Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Senin, 13 September 2021 | 15:01 WIB
Bupati Cianjur H Herman Suherman saat sidak PTM di SD Negeri Ibu Dewi 1 Cianjur, Senin (13/9/2021). [Ayobandung.com/Muhammad Ikhsan]

SuaraJabar.id - Pandemi Covid-19 membuat pelajar tak bisa belajar di sekolah dan harus mengikuti pembelajaran secara daring.

Namun sayangnya, tak sedikit siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu tak bisa mengikuti belajar daring karena orang tua mereka tak memiliki fasilitas ponsel pintar.

Kondisi ini salah satunya terjadi di Kabupaten Cianjur. Ada siswa sekolah dasar atau SD yang hampir selama 1,5 tahun tak bisa maksimal mengikuti belajar daring karena orang tuanya tak memiliki ponsel.

Saat pembelajaran tatap muka atau PTM kembali digelar, siswa tersebut lupa cara membaca.

Baca Juga: Jokowi: Sekolah Yang Memenuhi Syarat Segera Gelar PTM Terbatas

Bupati Cianjur Herman Suherman sendiri mengaku kaget saat menemukan pelajar kelas IV SD Negeri Ibu Dewi 1 Cianjur lupa cara membaca saat inspeksi mendadak (sidak), Senin (13/9/2021).

“Iya saya kaget, ternyata sekolah SD di kota masih ada siswa yang lupa membaca, karena tidak sekolah selama 1,5 tahun,” ujar Herman.

Meskipun begitu, Herman memaklumi masih adanya pelajar yang lupa membaca, dikarenakan mereka telah belajar secara daring selama kurang lebih 1,5 tahun.

Bagi yang mampu secara ekonomi, kata dia, para siswa memiliki handphone dan untuk membeli kuota internet. Namun hal itu berbeda dengan yang tidak mampu.

“Contohnya pelajar di SD Negeri Ibu Dewi 1, ternyata orang tuanya secara ekonomi masuk kategori pendapatan rendah, katanya nggak punya handphone, apalagi membeli pulsa,” katanya.

Baca Juga: PTM Dimulai, Bahagianya Siswa di Bandar Lampung Ketemu Teman Sekolah

Menindaklanjuti temuan tersebut, Herman meminta guru yang menemukan pelajar lupa membaca, diharapkan memberikan pelajara tambahan usai pulang sekolah.

“Sudah saya perintahkan semua guru untuk segera memberikan pelajaran tambahan pada siswa yang lupa membaca,” terangnya.

Ia mengatakan, adanya fenomena banyak pelajar yang lupa membaca merupakan salah satu indikasi menurunnya kualitas pendidikan di Cianjur.

“Semua daerah di Indonesia mengalami hal yang sama di dunia pendidikan, indikatornya sama,” ujarnya.

Load More