Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 20 Agustus 2021 | 17:50 WIB
ILUSTRASI-Jual Foto Seksi di OnlyFans, Ibu Ini Dihujat Orangtua. [Dok: Instagram/the.real.mrs.poindexter]

Popularitas OnlyFans meledak dalam sejak 2020 lalu, sejak pandemi Covid-19 mengurung mayoritas orang di dunia. Platform ini digunakan oleh musisi, fotografer, dan seniman lain termasuk para pekerja seks komersial untuk menjual karya-karya mereka.

Dikutip dari Suara.com, OnlyFans telah memiliki lebih dari 130 juta pengguna di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Tetapi meningkatnya popularitas membuat OnlyFans berada di posisi sulit. Ia tadinya dibangun untuk menjadi forum bagi para musisi, instruktur fitnes, dan chef atau jurutama masak.

Tetapi belakangan media sosial tersebut semakin banyak digunakan oleh para pekerja seks untuk menjual foto telanjang dan bahkan video porno, yang menggambarkan hubungan seksual.

Baca Juga: 5 Fakta Olivia Jensen, Disorot Gegara Lempar Bendera Merah Putih ke Tanah

Perubahan kini diperlukan karena OnlyFans mendapat banyak tekanan dari para mitra bisnisnya yang menilai media sosial tersebut kini semakin mirip situs pornografi. Selain itu OnlyFans juga sedang berupaya memperoleh investasi dengan valuasi di atas 1 miliar dolar Amerika Serikat.

"Untuk memastikan keberlangsungan jangka panjang platform dan agar bisa terus menjadi tuan rumah bagi komunitas kreator dan penggemar, kami harus mengubah kebijakan konten," kata OnlyFans yang kini dipimpin oleh pendirinya, Tim Stokely dan Leonid Radvinsky.

OnlyFans tadinya dipuji karena dinilai memberikan tempat yang lebih aman bagi para pekerja seks komersial. Alasannya karena platform tersebut menyerahkan kendali atas konten kepada para kreator.

Pada 2020 lalu OnlyFans meraup pendapatan lebih dari 2 miliar dolar AS dan tahun ini diperkirakan meningkat lebih dari dua kali lipat.

Dari penelusuran, sejumlah pengguna Onlyfans dapat meraup puluhan miliar dari aplikasi itu. Pengguna OnlyFans yang paling populer dengan username gem101, menghasilkan lebih dari $29,4 juta (sekitar Rp425, 3 M) per tahun.

Baca Juga: Tetangga di Kampung Mengira Dinar Candy Kena Kasus Video Seks

Uang sejumlah itu berasal dari biaya berlangganan $29 per bulan dan 102.800 pelanggan ke akun tersebut.

Load More