SuaraJabar.id - Kampung Lebaksiuh, Desa Ciptaharja, Kecamatan Cipatat adalah bagian dari Kabupaten Bandung Barat (KBB). Namun keberadaan pemukiman dengan 24 Kepala Keluarga (KK) itu terisolir.
Perkampungan tersebut nyaris "tidak tersentuh" program pembangunan pemerintah selama Kabupaten Bandung Barat (KBB) berdiri 13 tahun ini.
Untuk mendapat layanan pemerintah, kesehatan, ekonomi hingga pendidikan warga harus menempuh jarak hingga 9 kilometer.
Kampung Lebaksiuh terletak di tapal batas Kecamatan Cipatat dengan Kecamatan Saguling. Satu-satunya akses jalan yang bisa dipakai warga melalui jalur ke power house PLTA Saguling, melewati perkebunan PTPN VIII, dan lahan Perhutani Bandung Selatan.
Kondisi jalan ke kampung itu hanya jalur setapak yang nyaris tidak tersentuh mulusnya aspal. Hingga kini jalannya masih licin dengan tanah merahnya.
Kontur jalan penuh turunan dan tanjakan diapit perkebunan karet dan hutan pinus. Sebagian terdapat batu-batu besar dan jurang dalam.
Bahkan, khusus Kampung Lebaksiuh sulit diakses lantaran tak masuk google maps. Tak semua sinyal handphone bisa menembus kampung tersebut.
"Ini askes satu-satunya menuju desa, kecamatan, dan pasar. Kalau pun ada jalan lain, itu memutar sangat jauh melewati kecamatan Saguling dan Padalarang," ujar Ketua RW 19, Kampung Lebaksiuh, Jajang saat ditemui belum lama ini.
Puluhan tahun jalan tersebut memang kondisinya rusak parah dan kondisinya sangat buruk. Kala hujan turun, jalan beralaskan tanah itu berubah menjadi lumpur nyaris tak bisa dilewati, lantaran akan berubah jadi kubangan lumpur dan jalur aliran selokan.
Baca Juga: Tampilan Gaza di Google Maps Terlihat Buram, Terungkap Ini Alasannya
Jika dipaksakan lewat dengan kendaraan roda dua, tentunya akan sangat sulit. Apalagi kendaraan roda empat. Lengah sedikit, tentunya kubangan-kubangan lumpur tersebut sudah menanti melumuri tubuh dan kendaraan mereka yang terjebak.
Warga di kampung itu sudah lelah dengan kondisi ini. Sudah beberapa kali mereka mengajukan bantuan kepada pemerintah namun hingga kini nampaknya para pejabat nampaknya "belum tergoda" untuk membangun akses jalan ke Kampung Lebaksiuh.
"Sudah beberapa kali mengajukan bantuan ke pemerintah agar dilakukan pelebaran dan pengerasan. Tapi hingga belum ada," sebut Jajang.
Akses jalan yang sangat buruk itu sangat mengganggu mobilitas warga. Seperti halnya untuk mengangkut hasil bumi, mengingat mayoritas warga di sana berprofesi sebagai petani dan perajin gula aren.
Sementara untuk akses pendidikan, jarak terdekat adalah SDN Jatibaru di Tapal Batas Saguling yang jaraknya sekitar 5 kilometer.
"Kita sangat sulit apalagi kalau hujan. Kalau untuk pendidikan paling dekat ada SDN 2 Jatibaru di Saguling," tutur Jajang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 9 Potret Rumah Eko Patrio Seharga Rp150 Miliar, Ada Rooftop Pool di Lantai 4
- Kronologi Penangkapan Mahasiswa Unri Khariq Anhar di Jakarta
- Rumah Ahmad Sahroni Dijarah Massa, Bocah Pamer dapat Jam Tangan Rp 11 Miliar
- Pencabutan Artikel 'Ahmad Sahroni Minta Maaf...'
- Eko Patrio dan Uya Kuya Resmi Mundur dari Anggota DPR RI
Pilihan
-
Kenalan dengan Stade Brest, Dulu Rumah Franck Ribery Kini Jadi Hunian Mees Hilgers
-
Negara Tetangga Indonesia di Ambang Kekacauan, Potensi Kudeta Militer Mencuat
-
Core Indonesia Desak Pemerintah Koreksi Total Kebijakan Ekonomi, Batalkan Pajak & Pangkas Belanja
-
Netizen Cari Raffi Ahmad yang Mendadak Hening: Mana Suaranya, A?
-
Demo Meluas Bukan karena Asing, Tapi Masalah Perut!
Terkini
-
Bye-bye Jalan-jalan ke Luar Negeri! Anggaran Dinas DPRD Jabar Dipakai Dedi Mulyadi
-
Ancaman Serius di Cianjur: Viral Ajakan Jarah Rumah 50 Anggota DPRD, Polisi Siaga Penuh
-
Skandal Korupsi CSR BI-OJK: KPK Bongkar Jaringan di Sukabumi, 6 Saksi Diperiksa Terkait Heri Gunawan
-
Keluarga Almarhum Affan Kurniawan Dapat Rumah dari Pemerintah
-
6 Fakta di Balik Kebijakan ASN Bogor Wajib Pakai Baju Bebas Selama 4 Hari