SuaraJabar.id - Kualitas beras yang masuk ke dalam Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di sejumlah kecamatan Kabupaten Bandung Barat (KBB) ramai diperbincangkan. Beras itu diduga dipalsukan sehingga kualitasnya tak sesuai dengan spek yang ditentukan.
Seperti diketahui, BPNT atau yang kini disebut Bantuan Sembako merupakan program yang digulirkan Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Penyaluran BPNT akhir Juli lalu untuk warga Kabupaten Bandung Barat. Tim Saber Pungli Polda Jabar menyebut ada dugaan pemalsuan kualitas beras yang dibagikan kepada masyarakat.
Diduga CV TKJ (keagenan beras) hanya menjual karungnya saja yang sudah memiliki izin kemas dan izin edar dari Kementerian Pertanian namun berasnya bukan beras premium sebagaimana tercantum di karung tapi memakai beras lokal.
Salah satu wilayah yang menerima bantuan tersebut adalah Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, KBB. Tintin Susanti (43), salah seorang pekerja sosial masyarakat (PSM) Desa Ciburuy pun mengungkapkan kejadian sebenarnya di lapangan.
Dirinya mengungkapkan, penyaluran Bantuan Sembako di wilayahnya sendiri mulai dilaksanakan pada 25 Juli 2021. Ada berbagai sembako di dalamnya yakni beras, ayam, telur, tahu dan dan apel. Bantuan itu diterima sekitar 600 KPM di wilayahnya.
"Dan penyaluran kepada KPM berjalan kondusif. Tidak ada komplain dari mereka," ujar Tintin kepada Suara.com, Rabu (11/8/2021).
Namun tiba-tiba, dirinya didatangi Tim Saber Pungli Polda Jabar. Tintin diminta untuk mendampingi tim ke agen-agen penyedia kebutuhan Bantuan Sembako di wilayahnya.
"Di salah satu agen tim membahas harga telur, kualitas beras. Tidak merangkan beras busuk dan kualitas jelek," ungkapnya.
Baca Juga: Terima Donasi 10 Ton Beras Haji Halim, Kapolda Sumsel: Asli, Bukan Hoaks
Kemudian Tintin pun menghadirkan tiga KPM penerima bantuan tersebut di wilayahnya, dan tidak ada penerima yang mengeluhkan kualitas dan sebagainya. Namun ia heran kemudian malah muncul pemberitaan dugaan pemalsuan kualitas beras.
"Padahal gak ada KPM yang mengeluarkan statement apel dan ayam busuk. Kualitas beras jelek ayam busuk. Kemudian nama saya dicatut," bebernya.
Dikatakannya, jika memang ada yang tidak beres degan penyaluran bantuan seperti ini, biasanya para KPM di Ciburuy pasti komplain terhadapnya. 
"Ini kan tidak ada. KPM kan justru malah senang dapat bantuan," ujarnya.
Terpisah, supplier bantuan sosial BPNT Bandung Barat, yakni CV TKJ pun membantah kabar terkait adanya dugaan pemalsuan kualitas beras. Perusahaan itu memastikan bahwa beras yang didistribusikan telah sesuai dengan ketentuan Pedoman Umum (Pedum) BPNT.
Pemilik CV TKJ, Iim mengatakan dirinya telah menyalurkan sembako dan beras sesuai prinsip 6T, yaitu tepat sasaran, tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat harga, dan tepat administrasi.
"Saya selama ini selalu menjaga kualitas beras serta komoditi yang akan di kirim ke agen-agen yang bermitra dengan CV kami kalaupun ada barang yang tidak sesuai pesanan ataupun rusak akan selalu di ganti apalagi ini kualitas jelek," jelas Iim.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Ada Apa? Dedi Mulyadi ke Ruang Kerja Kepala Kejari Purwakarta
 - 
            
              Gaji Tambang Cuma Rp80 Ribu Sehari? Dedi Mulyadi Beri Kompensasi 9 Juta
 - 
            
              Pertemukan 12 Negara, 4th IICF 2025 Pecahkan Rekor MURI untuk "Semarak Nandak Ondel-Ondel Betawi"
 - 
            
              3 Nyawa Melayang di Pendopo Garut: Kasus Pernikahan Anak Gubernur Jabar Mandek?
 - 
            
              Pakar ITB Ungkap Proses Rumit dan Mahal di Balik Sumber Air Industri AMDK