SuaraJabar.id - Di balik hiruk pikuk keramaian di Kota Cimahi, terselip kisah panjang penyebaran agama Islam oleh seorang tokoh bernama KH Usman Dhomiri. Ia merupakan ulama kharismatik penyebar dakwah Tarekat Tijaniyah.
KH Usman Dhomiri lahir tahun 1870. Kemudian kisaran tahun 1910-an beliau datang ke Kota Cimahi dan mulai menyebarkan agama islam dengan ajaran Tarekat Tijaniyah, yang merupakan salah satu tarekat yang berkembang di negeri ini.
“Belum ketahuan apa yang menyebabkan Syeikh Usman Dhomiri ini memilih Cimahi sebagai tempat tinggalnya. Karena sejauh ini memang menjadi guru, ulama Tarekat Tijaniyah. Ketika itu selain di Garut paling besar di Cimahi pusatnya,” ungkap pegiat sejarah, Machmud Mubarok kepada Suara.com, Kamis (11/3/2021).
Di Cimahi, tepatnya di Cisangkan, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, KH Usman Dhomiri tidak membuat pesantren. Ia hanya membuat acara pengajian di sekitaran tempat tinggalnya yang dinamakan Babakan Santri.
Baca Juga: Kerajaan Banten Ternyata Pernah Janji Serahkan Jakarta Pada Raja Inggris
Muridnya bukan hanya berasal dari Cimahi saja, melainkan dari berbagai daerah. Selain itu, beliau juga rutin menyebarkan ajarannya ke luar daerah. Bahkan menurut cerita, terang Machmud, KH Usman Dhomiri bisa berada di dua tempat dalam waktu yang bersamaan.
“Jadi dakwahya tidak hanya di Cimahi tapi daerah lain. Suka muncul semacam karomah, misal waktu yang sama Syeh Usman ada di Surabaya, tapi ada juga di Cimahi. Dua-duanya sedang berdakwah,” terang Machmud.
Selain tokoh penyebar agama Islam, KH Usman Dhomiri juga ternyata memiliki jiwa nasionalisme yang cukup tinggi. Ia merupakan salah satu tokoh penggerak melawan rezim Belanda dan kabarnya kerap menggelar pertemuan dengan tokoh besar.
Sebut saja HOS Tjokroaminoto. Puncaknya setelah kemerdekaan Republik Indonesia, KH Usman Dhomiri membentuk Laskar Hizbullah yang berisikan para ulama. Ia yang menggerakan santri untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Cimahi.
Tahun 1955, KH Usman Dhomiri wafat dan dimakamkan di belakang Masjid Baiturrohmah di RT 04/08, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi. Di sekeliling pusaranya, terdapat makam istri, anak dan sanak saudaranya.
Baca Juga: Pria Bersorban Lantunkan Azan versi Tiap Negara, Pas Indonesia Kasih Jempol
Masjid tersebut juga lah yang menjadi salah satu saksi bisu perjuangan KH Usman Dhomiri bersama para ulama lainnya untuk menyebarkan agama Islam dan melawan para penjajah. Masjid yang dibangun tahun 1938 tersebut sempat dibombardir tentara Belanda namun tetap berdiri kokoh.
Kondisi bangunan Masjid Baiturrohmah masih sama seperti pertama kali dibangun. Tetap satu lantai, dengan enam kubah. Interior di dalam masjid pun tetap mempertahankan gaya art deco dengan empat pilar yang menopang pondasi masjid.
Masjid tersebut sudah didaftarkan sebagai cagar budaya ke Kementerian Pendidikan dan Kebudaaan (Kemendikbud) RI. Bangunan tersebut sudah lolos verifikasi dan tinggal menunggu kajian Tim Ahli Cagarr Budaya, untuk kemudian ditetapkan sebagai cagar budaya.
Nama KH Usman Dhomori juga diabadikan sebagai nama jalan di daerah tersebut. Jaraknya memang tak sampai 2 kilometer. Namun sejarah dibalik nama jalan tersebut sangatlah panjang dan tak akan terlupakan.
Ketua DKM Masjid Baiturrohmah, Yus Rusdian mengatakan, KH Usman Dhomiri rupakan salah satu ulama besar yang mempelajari beberapa tarekat, sampai akhirnya menyebarkan tarekat tijaniyah di Indonesia.
"Di Indonesia juga dia banyak berdakwah, jadi bukan kyai yang selalu menetap di sini," kata Arifin.
Namun demikian, kata dia, beliau merupakan orang yang tak ingin dianggap sebagai pahlawan. Dengan alasan tersebut, kata dia, pihak keluarga sebetulnya tidak ingin nama KH Usman Dhomiri diabadikan sebagai nama jalan di Cimahi.
Ia menuturkan, sebelum pandemi Covid-19, biasanya peziarah dari berbagai daerah berbondong-bondong menggunakan bus dan sebagainya ke makam KH Usman Dhomiri.
"Sekarang juga masih ada tapi tidak sebanyak dulu. Biasanya yang rutin itu malam Rabu sama Jumat," tukasnya.
Berita Terkait
-
Undang Warga di Rumah Dinas, Kemiripan Taktik Ridwan Kamil dengan Belanda saat Tangkap Pangeran Diponegoro
-
Andil Tijjani Reijnders di Balik Keputusan Eliano Reijnders Pilih Timnas Indonesia
-
Terkuak Alasan Thom Haye Langsung Balik ke Belanda Usai Timnas Indonesia Hajar Arab Saudi
-
Bisa Tampung 2.500 Jemaah, Melongok Megahnya Masjid Jokowi di Abu Dhabi
-
Media Belanda Soroti Kemenangan Timnas Indonesia: Skuadnya Mirip Tim Oranje
Tag
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
Sikap Politik PWNU di Pilkada Jabar: Gubernur Terpilih Wajib Kuatkan Persatuan Umat
-
Dapat Bonus Logam Mulia 1 Gram, Yuk Ikuti KPR BRI Property Expo 2024
-
Apakah Samsung A35 Tahan Air dan Spesifikasinya
-
Transformasi Digital BRIAPI Sukses Membawa BRI Raih Pengakuan Global
-
Local Media Community 2024 Roadshow Class Tasikmalaya: Media Lokal Perlu Diversifikasi Sumber Pendapatan