Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 20 Januari 2021 | 10:36 WIB
Banjir di Kabupaten Cirebon. [Antara]

SuaraJabar.id - Kabupaten Cirebon kini dalam status tanggap darurat bencana. Status ini diterapkan usai 7 kecamatan dilanda banjir sejak hari Minggu (17/1/2021) lalu.

Status tanggap darurat bencana ditetapkan oleh Bupati Cirebon Imron Rosyadi dan diberlakukanmulai 17 hingga 30 Januari 2021.

Tujuh kecamatan yang dilanda banjir sejak akhir pekan kemarin adalah Plered, Klangenan, Tengahtani, Suranenggala, Panguragan, Susukan, dan Gunungjati.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon Alex Suheriyawan menyebut, hari ini banjir hanya menyisakan 2 kecamatan. Air di 5 kecamatan lain telah surut.

Baca Juga: Banjir Susulan Merendam Dua Desa di Kabupaten Jember

"Semula banjir di 7 kecamatan dengan cakupan 15 desa. Sekarang sisa 2 kecamatan saja, Suranenggala dan Panguragan," katanya, seperti dilaporkan Ayocirebon.com-jejaring Suara.com, Selasa (19/1/2021).

Ketinggian air pun rata-rata kini hanya sekitar 30 cm dari sebelumnya yang sampai mencapai 1 m. Tanpa hujan berintensitas tinggi dan rob, banjir di 2 kecamatan pun berpotensi surut menyusul 5 kecamatan lainnya.

Dampak banjir di Kabupaten Cirebon kali ini, lanjutnya, dirasakan sedikitnya 477 KK atau sekitar 6.020 jiwa. Jumlah pengungsi akibat banjir di 7 kecamatan sendiri sedikitnya 114 KK.

"Pengungsi di Suranenggala saja sekarang 6-10 KK, tapi sudah pulang," ujarnya.

Dia menerangkan, banjir kali ini terjadi berkenaan dengan rob mengingat lokasinya berada di bibir laut. Rob membuat aliran air dari sungai ke laut tersendat kala hujan deras.

Baca Juga: Bahaya! 72 Titik Tanggul Sungai di Brebes Rawan Jebol

Bupati Imron meninjau lokasi banjir di Desa Suranenggala Kulon, Kecamatan Suranenggala. Dia mengungkapkan, banjir disebabkan 2 hal, salah satunya pendangkalan karena endapan sungai sudah lama tak dikeruk.

"Sebabnya juga karena penyempitan Sungai Karangsambung/Winong," ungkapnya.

Dia memaparkan, penyempitan sungai terjadi akibat banyak aktivitas warga di tepian sungai sehingga sungai mengalami penyempitan yang memengaruhi aliran air ke laut. Dengan kondisi itu, saat hujan deras dan air laut pasang, terjadilah banjir.

Di Kecamatan Suranenggala, setidaknya 4.000 rumah di 9 desa terendam air. Untuk menangani warga terdampak banjir, dibangunlah dapur umum.

Selain berharap air cepat surut, Imron pun berpesan kepada masyarakat untuk tak beraktivitas sembarangan di tepian sungai. Masyarakat diminta menjaga sungai, salah satunya tak mendirikan bangunan di sepanjang sempadannya.

"Supaya air sungai mengalir lancar ke laut dan tak melimpah ke pemukiman serta jalan," pesannya.

Pemkab Cirebon berencana melayangkan surat kepada kementerian terkait berisi permintaan pengerukan endapan sungai di Kabupaten Cirebon.

Camat Suranenggala Indra Fitriani mengatakan, ketinggian air di 9 desa di wilayahnya yang terendam banjir bervariasi dengan kisaran 20-75 cm.

"Untuk lokasi dengan genangan yang tak bisa dikeluarkan, digunakan pompa untuk menyedot air. Sementara, untuk lokasi yang bisa ditanggul, dibuatlah tanggul," paparnya.

Sekitar 200 warga, sebutnya, mengungsi akibat banjir, terutama warga Desa Surakarta. Mereka mengungsi di masjid, balai pertemuan, juga rumah keluarga masing-masing.

Sementara itu, Polresta Cirebon menyiagakan 450 personel untuk membantu warga terdampak banjir. Para petugas disiagakan selama 24 jam untuk membantu masyarakat yang butuh pertolongan sesegera mungkin.

Kapolresta Cirebon Kombes Pol M. Syahduddi mengatakan, personel yang diterjunkan dikoordinasikan dengan jajaran Kodim 0620/Kabupaten Cirebon, BPBD, Tagana, Satpol PP, bahkan termasuk unsur masyarakat siaga bencana.

"Para personel disiagakan di setiap Polsek jajaran Polresta Cirebon yang wilayahnya terdampak banjir," tuturnya seusai meninjau banjir di Desa Wargabinangun, Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon, Selasa (19/1/2021).

Dia memastikan, banjir yang sempat merendam rumah warga pada Senin (18/1/2021) kini sudah surut. Genangan air saat ini hanya merendam jalan dan areal persawahan, seperti di Desa Wargabinangun.

Pihaknya tetap menyiagakan personel, meski tak ada lagi rumah warga yang terendam banjir. Dia meyakinkan, petugas akan membantu masyarakat yang mulai beraktivitas seperti biasa.

"Misalnya, personel yang siaga di areal persawahan akan membantu warga yang akan melintasi jalanan yang masih digenangi air. Atau membantu mendorong sepeda motor warga yang kesulitan melintas sawah," tegasnya.

Dia menyebutkan, setidaknya 125 hektar sawah di Kecamatan Kaliwedi hingga siang ini masih terendam banjir. Genangan air di areal persawahan diprediksi surut dalam 1-2 hari ke depan.

Load More