SuaraJabar.id - Kata shiyam dan shaum sama-sama memiliki arti berpuasa. Meski artinya sama, namun dua kata ini memiliki level atau tingkatan yang berbeda.
Perbedaan tingkatan antara shiyam dan shaum ini dijelaskan secara rinci oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqofah Ciganjur, Jakarta Selatan itu menjelaskan, shiyam memiliki level menahan makan dan minum dan hal lain yang dapat membatalkan puasa.
“Kalau shiyam itu terminologi syariah, kita meninggalkan makan minum dan hal-hal yang membatalkan puasa masuk ke dalam tubuh kita melalui lubang dari imsak sampe ghurubi asy-syamsy, itu namanya shiyam, wajib itu,” ungkap Kiai Said sebagaimana dimuat akun YouTube NU Online, Senin (12/4/2021).
Baca Juga: Ramadhan, Warung Nasi Dilarang Buka Siang Hari, Eko: Ini Indonesia, Bukan..
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqofah Ciganjur, Jakarta Selatan ini menambahkan, shaum memiliki arti imsaki hawai an-nafs, atau mencegah ajakan hawa nafsu.
Untuk itu, Kiai Said mengajak umat Muslim untuk meningkatkan level puasa dari shiyam menjadi shaum.
“Bukan hanya dari imsak sampe ghurubusy syams, bukan hanya masuknya sesuatu ke dalam tubuh, tapi mencegah lisan, mulut, dari hal-hal yang tidak benar, hoaks, menyebar fitnah, adu domba, caci maki, harus kita cegah mulut kita dari itu semua,” jelasnya.
“Hidung harus kita cegah dari hal-hal yang tidak benar, mata harus kita cegah melihat dari hal-hal yang tidak benar, telinga harus kita cegah jangan sampai mendengarkan hal-hal yang tidak benar, semua tubuh kita kita jaga jangan sampai melakukan hal-hal yang melanggar dan bertentangan dengan syariat islam,” lanjutnya.
Lalu, ia juga menambahkan, selain itu kita harus mampu menjaga hati dan jiwa agar bisa memiliki hati dan jiwa yang bersih.
Baca Juga: Kemenag Minta Larangan Warung Nasi Buka Siang saat Ramadhan Ditinjau Ulang
“Mari kita arahkan menjadi hati yang bersih, jiwa yang bersih, pemikiran yang jernih agar kita jauh dari ajakan hawa nafsu yang selalu menggoda kita, membisiki kita, namanya hawajisi an-nafs, atau wasawisy syaithon, kalau dari setan namanya waswas atau wasawis, kalau dari hawa nafsu namanya hawajiz, atau hajiz, sebab hawa nafsu selalu mengimingi kita dengan hal-hal yang tidak benar,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Puasa Arafah 2025: Jadwal, Niat, dan Keutamaannya
-
Perbedaan Puasa Arafah 2025 di Indonesia dan Arab, Kenapa Mulainya Tidak Sama?
-
Menangis Saat Maxime Bouttier Dinner dengan Cewek Lain, Melaney Ricardo Ungkap 'Saingan' Luna Maya
-
BRI Liga 1: Ramadhan Sananta Ingin Beri Perpisahan Manis untuk Persis Solo
-
Tata Cara Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah, Ibadah Sunnah Jelang Idul Adha 2025 Penuh Keutamaan!
Terpopuler
- Kemarin Koar-koar, Mertua Pratama Arhan Mewek Usai Semen Padang Tak Main di Liga 2
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
- Resmi! Bek Liga Inggris 1,85 Meter Tiba di Indonesia Akhir Pekan Ini
- Rekomendasi Mobil Bekas Setara Harga Motor Baru di Bawah 25 Juta, Lengkap Spesifikasi dan Pajaknya
- Rekomendasi Aplikasi Penghasil Uang Resmi Versi Pemerintah Mei 2025, Dapat Cuan dari HP!
Pilihan
-
4 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp80 Juta: Irit Bahan Bakar, Kabin Longgar
-
Mantan Bos PT Sritex Jadi Tersangka Kasus Korupsi, Ini Respon Tim Kurator
-
7 Motor Bekas Murah Rp2-3 Jutaan: Irit dan Bandel, Kembalikan Kenangan Masa Lalu
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik Mei 2025
-
Profil Nicholas Nyoto Prasetyo Dononagoro, Ketua Koperasi BLN Dugaan Investasi Bodong
Terkini
-
Dear Warga Jabar, Klaim 7 Link DANA Kaget Hari Ini Jika Mau Cuan
-
Muhammad Farhan Minta Bobotoh Tahan Diri, Siapkan Pawai Akbar Besok
-
BRI Perkuat Komitmen Bina Sepak Bola Sejak Dini: Jadi Sponsor GFL Series 3
-
Ketangguhan Persib Bandung, Bawa Kemenangan Dramatis di Laga Penutup Musim
-
Kejati Jabar Tahan Yossi Irianto, Bekas Sekda Kota Bandung Tersangka Korupsi Aset Negara