Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Minggu, 31 Januari 2021 | 15:53 WIB
Ilustrasi kedelai sebagai bahan baku pembuatan pengolahan tahu dan tempe. Foto diambil di sebuah pabrik tahu di kawasan Duren Tiga, Jakarta, Kamis (6/10).

SuaraJabar.id - Lahan bekas tambang Galian C di Desa Cibulan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dimanfaatkan petani setempat untuk budidaya kedelai.

Petani kedelai pun meraup keuntungan di tengah harga kedelai yang sedang tinggi seiring peningkatan harga kedelai impor.

Seorang petani kedelai, Tarpin menuturkan berkat menanam kedelai, dirinya mendapatkan keuntungan.

"Kedelai bagi saya itu sudah jadi rezeki. Berkat menanam kedelai saya bisa mendapatkan keuntungan yang cukup, apalagi sekarang harga lagi tinggi," kata Ketua Gapoktan Cinta Asih itu dikutip dari Antara, Minggu (31/1/2021).

Tarpin mengatakan lahan yang dimanfaatkan kelompoknya untuk menanam kedelai merupakan bekas tambang Galian C yang sudah ditutup oleh pemerintah setempat.

Sebelum menanam kedelai, pihaknya bersama warga lainnya mengandalkan pendapatannya dari menambang Galian C yang saat ini telah ditutup.

"Dulu sebelum Galian C ini ditutup, kami mengandalkan penghasilan dari menambang. Namun di tahun 2018 tambang itu ditutup," ujar Tarpin.

Setelah ditutup pada 2018, kemudian Pemerintah Desa Cibulan mengajak semua warga yang pernah terlibat di Galian C untuk menanam kedelai di lokasi yang sama.

Sampai sekarang, kata Tarpin, para petani berhasil menanam dan memanen kedelai lokal varietas Anjasmoro, di bekas lahan Galian C di Desa Cibulan. Meski belum dapat memenuhi kebutuhan kedelai di daerahnya, namun berkat kedelai lokal ini kehidupan mereka bisa lebih sejahtera.

"Tanah bekas Galian C ini langsung suruh ditanami kedelai dan kami tidak menyewa. Bahkan benih juga dari desa," tuturnya.

Menurut Tarpin, kehidupannya berubah setelah menanam kedelai. Panen terakhir, ia berhasil memanen sekitar 4 ton kedelai dari empat hektare lahan yang digarapnya.

Selain itu menanam kedelai juga tidak membutuhkan biaya besar. Apalagi, kata dia, tanaman kedelai tidak memerlukan air yang banyak.

"Untuk hasil kita jual ke Bumdes dengan harga Rp 7 ribu per kilogram. Jadi hasilnya juga lumayan," terang dia.

Sementara itu, Kepala Desa Cibulan Iwan Gunawan menuturkan pihaknya berencana akan menanam kedelai di lahan sekitar 100 hektare, karena saat ini hanya 75 hektare saja. (Antara)

Load More