SuaraJabar.id - Meninggal pasca olahraga bisa terjadi pada siapa saja. Namun dokter mengatakan, risiko paling besar ada pada orang dengan masalah kesehatan jantung.
"Olahraga ada bahayanya tentu karena masalah kesehatan. Biasanya kalau meninggal pasca olahraga itu masalah kesehatannya di jantung. Apakah serangan jantung atau pun gangguan irama jantung," jelas dokter spesialis penyakit dalam dr. Surya Wijaya Sp.PD, dalam webinar bersama komunitas sepeda Bike2Work, Rabu (16/12/2020).
Menurut Surya, kebanyakan orang meninggal pasca berolahraga lantaran kurang mengenali kondisi kesehatannya sendiri.
Jika seseorang memamng memiliki masalah kesehatan pada jantung atau pun memaksakan aktivitas fisik melebihi kemampuan kerja jantungnya, maka kondisi itu yang menyebabkan bahaya hingga brrakibat meninggal dunia.
Dokter Surya menjelaskan bahwa ada perkiraan fungsi jantung berdasarkan berapa persen denyut nadi maksimal tubuh.
Bagi orang awam, ia menyarankan sebaiknya aktivitas fisik atau olahraga dilakukan maksimal 90 persen batas denyut nadi maksimal.
"Kalau mau meningkatkan kebugaran, membakar lemak, menurunkan berat badan bisa lakukan aktivitas dari ringan hingga ke sedang berat mungkin denyut nadi mulai 60-90 persen. Kalau mau membentuk badan bisa 90-100 persen, itu biasanya untuk atlet," ujar dokter Surya.
"Kalau saya tidak terlalu merekomendasikan intensitas tinggi ini untuk orang awam karena tidak bisa dilakukan dalam jangka waktu lama. Karena nanti akan membebani jantung," lanjutnya.
Ia menjelaskan cara menghiting denyut maksimal cukup dengan rumusan 220 dikurangi usia dalam tahun dan dikali denyut nadi normal per menit. Hasil hitungan tersebut menjadi denyut nadi maksimal 100 persen.
Baca Juga: Lemak Subkutan versus Visceral, Mana yang Lebih Baik untuk Tubuh?
Untuk menentukan jenis atau lamanya berolahraga, dokter Surya menyarankan harus menyesuaikan kemampuan jantung dan tidak melebihi kemampuan denyut nadi maksimal.
"Sesuaikan dengan target kita. Harus tahu batasan diri," ucapnya.
Berita Terkait
-
Epilepsi 16 Tahun Sembuh! Tonton Perjuangan Tim Dokter dalam Film Awake Brain Surgery
-
Ijazah Jokowi yang Disita Diteliti Labfor, Dokter Tifa: Kok Diperiksa Lagi?
-
Dokter Tifa Sindir Jokowi Hadiri Reuni UGM: Kasihan Banyak Orang Harus Tanggung Dosa Jariyah
-
5 Rutinitas Malam Bantu Tidur Nyenyak dan Tekanan Darah Tetap Stabil, Ini Anjuran Dokter
-
Tips Memilih Asuransi Penyakit Kritis: 3 Detail Krusial yang Sering Terlewat
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
Masih Layak Beli Honda Jazz GK5 Bekas di 2025? Ini Review Lengkapnya
-
Daftar 5 Mobil Bekas yang Harganya Nggak Anjlok, Tetap Cuan Jika Dijual Lagi
-
Layak Jadi Striker Utama Persija Jakarta, Begini Respon Eksel Runtukahu
-
8 Rekomendasi HP Murah Anti Air dan Debu, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Fenomena Rojali dan Rohana Justru Sinyal Positif untuk Ekonomi Indonesia
Terkini
-
Teknologi Canggih TNI Bersihkan Situ Bagendit: Selamatkan Aset Wisata dan Pertanian Garut
-
Kepala Dinas di Cianjur Korupsi Lampu Jalan Rp8,4 Miliar, Kursi Jabatan Kosong Akibat Bupati Berduka
-
4,6 Juta Data Warga Jabar Bocor? Hacker Klaim Kuasai Data Sensitif
-
Badai PHK Terjang Bogor, 4.000 Keluarga Terancam Akibat Guncangan Ekonomi Global
-
Gamelan Cirebon Bikin Profesor Amerika Jatuh Cinta: Terbuat dari Cinta!