Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 17 Agustus 2021 | 14:47 WIB
Gerbang utama Keraton Kasepuhan Cirebon disegel oleh Dzuriah Sunan Gunung Jati, Selasa (17/8/2021). [Suara.com/Abdul Rohman]

SuaraJabar.id - Pintu gerbang Keraton Kasepuhan Kota Cirebon disegel oleh ratusan orang yang mengatasnamakan Dzuriah atau keturunan langsung Sunan Gunung Jati, Selasa (17/8/2021).

Sebelumnya, pintu gerbang Keraton Kasepuhan Cirebon pernah digembok oleh Raden Rahardjo Djali, salah seorang keturunan sah dari Sultan Sepuh ke XI Raja Jamaludin Aluda Tajul Arifin pada 26 Juli 2021 lalu.

Kini pintu gerbang Keraton Kasepuhan Cirebon disegel oleh 150 orang yang mengatasnamakan Dzuriah Sunan Gunung Jati.

Mereka memasang sebuah spanduk yang bertuliskan "Keraton Kasepuhan disegel oleh Dzuriah Sunan Gunung Jati" .

Baca Juga: Viral Pria Hilang Misterius Mengaku Diajak Noni Belanda ke Gua Jepang

Mereka mengklaim saat ini keraton Kasepuhan tidak memiliki Sultan . Selain itu statusnya berada dalam proses audit terkait penyalahgunaan aset Keraton Kasepuhan di bawah pengawasan Santana Kesultanan Cirebon.

Pangeran Kuda Putih dari Santana Kesultanan Cirebon mengatakan, penyegalan Pintu Keraton Kasepuhan Cirebon yang dilakukannya itu dilatarbelakangi karena Sultan Luqmen Zukkaedin bukanlah keturunan sah dari Sunan Gunung Jati Cirebon.

Menurut Pangeran Kuda Putih, ia adalah keturunan Sultan Sepuh XII Alexander asli keturunan dari Negara Belanda.

"Sultan XV Luqman Zulkaidin ini bukanlah nasab dari keturunan Sunan Gunung Jati. Oleh karenanya, kami menyegel Keraton Kasupuhan untuk menurunkan Sultan yang sekarang dan mencari penggantinya dari seseorang keturunan asli Sunan Gunung Jati," katanya.

Hal ini kata dia merujuk pada keputusan Pengadilan bernomor 82/1858/Pn Tin junto nomor 279/963 PT.Pdl junto nomor K/Sip/1964 yang diklaim sudah memiliki kekuatan hukum tetap.

Baca Juga: Larut dalam Euforia Kemerdekaan, Warga Cimahi Jadi Buas hingga Bantai Warga Asing

“Pertimbangan hukumnya seperti itu, artinya Pemerintah Indonesia tidak menerima keturunan Alexander sebagai Sultan lagi," katanya.

Pihaknya berharap kepada pemerintah membantu untuk mendatangani tuntutan, yang merupakan sebagai bagian dari masyarakat Cirebon dalam upaya memberi dukungan penuh atas dasar penelusuran sejarah Keraton Kasepuhan Cirebon.

"Kami sangat berharap, pemerintah dapat mendukung kami dengan menandatangani tuntutan yang kami. Dan memberi dukungan penuh atas dasar pelurusan sejarah sesuai momentum 17 Agustus 2021 Dimana Indonesia adalah negara yang berdaulat secara penuh dan terbebas dari pemalsuan sejarah," katanya.

Beberapa tuntutan Dzuriah Sunan Gunung Djati adalah sebagai berikut:

  1. Menyegel dan menutup Keraton Kasepuhan Cirebon dari semua kegiatan selama proses audit
  2. Mengaudit Keraton Kasepuhan Cirebon secara terbuka dan transparan agar seluruh para Dzuriah Sunan Gunung JaG seria masyarakat mengetahui adanya dugaan pelanggaran sarta penyalahgunaan aset-aset Keraton Kasepuhan Cirebon.
  3. Menginventarisir seluruh aset-asel peninggalan leluhur Kesultanan Cirebon (Keraton Kasepuhan Cirebon)
  4. Merapikan tatanan sera manajemen Keraton Kesepuhan Cirebon bersama konsultan Manajemen.
  5. Menentukan sosok Sultan Kasepuhan serta orang-orang yang mengusu dalam tatanan yang sudah tertata sesuai pakem adat dari Sunan Gunung dati, setelah selesai proses audit dan perapihan manajemen.

Kontributor : Abdul Rohman

Load More