Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 25 Juni 2021 | 10:51 WIB
Warga Tenjolaut di Kabupaten Sukabumi bertaruh nyawa saat akan beraktitas keluar desa karena harus menyebrangi sungai cikidang yang berarus deras. [Sukabumiupdate.com/Istimewa]

SuaraJabar.id - Sudah 12 tahun lamanya warga Desa Tenjolaya, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi harus bertaruh nyawa untuk menyebrangi derasnya Sungai Cikidang.

Kondisi ini disebabkan kondisi desa mereka yang terisolir. Akses melintasi sungai Cikidang adalah jalan utama warga Tenjolaut menuju Desa Hegarmulya dan jalur tercepat mencapai pusat pemerintah Kecamatan Cidolog.

Jarak dari Desa Tenjolaut ke Desa Hegarmulya sekitar 3 kilometer, sedangkan ke kantor Kecamatan Cidadap sekitar 15 kilometer. Untuk menuju wilayah tersebut warga hanya bisa menyebrangi Sungai Cikidang.

Kebutuhan jembatan pernah disurvei oleh pemerintah namun hingga kini belum ada realisasi. Baru pada Kamis (25/6/2021) tim Jabar Quick Response datang untuk merencanakan pembangunan jembatan gantung.

Baca Juga: Cuma Ada di Nangela Sukabumi, Ojek Motor Angkut Motor

Ada 1600 jiwa penduduk Tenjolaut yang setiap akan beraktivitas ke luar selalu berdebar-debar karena harus melintasi derasnya sungai Cikidang. Tak hanya membawa hasil panen karena mayoritas penduduknya petani, akses pendidikan dan kesehatan pun harus melalui jalur tersebut.

Tenjolaut adalah pemekaran dari Desa Hegarmulya pada tahun 2012.

"Sejak berdirinya Desa Tenjolaut, hingga sekarang belum ada jembatan diatas Sungai Cikidang. Dulu memang ada jembatan kecil dari cor beton dibangun pada tahun 2008 -2009, saat itu masih Hegarmulya, " kata Kepala Desa Tenjolaut, Soleh kepada Sukabumiupdate.com-jejaring Suara.com, Kamis (24/6/2021).

Namun jembatan tersebut tidak lama bertahan, tegas Soleh, umurnya hanya satu tahun, tiangnya hanyut dan jembatan hancur terbawa air sungai yang meluap.

"Hingga saat ini belum ada jembatan lagi, warga terpaksa turun ke sungai untuk menyebrang. Kami beranggapan kalau dibangun alakadarnya percuma, pasti akan hanyut lagi oleh air karena dasar sungainya batu cadas," beber Soleh.

Baca Juga: Astagfirullah, Perahu Berbendera Palestina Karam di Laut Selatan Sukabumi

Untuk itu Pemdes Tenjolaut berharap dapat dibangun jembatan permanen karena jalan tersebut merupakan jalan utama desa. Pemerintah merespon keinginan tersebut dengan mengirim tim untuk melakukan survei ke lokasi.

Ada tim dari Kementrian Desa Tertinggal, Kementerian PUPR satu tahun yang lalu, PU Bina Marga Jawa Barat, bahkan Ombusmand pun, ungkap Soleh pernah mengecek kondisi warga yang Terisolir sungai cikidang.

"Hari ini juga ada yang survai dan sekaligus melakukan pengukuran, dari Jabar Quick Respon, informasinya membuat jembatan gantung," terangnya.

Pemdes Pun tak berdiam diri. Saat ini menurut Soleh Pemdes Tenjolaut sudah membuka jalan baru yang sebagai alternatif.

"Ruas Tenjolaut-Mekarjaya, sepanjang 6 kilometer. Ruas ini dari kantor Desa Tenjolaut keluar di Desa Mekarjaya Kecamatan Cidolog, jalan ini dibuka dan diperlebar tahun 2020, saat ini sudah mulai sedikit demi sedikit diperkeras dan tahun ini rencana akan diintervensi oleh program dari Kodim Kabupaten Sukabumi, sepanjang 1, 2 kilometer," ungkapnya.

Namun jalan ini lebih dekat ke kecamatan Cidolog bukan ke Cidadap.

"Perkiraan kami biayanya buka akses jalan lebih murah dari membangun jembatan diatas sungai Cikidang, karena tidak bisa jembatan yang murah harus yang kokoh dan kuat," beber Soleh.

Ia berharap, jembatan tetap dibangun untuk melintasi sungai cikidang, karena sebagai akses pendidikan dan pemerintahan.

"Banyak juga warga yang punya ladang atau kebun di seberang sungai, jadi sangat dibutuhkan jembatan," pungkasnya.

Load More