SuaraJabar.id - Jalan Braga dan Alun-alun Bandung merupakan salah satu ikon pariwisata Kota Bandung. Dua tempat ini kerap dijadikan tempat untuk menghilangkan kejenuhan dan stress oleh warga.
Namun sayang, di dua tempat ikonik ini terdapat praktik yang terkadang mengganggu ketenangan warga yang sedang menikmati aktivitas mereka. Salah satunya adalah oknum pengamen yang meminta uang secara paksa pada warga.
Pada 11 Mei 2021 lalu misalnya, oknum pengamen melakukan aksi kekerasan pada seorang pengunjung minimarket di Jalan Braga. Pengamen jalanan itu merasa tak terima karena pengunjung minimarket itu pergi saat mereka meminta uang.
Rekaman insiden itu sempat viral di jejaring media sosial. Kekinian, dua pengamen itu telah diamankan polisi. Keduanya terancam pidana satu tahun bui.
Baca Juga: Suara Misterius di Langit Bandung dari Sesar Lembang? Ini Kata BMKG
Meski telah ada proses hukum pada pengamen jalanan yang meminta uang secara paksa, praktik ini ternyata masih berjalan di sekitar Alun-alun Kota Bandung.
Dosen Antropologi Unpad, Budi Rajab menilai fenomena itu sebagai kedok dari pemerasan.
"Ada dua macam pengamen, yang kalau tidak dikasih itu marah-marah, dan ada juga yang tidak. Mengamen dengan cara memaksa itu bisa dianggap sebagai kedok dari pemerasan," ujar Budi melalui sambungan telepon, akhir pekan kemarin.
Budi pun menganggap pentingnya bagi para pengamen untuk mengingatkan satu sama lain supaya bisa lebih menjaga etika saat mengamen. Hal itu perlu dilakukan supaya masyarakat bisa lebih menerima keberadaan pengamen di ruang-ruang publik.
"Penting sekali bagi sesama pengamen untuk mengingatkan satu sama lain terkait hal ini (pemaksaan)," kata Budi.
Baca Juga: Menyentuh Hati! Kisah Pengamen Robocob, Hibur Pengendara Demi Pengobatan Istri
Menurut Budi, pemaksaan yang dilakukan oknum pengamen adalah suatu hal yang kurang pantas untuk dilakukan. Pasalnya, profesi pengamen itu sendiri sifatnya adalah sukarela. Artinya, orang yang memberikan uang kepada pengamen pun harus merasa sukarela tanpa ada paksaan.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Ramai soal Preman Berkedok Ormas, Golkar: Jangan Pernah Negara Dikalahkan oleh Para Preman Itu
-
Razia Premanisme di Jakarta Barat, Juru Parkir Malah Jadi Korban Salah Tangkap
-
1.197 Preman Terjaring Dalam Operasi Berantas Jaya, Pemerasan Kasus Paling Banyak
-
Sekuriti Pasar Hampir Dipukuli Ormas, Kisah Kelam Pungli di Pasar Induk Kramat Jati Terungkap
-
Bawa Samurai, Pria di Cengkareng Ditangkap Polisi Usai Minta Uang Bulanan ke Bengkel Mobil
Terpopuler
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe MPV Mei 2025: 7-Seater Harga Mulai Rp30 Jutaan, Pajak Miring
- 3 Pihak Blak-blakan Beri Dukungan untuk Yuran Fernandes, Komdis PSSI Revisi Hukuman
- Rekomendasi 5 Mobil Bekas Murah Meriah untuk Ibu Muda yang Super Aktif! Mulai 65 Jutaan
- Olla Ramlan Resmi Umumkan Lepas Hijab: Pilihan Terbaik Bukan yang Bikin Kita Nyaman
- 10 Pemain Keturunan Bisa Dinaturalisasi Demi Timnas Indonesia Lolos Olimpiade 2028
Pilihan
-
Besok Demo Besar Ojol, 500 Ribu Pengemudi Matikan Aplikasi
-
Alasan PPATK Blokir Rekening Masyarakat Sejak Kemarin
-
5 Mobil Matic Murah untuk Kaum Hawa: Hemat Bensin, Pilihan Warna Dukung Gaya
-
Harga Emas Antam Lompat Tinggi di Awal Pekan Jadi Rp1.894.000/Gram
-
7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
Terkini
-
Longsor Dahsyat Lumpuhkan Jalur Cipasung-Subang, Pengendara Terjebak!
-
Saldo DANA Kaget Ratusan Ribu di Hari Ahad, Klik Cepat Link Ini
-
Desa BRILiaN Merapi, Inovasi Wisata Alam dan Pertanian Berkelanjutan yang Menginspirasi
-
Tokoh Ulama Pesantren Buntet, KH Abbas Abdul Jamil Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
-
Lanjutan Sidang Korupsi Dana Hibah NPCI Jabar: Saksi Ungkap Kevin Fabiano Tak Pernah Buat LPJ