SuaraJabar.id - Semua hal membutuhkan keseimbangan, begitu pula emosi. Walau memang ada kaitannya dengan genetika dan temperamen, emosi ternyata juga bisa dilatih supaya seimbang.
Seimbang secara emosional bukan berarti tak pernah merasakan emosi negatif, seperti kecemasan, takut, dan lainnya. Namun, Anda akan mengakuinya, melakukan validasi, dan membiarkan perasaan tersebut berjalan dengan sendirinya.
Misalnya saat sedih, orang yang seimbang secara emosional tak menyalahkannya kepada diri sendiri. Mereka aka mengingatkan diri bahwa kesedihan adalah bagian normal dari menjadi manusia.
Dilansir dari Medium, berikut tiga hal yang perlu diperhatikan untuk melatih emosi agar seimbang:
Menetapkan batasan yang sehat
Baik atau buruk, manusia merupakan makhluk sosial. Hal itu membuat kita cenderung sangat peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain terhadap diri kita.
Namun, jika menginginkan keseimbangan emosional yang lebih baik, Anda mesti mampu mengomunikasikan keinginan dan kebutuhan secara tegas serta menetapkan batasan yang sehat di antaranya.
Menetapkan batasan yang sehat berarti bersedia memberi tahu orang lain apa yang akan dan tidak akan Anda toleransi. Bagian yang terpenting, Anda juga bersedia menegakkan batasan tersebut dengan perilaku dan menerima konsekuensinya.
Melepaskan pikiran yang tidak perlu
Baca Juga: Mengemil Larut Malam Justru Bikin Orang Tak Produktif Esoknya, Kok Bisa?
Berpikir adalah mesin emosi. Orang dengan keseimbangan emosional adalah ahli dalam melepaskan pikiran yang bisa memperkuat emosi mereka.
Faktanya, kita sebenarnya mempunyai sedikit kendali atas pikiran kita sendiri. Walau kerap tak dapat mengontrol pikiran awal yang muncul, kita selalu bisa mengontrol cara memikirkan pikiran tersebut atau cara menanggapinya.
Tentu saja, melepaskan itu sulit. Jadi seperti hal sulit lainnya, dibutuhkan latihan dan kesabaran untuk bisa menjadi lebih baik.
Menerima perasaan yang menyakitkan
Kendati terampil melepaskan pikiran yang tidak perlu, kita masih tetap bisa merasakan emosi yang menyakitkan, seperti kecemasan, kesedihan, hingga kemarahan.
Jadi, ketimbang menolaknya, lebih baik memperlakukan emosi tersebut seorang 'teman', contohnya:
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Gerbang Tol Karawang Timur Diambil Alih Tanggung Jawab Bupati Aep, Apa Rencananya?
-
Pakar Kebijakan Publik Kritik MK: Polisi dan Kementerian Sama-Sama Sipil
-
AKPI Tawarkan Solusi UU Kepailitan Baru untuk Sukseskan Perampingan BUMN Era Prabowo
-
Kronologi Lengkap Pembunuhan Sadis di Tol Jagorawi
-
Penampakan Tali Jemuran Merah Jadi Saksi Bisu Maut Driver Taksi Online di Tol Jagorawi