Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Minggu, 23 Mei 2021 | 16:25 WIB
Sebuah batu di area Gunung Batu, Kabupaten Bandung Barat yang diklaim sering dijadikan tempat berkumpul para petinggi dan pejabat negara. Batu ini berada di atas lintasan Sesar Lembang. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Sekilas, Gunung Batu hanyalah gunung yang dipenuhi dinding alam dan bebatuan raksasa. Gunung yang terletak di Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) ini ternyata memiliki banyak kisah.

Dari puncak gunung dengan ketinggian 1.228 mdpl, hamparan wilayah Bandung Raya terkhusus kawasan Lembang bisa dilihat dengan mata telanjang. Dengan suguhan pemandangan alam, gunung tersebut cocok bagi penyuka ketinggian.

Namun di balik bebatuan raksasa dan panorama alam itu, ternyata Gunung Batu batu memiliki hikayat panjang. Bukan hanya sekedar Sesar Lembang yang mengancam dengan potensi gempanya.

Tempat Berkumpulnya Para Dalem

Baca Juga: Kampung Terpencil di Bandung Ini Tak Ada di Google Maps

Konon katanya di gunung tersebut merupakan tempat berkumpulnya para Pangangung yang di sebut para dalem. Atau kini disebut semacam kepala negara, kepala daerah seperti bupati, hingga camat.

Hal itu ditandai dengan keberadaan dua makam keramat atau petilasan, yang tertulis atas nama Embah Mangkunagara yang dulunya sebagai kepala negara dan Embang Jambrong yang menjadi wakilnya.

Makam keramat di area Gunung Batu, Kabupaten Bandung Barat yang diklaim sering dijadikan tempat berkumpul para petinggi dan pejabat negara. Batu ini berada di atas lintasan Sesar Lembang. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

"Dulu sejarahnya menurut juru kunci dulu Gunung Gabtu itu tempat perkumpulan para panganggung kepala negara, para dalem," ujar Lasmana (53), Juru Kunci Gunung Batu saat ditemui Suara.com belum lama ini.

Lasmana adalah nama sebenarnya yang kurang diketajui orang. Ia lebih dikenal dengan nama Abah Ujang, yang sudah sejak tahun 1992 menjadi juru kunci atau kuncen generasi keenam yang menjadi makam keramat Embah Mangkunagara dan Embang Jambrong.

Ia meneruskan orang tuanya yang sebelumnya menjaga gunung tersebut sejak tahun 1940-an. Menurut hikayat yang diketahui Ujang dari para pendahulunya, gunung tersebut sudah ada sejak 3 ribu abad yang lalu.

Baca Juga: Jejak Islam di Tangerang, Makam Keramat Solear hingga Mitos Monyet Liar

"Dulu mah belum dibuat membentuk makam, masih hamparan batu. Sekarang kan sudah dibuat saungnya," kata Ujang.

Makna Batu Besar di Gunung Batu

Ada beberapa batu besas di puncak Gunung Batu yang ternyata memiliki arti. Seperti batu besar di dekat pintu masuk makam keramat yang disebut Embang Lawang atau tempat jaga Pangangung.

Kemudian batu besar dekat sebuah tugu yang dibangun TNI, yang dijadikan sebagai tempat berkumpulnya para tokoh-tokong yang diagungkan saat dahulu kala.

"Sampai di bawah ada batu sapi nunggal, seperti pengantar mau pulang," ujar Ujang.

Sudah Banyak Didatangi Tamu Sejak Dulu

Ujang mengungkapkan, sejak zaman dulu makam keramat di Gunung Batu sudah banyak dikunjungi tamu dari berbagai daerah. Termasuk ketika ia ditunjuk untuk melanjutkan orang tuanya sebagai juru kunci.

Bukan maksud untuk menduakan Sang Maha Pencipta, sebab doa terbaik sejatinya hanyalah kepada Allah SWT. Namun kedatangan mereka ingin mencari keberkahan sebagai bentuk dari ikhtiar.

"Hanya meminta syariat, mau jadi apa keingiannya dikabulkan. Yang penting harus paham, yang memberi itu Allah, dan minta juga harus ke Allah," imbuh Ujang.

Ia mengklaim, tamu yang datang ke Gunung Batu berasal dari berbagai daerah. Sebut saja Bogor, Jakarta, Karawang dan sebagainya. Mereka berasal dari kalangan pejabat hingga pengusaha.

"Kalau pejabat itu biasanya ada yang mau nyaleg, atau mau jabatannya naik pada ke sini," tukasnya.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More