SuaraJabar.id - Brainy Brilliant tak mau berpangku tangan dengan mengandalkan orang tuanya untuk biaya kuliahnya. Budidaya burung puyuh pun coba digarap pria 22 tahun itu untuk menghasilkan cuan.
Tiga tahun lalu, pria asal Sukabumi itu mulai ternak burung puyuh bersama kelompok peternak di wilayahnya. Semuanya tidak intsan, ia belajar terlebih dahulu kemudian hasilnya dipraktikannya.
"Saya baru mulai itu 3 tahun lalu. Saya sebelumnya pernah belajar," ujar Branly saat ditemui di Lembang, Bandung Barat, belum lama ini.
Untuk budidaya burung puyuh, lahan yang digunakan mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Kota Bandung itu tak terlalu luas. Hanya 3x8 meter saja yang terletak di Sukabumi.
Di lahan tersebut kini ada sekitar 3 ribu ekor burung puyuh yang dirawat Brainly. Dari usahanya itu, dalam sebulan ia bisa memperoleh Rp 3-4 juta
"Kalau per hari Rp 150-200 ribu. Itu dari penjualan telur yang sudah saya kemas," terangnya.
Untuk perawat ribuan burung puyuh, Brainly tak butuh waktu banyak dalam sehari. Ia hanya butuh waktu dua jam saja. Sisanya dihabiskan untuk berdiskusi dan mencari pasar.
Disela kesibukan dan kesuakannya terhadap dunia pangan, ia tak lupa akan tugas utamanya yakni sebagai seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Kota Bandung.
Lantaran saat ini perkuliahan masih dilakukan secara daring ditengah pandemi Covid-19 ini, Brainly memiliki waktu banyak untuk mengembangkan budidaya burung puyuhnya.
Baca Juga: Fraksi PAN DPR Yakin Polisi Segera Ungkap Pelaku Bom Bunuh Diri
Ia belum puas dengan ternaknya saat ini sehingga bertekad untuk mengembangkannya.
Gayungpun bersambut saat Brainly membaca informasi dari WhatsApp Grup tentang program Petani Milenial.
Setelah membaca seputar program yang digagas Pemprov Jabar itu, tanpa pikir panjang Brainly langsung mendaftarkan diri. Apalagi usahanya berkaitan dengan dunia pangan.
"Kalau market memang sudah ada, saya peternak yang tinggal mengembangkan saja. Jadi lewat program ini saya berharap usahanya semakin berkembang," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan melalui program Petani Milenial ini ia ingin merubah sejarah bahwa tinggal di desa juga bisa memiliki penghasilan setara dengan di perkotaan.
"Paling nyaman tinggal di pedesaan rezekinya perkotaan. Kita ubah sejarah bahwa tinggal di desa, bisa gaji bank di kota. Kasasrnya seperti itu," kata Ridwan Kamil.
Dalam program ini, dirinya membeberkan tiga hal. Pertama, dalam program ini yang harus disediakan adalah lahan. Bagi petani milenial yang tidak memiliki lahan, pihaknya sudah menyiapkannya.
Kemudian kedua untuk akses permodalan, pihaknya sudah bekerjasama dengan BJB. Terakhir untuk pemasaran pun, dalam program ini pihaknya sudah menyiapkannya.
Kang Emil, sapaannya menjelaskan, program ini salah satunya dibuat untuk mengurangi angka pengangguran di Jawa Barat ditengah pandemi Covid-19 ini.
"Intinya ini program inovatif Jabar untuk mengurangi pengangguran Covid secara cepat," tukasnya.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Berita Terkait
-
Dear Petani, Yuk Budidaya Porang! Sedang Diminati di Luar Negeri, Lho
-
Dibanding Ikan Tangkap, Budidaya Hewan Air Disebut Lebih Berbahaya
-
Ratusan Burung Puyuh di Lebak Mati Misterius, Uji Flu Burung Dikerahkan
-
Corona Belum Berakhir, Ratusan Burung Puyuh di Lebak Terinfeksi Flu Burung
-
Resep Telur Puyuh Cabe Ijo, Bisa Bikin Nambah Nasi Berkali-Kali
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
Kematian WS: Dari Ejekan di Lapangan Bola Jasinga, Berakhir Maut di Ujung Parang
-
IHR-Merdeka Cup 2025, Penonton Bakal Nikmati Kejuaraan Berkuda di Track Tepi Pantai Pangandaran
-
Dari Kurir Jadi Juragan! Dua Warga Bandung Raup Omzet Ratusan Juta
-
KRL Lumpuh Total Dihantam Gempa Bekasi: 5 Fakta Menegangkan di Balik Normalisasi Cepat
-
Cerita di Balik Layar Pemulihan KRL Usai Gempa Bekasi: Hujan Deras Tak Hentikan Kami