Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Senin, 24 Mei 2021 | 11:58 WIB
Simulasi PTM di SDN Cimahi Mandiri 2 Kota Cimahi pada Senin (24/5/2021). [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Kota Cimahi memulai simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada Senin (24/5/2021). Uji coba diikuti sekolah jenjang TK/PAUD, SD hingga SMP.

Tercatat ada 27 dari 400 TK/PAUD, 102 dari total 116 SD dan 37 dari 45 SMP yang melaksanakan simulasi PTM. Simulasi akan berlangsung selama enam hari ke depan sebagai persiapan PTM yang sesungguhnya pada 19 Juni mendatang.

Berdasarkan pantauan di SDN Cimahi Mandiri II, Jalan Djulaeha Karmita, Kota Cimahi para siswa nampak begitu gembira kembali lagi ke sekolah meski baru sebatas simulasi. Sudah setahun lebih mereka tidak merasakan belajar di sekolah akibat pandemi Covid-19.

Dalam simulasi PTM ini, para siswa harus beradaptasi dengan kebiasaan baru ditengah pandemi COVID-19 ini.

Baca Juga: Disdik Sleman Gelar Sekolah Tatap Muka Bulan Juli, Masuk 2 Kali Seminggu

Dari mulai memasuki gerbang sekolah, jalur khusus dengan diberikan jarak harus diikuti para siswa.

Kemudian mereka juga harus mencuci tangan dan memakai handsanitizer yang sudah disiapkan pihak sekolah. Kemudian di dalam kelas, kapasitas hanya 50 persen.

Siswa harus duduk sendiri-sendiri dengan masker selalu melekat menutup mulut dan hidung sebagai bagian dari ikhtiar untuk mencegah penularan COVID-19.

"Iya seneng bisa ke sekolahlagi. Ketemu temen-teman. Soalnya udah lama enggak belajar di sekolah," tutur Alsyahla Permatasari (9), siswa kelas III SDN Cimahi Mandiri II.

Ia sudah diberitahu protokol kesehatan yang harus ditetapkan saat berada di sekolah. Bagi Alsyahla itu tak masalah yang penting bisa belajar lagi di sekolah seperti dulu.

Baca Juga: Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka Tergantung Pemda

"Iya bosen juga terus belajar di rumah. Kalau di sekolah kan lebih gampang belajarnya karena kalau gak ngerti ada gurunya langsung," ujarnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Cimahi Ngatiyana mengatakan pelaksanaan simulasi PTM pada hari pertama ini sudah sesuai dengan aturan yang ditentukan sebelumnya. Evaluasi sendiri baru bisa dilaksanakan pada pelaksanaan simulasi besok.

"Hari ini Kota Cimahi melaksanakan simulasi PTM untuk TK, SD, dan SMP. Simulasi PTM ini dilakukan sebelum PTM Juli nanti. Karena akan kagok kalau tidak simulasi dulu," ungkap Ngatiyana.

Dirinya sangat menekankan soal penerapan protokol kesehatan selama simulasi PTM, misalnya sterilisasi ruangan kelas sebelum dan sesudah digunakan hingga siswa dan guru tidak berkerumun.

Pihak sekolah juga wajib menyediakan ruang isolasi yang bakal digunakan untuk merawat siswa yang sakit selama simulasi PTM berjalan.

"Sterilisasi kelas wajib dilakukan, ruangan disemprot dulu baru siswa bisa masuk setelah dipakai disemprot lagi. Kita siapkan ruangan isolasi juga, jadi apabila ada siswa sakit dan panas nanti diperiksa di situ. Langkah ini dipersiapkan secara matang," jelasnya.

Selama simulasi PTM berjalan, siswa yang diizinkan mengikuti pembelajaran maksimal hanya 15 orang siswa setiap kelasnya. Sementara untuk TK hanya 5 orang setiap kelasnya.

"Jumlah siswa maksimal 15 orang satu kelas, jadi kalau ada 40 orang satu kelas maka dibagi tiga sesi 15-15-10. Itu untuk menghindari penumpukan di dalam kelas. Durasi PTM juga dibatasi, 2 jam untuk SD dan 3 jam untuk SMP," terangnya.

Ngatiyana menegaskan jika potensi kemunculan klaster baru dari pelaksanaan simulasi PTM. Hal itu akan berujung pada penghentian simulasi bila diperlukan.

"Kalau misalnya nanti ada kemunculan hal yang tidak diinginkan (klaster baru) akan dievaluasi. Kalau memang perlu ya bisa dihentikan. Tapi kan kita sudah lakukan segala upaya antisipasi, ini fungsinya mencegah hal itu," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi Harjono menambahkan, pihaknya meminta orang tua untuk mengantar dan menjemput anak ke sekolah. Ia menyarankan untuk tak menggunakan angkutan umum untuk sementara waktu.

"Sementara kita imbau untuk tak menggunakan angkutan umum. Uji coba ini kita sambil lihat simulasi kondisi lalu lintas. Kan per zona, jangan sampai anak-anak justu kenanya di angkutan," imbuh Harjono.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More