Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 21 Juli 2021 | 14:58 WIB
Massa aksi Tolak PPKM Darurat di Kota Bandung memukuli orang yang diduga copet. [Tangkapan Layar @Infobandungkota]

SuaraJabar.id - Aksi tolak PPKM Darurat di Balai Kota Bandung, Rabu (21/7/2021) sempat memanas. Massa aksi terlihat mengejar dan memukuli seoran pria.

Dari keterangan video yang diunggah akun Instagram @infobandungkota, massa aksi mengejar seseorang yang diduga sebagai copet.

"Sempat terjadi ketegangan ditengah aksi diduga adanya yang memanfaatkan situasi untuk melakukan pencopetan di tengah aksi," tulis @infobandungkota.

Dalam video, terduga copet itu terlihat beberapa kali mendapat pukulan dari massa aksi Tolak PPKM Darurat yang terdiri dari driver ojol dan Pemuda Literasi Bandung.

Baca Juga: Lola Amaria Beri Bantuan Makanan ke Warga yang Isoman karena Covid-19

kekinian, terduga copet itu dikabarkan telah diamankan oleh petugas kepolisian.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah pengemudi ojek online atau ojol dan sekelompok orang yang tergabung dalam Literasi Pemuda Bandung menggelar aksi unjuk rasa menolak PPKM Darurat.

Aksi unjuk rasa digelar di Balaikota Bandung, Jalan Watukencana, Kota Bandung, Rabu (21/7/2021).

Dalam aksinya, mereka menuntut sejumlah hal, di antaranya meminta pemerintah untuk transparansi terkait dengan anggaran untuk penanganan Covid-19.

Mereka juga meminta BPK dan KPK untuk memeriksa dugaan korupsi anggaran covid-19 mulai dari Wali Kota dan Sekda Kota Bandung hingga ke jajaran kepala dinas, kabid, dan kasie.

Baca Juga: PPKM Darurat Diperpanjang, Ini Arahan Gubernur Sutarmidji

Hal itu dilatarbelakangi karena menurut mereka instrumen korupsi tidak bisa sendiri harus melibatnya pejabat tinggi sampe kasie esselon empat.

Dalam aksi itu, mereka menganggap jika penerapan PPKM Darurat, itu tidak berjalan sukses, melainkan gagal dan sama sekali tidak berhasil.

Mereka pun meminta pemerintah untuk mengevaluasi penerapan PPKM Darurat.

Tuntutan lainnya, yakni terkait dengan pembungkaman warga sipil di kota Bandung dengan adanya peraturan Wali Kota Bandung yang tidak pro rakyat.

Kemudian mereka juga menuntut pemerintah kudu mengidentifikasi dan usut tuntas 196 jenazah TPU cikadut yang digali kembali dikarenakan tenyata non reaktif Covid-19.

Mereka juga menyatakan jika Ketua Gugus tugas Covid-19 telah gagal menjalankan tugasnya.

Terakhir, massa aksi meminta hukum mati koruptor Bansos dan pengadaan alat kesehatan serta pejabat yang korupsi di masa pandemi.

Sebelum menggelar aksi di depan Balai Kota bandung, driver ojol sempat melakukan konvoi di sekitar kota.

Load More