SuaraJabar.id - Pabrik Garmen PT Koin Baju Global di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi didatangi sejumlah warga Kampung Lembur Kolot, Desa Tenjoayu pada Selasa (22/6/2021). Warga mendatangi pabrik tersebut untuk meluapkan emosi mereka.
Ada beberapa hal yang membuat warga mendatangi pabrik garmen itu. Pertama mereka merasa tidak diperhatikan oleh manajemen pabrik.
Kedua, ada warga mereka yang diduga diusir oleh pihak pabrik saat hendak dites kerja di perusahaan itu.
Warga Kampung Lembur Kolot, Feri Supriatman (29 tahun) mengaku diusir oleh pemilik PT Koin Baju Global saat akan dites bekerja sebagai operator sewing. Saat itu Feri dites menjahit, namun menurut pengakuannya ia disuruh pulang oleh pemilik perusahaan dengan nada seperti membentak.
Baca Juga: Jemput Ratusan Kg Sabu dari Timur Tengah di Palabuhanratu, Samsul Terancam Hukuman Mati
"Padahal saya sebelumnya mengikuti kursus menjahit sekitar tiga minggu dan mengeluarkan biaya," kata dia.
Insiden dugaan pengusiran tersebut terjadi beberapa waktu yang lalu setelah Feri sebelumnya melamar pekerjaan di PT Koin Baju Global.
Kedatangan puluhan warga pada Selasa ini berujung mediasi antara sejumlah perwakilan pemuda dengan pihak perusahaan. Dalam mediasi tersebut disepakati bahwa PT Koin Baju Global akan merekrut enam orang dari Kampung Lembur Kolot hingga akhir Juli nanti.
"Besok ada dua orang, sisanya empat orang masuk dengan cara bertahap hingga bulan Juli," kata ketua pemuda Kampung Lembur Kolot, Ayug.
Diketahui sebelumnya telah ada dua warga Kampung Lembur Kolot yang bekerja di perusahaan itu.
Baca Juga: Ridwan Kamil Ungkap Rencana Menhan Prabowo di Sukabumi
Jika kesepakatan hasil mediasi itu dilanggar, sambung Ayug, warga akan kembali mendatangi PT Koin Baju Global.
"Kalau pihak perusahaan melanggar kesepakatan, kita akan terus melakukan aksi seperti ini sampai tuntutan kita didengar," ucapnya.
Bagian Human Resource Development PT Koin Baju Global Ferry Firmansyah ikut menjelaskan ihwal dugaan pengusiran tersebut. Menurutnya, pemilik perusahaan tidak berniat mengusir warga Kampung Lembur Kolot saat akan dites kerja, melainkan perbedaan budaya di mana pemilik PT Koin Baju Global berasal dari negara lain.
"Sebetulnya itu bukan pengusiran, hanya saja budaya di Korea sama di sini kan beda. Memang nada bicara Mr Kim (pemilik perusahaan) pada waktu itu seakan-akan mengusir, tapi padahal dia itu memang seperti itu, niatnya tidak mengusir," kata Ferry.
"Selanjutnya kita akan menjalin komunikasi yang baik dengan warga setempat," tambah dia.
Berita Terkait
-
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia vs Korea Utara di Perempat Final Piala Asia U-17 2025
-
Jadi Lawan Timnas Indonesia U-17, Korea Utara Punya 2 Trofi Juara Piala Asia U-17
-
Kebobolan Menit Akhir, Korea Utara Sengaja Ingin Ketemu Timnas Indonesia U-17?
-
Timnas Indonesia Hadapi Korea Utara di Perempat Final Piala Asia U-17
-
Penantian Berakhir! Lee Min Ho Sapa Fans Jelang Fan Meeting di Indonesia
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
-
Persija Terlempar dari Empat Besar, Carlos Pena Sudah Ikhlas Dipecat?
Terkini
-
Warung Makan Bu Sum di Beringharjo Makin Laris Berkat BRI
-
Transformasi Digital: KB Bank Segera Beralih ke Sistem NGBS
-
Tragedi di RSHS, Dokter Residensi Rudapaksa Keluarga Pasien! Ini Fakta yang Diungkap Polisi
-
BRI UMKM EXPO(RT) 2025 Sukses Bawa Parfum Produksi Sidoarjo Go Global: Korea, Amerika, dan Nigeria
-
Modal Semangat dan Keberanian, Suryani Buktikan Perempuan Bisa Naik Kelas