Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Sabtu, 20 Februari 2021 | 13:52 WIB
Yayan Taryana menunjukan salah satu tanaman yang dijual di lapak miliknya, Sabtu (20/2/2021). [Suara.com/Ferry Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Yayan Taryana (42) tak akan lupa dengan jenis tanaman kembang sepatu. Baginya, bunga tersebut adalah keberuntungan yang membawanya menjadi penjual tanaman hias yang memiliki omzet puluhan juta.

Penjual tanaman hias asal Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) itu ingat betul ketika masa-masa sulit tahun 1997, ketika itu ia mengalami kesulitan ekonomi.

Ada masa di mana saat Yayan kehabisan stok uang hingga tak bisa membeli susu untuk anaknya yang masih berusia 5 bulan saat itu. Kemudian ia menjual tanaman semak suku Malvaecae itu.

"Waktu itu saya jual 4 tangkai, satunya 5 ribu," ujar Yayan kepada SuaraJabar.id, Sabtu (20/2/2021).

Sejak saat itu, Yayan berpikir dan meyakini bahwa berjualan tanaman adalah usaha yang akan dijalaninya. Baginya bersama sang istri, kembang sepatu adalah penyelamat hidup.

"Bagi saya, tanaman itulah yang menyelamatkan kami. Dan saya sejak saat itu mulai serius berjualan tanaman," tutur Yayan.

Koleksi tanam di kios milik Yayan tengah disiram. [Suara.com/Ferry Bangkit Rizki]

Sebelum berjualan tanaman, Yayan sempat mencoba beberapa usaha seperti ternak cacing untuk menghidupi keluarganya. Namun harapan untuk meraih kesuksesan saat itu belum terwujud.

Kemudian tahun 1997 ia mulai merambah dunia tanaman, yang memang sebelumnya sudah digeluti keluarga besarnya. Namun kesukesan tak kunjung datang juga, sehingga saat itu ia tak terlalu serius bisnis tanaman.

Hingga akhirnya ia harus mengalami betapa susahnya membeli susu untuk anak cikalnya. Sejak saat itu Yayan pun mulai serius usaha tanaman.

"Memang dari nol saya rintis usahanya," ujarnya.

Kesan asri dan segar seketika mencuat setela memasuki kawasan Jalan Kolonel Masturi, Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, KBB. Berbagai jenis tanaman yang siap julan menyesaki lahan sekitar 300 meter persegi.

Di sanalah Yayan merintis usaha berjualan tanaman. Di lahan yang terbatas hasil sewanya, ada tanaman kelas indor dan outdor yang ia miliki. Seperti jenis Philodendron anthurium, Begonia calathea, Alokasia, Kaladium dan sebagainya untuk indor.

Kemudian untuk outdoor ada seperti buah-buahan, tanaman merambat, semak berbunga seperti mawar, rumput-rumputan, palem dan pepohonan.

"Paling banyak diburu itu seperti jenis daun talas, begonia dan dan sebagainya. Saya berusaha untuk mengkomplitkan," sebut Yayan.

Dari usaha tersebutlah Yayan mampu meraup pundi-pundi rupiah yang cukup menggiurkan. Dalam sebulan ia bisa membawa pulang uang Rp 15-20 juta (hitungan bersih) dengan penjualan rata-rata 50-100 pot dan polybag per hari.

Pembeli bunga yang datang Yayan bukan hanya berasal dari Bandung Raya, seperti Kota Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan KBB. Tapi juga berasal dari luar daerah, seperti Jakarta, Karawang dan sebagainya.

Mereka kebanyakan wisatawan yang melintas, yang kemudian tertarik untuk membeli berbagai jenis tanaman.

"Karena posisinya kan kebetulan di pinggir jalan, jadi mungkin ada yang mau wisata banyak yang mampir dulu," ujar Yayan.

Omzet Yayan naik gratis tatkala pandemi Covid-19 mewabah. Dimana ia bisa menjual 200-400 pot dan polybag per hari. Cuannya pun otomatis semakin besar hingga 50 juta dalam sebulan.

Kontributor: Ferry Bangkit Rizki

Load More