SuaraJabar.id - Dilarang masuk ke ruang isolasi, keluarga pasien COVID-19 di Garut nekat memukul perawat yang bertugas. Insiden ini terjadi di Puskesmas Pameungpeuk, Kabupaten Garut.
Kekinian, polisi dan TNI tengah melakukan pencarian terhadap pelaku pemukulan perawat Puskesmas Pameungpeuk itu.
Kasus ini juga mendapat atensi dari Wakil Bupati Garut Helmi Budiman. Ia mendukung upaya aparat berwenang untuk memproses hukum kasus pemukulan perawat Puskesmas Pameungpeuk.
"Kejadian perawat dipukul ketika menangani pasien COVID-19 ini baru pertama kali terjadi di Kabupaten Garut, proses hukum akan terus berlanjut," kata Helmi saat menanggapi kasus pemukulan perawat yang dilakukan salah seorang keluarga pasien di Garut, Kamis (24/6/2021).
Ia mengaku sudah mengetahui insiden pemukulan yang dilakukan keluarga pasien terhadap seorang perawat yang sedang menangani pasien positif COVID-19 di Puskesmas Pameungpeuk, Rabu (23/6) malam.
Kasus kekerasan terhadap tenaga kesehatan itu, kata dia, sudah mendapatkan penanganan khusus oleh kepolisian dengan mencari pelakunya.
"Sekarang orangnya sedang dicari," katanya.
Terkait kondisi korban pemukulan berdasarkan hasil visum, katanya, bagian rahang memar akibat terkena pukulan tangan.
"Hasil visum perawat yang dipukul keluarga pasien COVID-19 luka memar di rahangnya," kata Helmi.
Baca Juga: Duh! Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Karanganyar Penuh, Pasien Dipulangkan
Ia menyesalkan insiden pemukulan terhadap tenaga kesehatan yang seharusnya mendapatkan dukungan di tengah lonjakan kasus wabah COVID-19 saat ini.
Helmi mengimbau masyarakat untuk bekerja sama dalam mengatasi wabah COVID-19 dengan mematuhi protokol kesehatan dan memberikan dukungan kepada tenaga kesehatan agar tetap semangat melayani pasien COVID-19.
"Kita menyesalkan kejadian tersebut. Kita harus memberikan 'support' kepada mereka karena petugas kita sudah banyak yang terkena COVID-19," katanya.
Helmi berharap kejadian serupa tidak terulang lagi di Kabupaten Garut maupun daerah lain karena tenaga kesehatan dibutuhkan dalam menangani wabah COVID-19.
"Kerjaan mereka sangat banyak dan pasien sedang meningkat, petugas sekarang banyak terkena COVID-19 terutama perawat, dokter, kemudian mereka berjibaku bertaruh hindari sikap dari oknum masyarakat," katanya.
Aksi kekerasan terhadap seorang perawat di Puskesmas Pameungpeuk itu terekam kamera pengintai yang terpasang di puskesmas tersebut dan tersebar ke masyarakat luas melalui aplikasi WhatsApp.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link Video Syur Andini Permata Bareng Bocil Masih Diburu, Benarkah Adik Kandung?
- Pemain Keturunan Rp260,7 Miliar Bawa Kabar Baik Setelah Mauro Zijlstra Proses Naturalisasi
- 41 Kode Redeem FF Terbaru 10 Juli: Ada Skin MP40, Diamond, dan Bundle Keren
- Eks Petinggi AFF Ramal Timnas Indonesia: Suatu Hari Tidak Ada Pemain Keturunan yang Mau Datang
- 4 Rekomendasi Sepatu Running Adidas Rp500 Ribuan, Favorit Pelari Pemula
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Prediksi Oxford United vs Port FC: Adu Performa Ciamik di Final Ideal Piala Presiden 2025
-
Ole Romeny Kena Tekel Paling Horor Sepanjang Kariernya, Pelatih Oxford United: Terlambat...
-
Amran Sebut Produsen Beras Oplosan Buat Daya Beli Masyarakat Lemah
-
Mentan Bongkar Borok Produsen Beras Oplosan! Wilmar, Food Station, Japfa Hingga Alfamidi Terseret?
Terkini
-
Ekonom Universitas Pasundan Sebut APBD Jabar Perlu Perhatian Ekstra
-
Akhirnya! Rumah Pemulasaran di Tasikmalaya Resmi Dibuka, Jadi Simbol Toleransi
-
Pendampingan Klasterkuhidupku BRI Jadikan UMKM Tanaman Hias di Kota Batu Semakin Maju
-
Transformasi Digital BRI Lewat AgenBRILink Dorong Inklusi Keuangan
-
BRI Perkuat Reputasi Global, Pimpin Daftar Bank Terbaik di Indonesia