antar kabupaten/kota maupun antar daerah tujuan wisata.

"Saling mengunjungi ini cocok untuk Jabar yang memiliki beragam ekosistem. Karena berkunjung, wisatawan harus berlaku baik. Misal dengan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Begitu juga tuan rumah, harus mencegah adanya penularan Covid-19 di tempatnya," katanya.

Load More