SuaraJabar.id - Pemerintah Kabupaten Cianjur didesak untuk membuat program perencanaan secara matang terkait penyelesaian masalah kemiskinan ekstrem.
Desakan itu disampaikan DPRD Cianjur usai Cianjur masuk wilayah penduduk miskin ekstrem tertinggi kelima di Jabar.
Wakil Ketua DPRD Cianjur Deden Nasihin mengaku prihatin dengan tingginya angka kemiskinan di daerah itu. Berdasarkan data BPS dan DTKS Cianjur, jumlah penduduk miskin mencapai 300 ribu orang dan 90 ribu di antaranya miskin ekstrem.
"Tentu prihatin dengan banyaknya warga miskin, Cianjur masuk lima besar jumlah warga miskin ekstrem terbanyak di Jabar. Sehingga, menurut kami pemberian bantuan sosial tunai bukan solusi," katanya, Rabu (6/10/2021) dikutip dari Antara.
Pemberian bantuan sosial hanya bersifat sementara, bahkan jika diberikan secara berkepanjangan akan membentuk kebiasaan kurang baik, dimana masyarakat terbiasa menunggu dan menerima bantuan.
Pemerintah daerah, ungkap dia, jangan sampai terlena dan menganggap masalah kemiskinan selesai dengan banyaknya bantuan yang diberikan, mulai dari bantuan daerah hingga dari pusat. Namun, harus dicarikan program yang tepat sasaran agar angka kemiskinan menurun.
"Jangan dianggap bisa menarik bantuan dari pusat masalah selesai, malah seharusnya daerah bisa mencari solusi lain agar penerima bantuan berkurang yang menandakan kemiskinan menurun," katanya.
Pemkab harus membangun ekosistem perekonomian yang baik, mulai dari penyediaan lapangan pekerjaan, pemberian modal untuk UMKM, hingga peningkatan kualitas pendidikan, sehingga masyarakat dapat tergerak untuk meningkatkan status ekonominya.
"Bentuk karakter masyarakat yang mau berusaha, terutama menyediakan lapangan kerja dan permodalan bagi yang mau berwirausaha. Selain itu, pendidikan juga harus diperhatikan, karena pendidikan yang rendah salah satu faktor kemiskinan," katanya.
Baca Juga: Abdul Hayat Dukung Sinergitas Penanganan Fakir Miskin di Sulawesi Selatan
Pemerintah harus serius dalam pembentukan ekosistem tersebut agar kemiskinan dapat selesai.
"Pemkab harus serius dalam pengentasan kemiskinan, jangan hanya berpatokan pada pemberian bantuan," kata Deden.
Berita Terkait
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah
-
Ditempeli Stiker 'Keluarga Miskin', Mensos Sebut Banyak Warga Mengundurkan Diri dari Penerima Bansos
-
Viral Stiker Keluarga Miskin Ditempel di Rumah Punya Mobil,Bansos Salah Sasaran Lagi?
-
Pemerintah Siap Bagikan Lahan ke 1 Juta Rakyat Miskin untuk Pertanian dan Peternakan
-
Kecantikan Tersembunyi: Menyisir Canyon dan Air Terjun Cikondang
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Bye-bye Macet Limbangan! Target Tuntas Tol Cigatas Tembus Garut-Tasik 2027
-
BRI Perkuat Pembangunan Infrastruktur Nasional Lewat Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Rencana Dedi Mulyadi Ganti Konsultan Pengawas dengan Mahasiswa Tuai Kecaman Keras
-
Mitra MBG Disentil Keras, Diwajibkan Sumbang 30 Persen Laba untuk Sekolah
-
Minggir Dulu Lembang! Ini 4 Surga Wisata Alam Kabupaten Bandung Selatan untuk Healing Akhir Tahun