Sang anak belum mendapatkan kamar dan terpaksa pulang dalam kondisi dan keadaan semakin melemah. Ketika ditanya mengenai kesiapan keuangan untuk biaya pengobatan, dengan suara berat dan rasa cemas yang tergambar dari raut wajah Saepuloh, ia masih kebingungan dengan pendanaan pengobatan sang anak.
Saepuloh hanya bekerja sebagai pemusik paruh waktu, yang bertahan dari panggung ke panggung dengan pendapatan tidak seberapa, ditambah pandemi menghantam bidang pekerjaannya. Terhitung sudah 10 bulan, selama pandemi ia baru mendapat panggilan manggung kurang dari 8 kali.
Saepuloh hanya menggantungkan hidup pada pekerjaannya sebagai pemain piano yang sudah dilakoni sejak tahun 2007. Awal-awal pandemi melanda, ia terpaksa menjual alat musik satu-satunya untuk bertahan hidup.
"Terpaksa dijual untuk bertahan hidup selama pandemi, dan sekarang kalau manggung harus sewa piano, dulu sebelum pandemi seminggu bisa manggung 4 kali seminggu, sekarang satu kali sebulan saja susah, dan kalau ada panggilan saat ini biar bayarannya tidak seberapa diambil, yang penting bisa makan," ungkapnya.
Baca Juga: Curhat Pemikul Jenazah Covid-19 TPU Cikadut Disebut Pungli dan Mogok Kerja
Dalam kondisi serba sulit, selain mengontrak, ia bertahan dengan sedikit iuran dari rekan-rekan sesama musisi. Saepuloh berharap agar sang anak segera mendapat penangan, dan juga bantuan dari pemerintah.
"Ada untuk makan, tidak banyak tapi Alhamdulillah bersyukur, walaupun keadaan kayak gini saya dapat bantuan ada teman-teman yang ngasih, ini buat anak, teman-teman musisi, berpartisipasi. Sebenarnya saya tidak mau bilang, dikarenakan saya tidak kuat nahannya, karena keadaan anak saya sendiri yang pertama cari dana dari mana. Yaudah ngomong aja langsung dari musisi Cimahi," ungkapnya.
"Harapannya ingin anak saya cepat-cepat dioperasi saja, ingin cepat ditangani sama dokter, ingin cepat sembuh, itu yang saya harapkan, kalau misalkan soal dana ya belum kepikiran apalagi sampai puluhan juta. Apalagi sampai 15 juta kesana," imbuhnya.
Ketika dikonfirmasi mengenai penuhnya rumah sakit, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ahyani Raksanagara tidak menanggapi banyak, ia mengungkapkan bahwa dalam penanganan pasien ada kondisi darurat dan terencana.
Ia mengungkapkan karena sedang dalam pandemi Covid-19 memang fokus rumah sakit lebih banyak terhadap pasien yang terpapar virus corona. Namun, mengenai pengalihan fungsi kamar pasien menjadi kewenangan masing-masing rumah sakit.
Baca Juga: Cerita Tukang Panggul Jenazah COVID-19 Cikadut Sakit Hati ke Wali Kota Oded
"Bisa ya bisa tidak (penuh karena diisi pasien Covid-19), yang pasti memang kita sedang pandemi Covid maka fokus ke sana. Mengenai pengalihan layanan RS yang tahu apakah menggeser pelayanan atau menambah (untuk pasien Covid)," ungkapnya.
Berita Terkait
-
5 Masjid Karya Ridwan Kamil, Bukan Hanya Al Jabbar di Bandung
-
Sebelum Bertemu Ridwan Kamil, Lisa Mariana Ngaku Pernah Diminta Bikin Video Syur
-
Hotman Paris Singgung Video Syur, Reaksi Lisa Mariana Dinilai Tak Tahu Malu
-
Terekam Kamera, Mimik Wajah Istri Ridwan Kamil Tak Bisa Dibohongi: Semoga Kuat
-
Beda dari Firdaus Oiwobo, Hotman Paris Dorong Atalia Praratya Laporkan Lisa Mariana
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
Terkini
-
Warung Makan Bu Sum di Beringharjo Makin Laris Berkat BRI
-
Transformasi Digital: KB Bank Segera Beralih ke Sistem NGBS
-
Tragedi di RSHS, Dokter Residensi Rudapaksa Keluarga Pasien! Ini Fakta yang Diungkap Polisi
-
BRI UMKM EXPO(RT) 2025 Sukses Bawa Parfum Produksi Sidoarjo Go Global: Korea, Amerika, dan Nigeria
-
Modal Semangat dan Keberanian, Suryani Buktikan Perempuan Bisa Naik Kelas