SuaraJabar.id - Ada kebiasaan ngabuburit atau menunggu waktu buka puasa yang tergolong ekstrem di Kabupaten Purwakarta. Kebiasaan ngabuburit ini bahkan sudah tergolong membahayakan nyawa orang yang melakoninya.
Ngabuburit ekstrem ini dilakukan di Jembatan Kereta Api Cisomang, yang berlokasi di Desa Depok, Kecamatan Darangdan.
Setiap sore di bulan Ramadhan, sejumlah orang gemar berkumpul di jembatan api kereta api yang masih aktif ini.
Kebiasaan ini nyaris membahayakan keselamatan mereka, karena tidak ada jarak aman dengan perlintasan rel kereta api aktif tersebut.
"Kalau ada kereta melintas ke pinggir, apalagi sebelum kereta melintas ada tanda-tandanya, seperti bunyi klakson kereta terdengar dari jauh. Sepertinya masinis juga sudah mengetahuinya, jika suka banyak yang ngabuburit di sini," kata Sanudin (45), salah seorang warga yang ngabuburit di Jembatan Cisomang, Minggu (18/4/2021).
Tidak ada yang beda dari cara masyarakat ngabuburit di Jembatan Kereta Api Cisomang ini. Mereka sekadar bercengkrama bersama teman, keluarga, dan anak-anak, menunggu waktu berbuka puasa tiba.
Lokasi ini menjadi favorit masyarakat ngabuburit, karena menyuguhkan pemandangan alam yang indah.
Hamparan pegunungan hijau nan asri, ditambah udara sejuk, menjadi daya tarik masyarakat untuk ngabuburit di jembatan yang ada di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dengan Purwakarta itu.
"Setiap bulan puasa Jembatan Cisomang ini rame, banyak warga ngabuburit, yah mungkin karena lokasinya enak saja, sejuk, dan adem," kata sorang warga bernama Kurnia.
Baca Juga: 3 Tempat Ngabuburit dan Buka Puasa di Taman Impian Jaya Ancol
Jembatan ini diketahui memiliki ketinggian diperkirakan 100 meter dan panjang 200 meter lebih. Ketika kereta melintas, hanya tersisa sedikit ruang bagi warga untuk mengamankan diri di pinggiran.
Di pinggir rel itu mereka harus tetap berhati-hati memegang pengaman, salah-salah, nyawa bisa jadi taruhannya.
Sejak diresmikan 2004 silam, Jembatan Kereta Api Cisomang setiap hari menjadi jalan alternatif masyarakat, untuk melintas, baik berjalan kaki maupun kala naik kendaraan roda dua.
Mereka memanfaatkan kerangka baja yang memiliki lebar sekitar 80 sentimeter, tepat berada di samping rel kereta api.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
Terkini
-
Sampurasun! Bank Mandiri Rayakan 27 Tahun Sinergi Majukan Negeri, Resmikan Livin' Fest Bandung 2025
-
Dua Gol Mulus Bawa Persib Kuasai Asia! Taklukkan Selangor, Jaga Jarak di Puncak ACL 2
-
15.600 Ponpes Jabar Terancam? Iwan Suryawan Desak Dana Hibah 2026 Khusus Penyelamat Bangunan
-
Jawa Barat Zona Merah Keracunan MBG Tertinggi Nasional: Ribuan Anak Jadi Korban!
-
Ini Pejabat Hampir Dipecat Dedi Mulyadi Karena Kasus Data APBD