Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 08 Oktober 2021 | 12:59 WIB
ILUSTRASI-Macan tutul ditangkap warga di Ciamis, Jawa Barat, Kamis (25/6/2020). [Antara]

SuaraJabar.id - Warga Desa Cipaku, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis bakal memagari kandang ternak milik mereka dengan kawat berduri.

Hal tersebut dilakukan sebagai antisipasi adanya penghuni Gunung Sawal yakni macan tutul dan macan kumbang.

Khawatir hewan ternak menjadi sasaran macan Gunung Sawal, warga pun berencana untuk memasang pagar kawat berduri.

Kekhawatiran warga bukan tanpa alasan. Macan tutul dan macan kumbang di Gunung Sawal memang kerap memangsa ternak domba dan kambing milik warga.

Baca Juga: Diduga Mabuk, Pengemudi Avanza Silver Nyaris Diamuk Massa di Pangandaran

Sekretaris Desa Cipaku, Suherlin mengatakan, setelah adanya binatang ternak domba dan kambing milik warga yang dimangsa binatang buas beberapa waktu lalu. Maka Pemdes Cipaku langsung melaporkannya ke BKSDA.

“Untuk menjaga agar binatang ternak domba dan kambing milik warga tidak jadi sasaran binatang buas, BKSDA Ciamis telah menjanjikan akan memberikan bantuan kawat berduri,” katanya dikutip dari Harapanrakyat.com-jejaring Suara.com, Kamis (7/10/2021).

Nantinya setiap kandang ternak yang ada sekitar Gunung Sawal rencananya akan dipagar dengan menggunakan kawat berduri. Hal itu supaya binatang ternak milik warga menjadi aman dari ancaman binatang buas.

Namun, lanjut Suherlin, pihaknya belum menghitung secara pasti berapa jumlah kandang ternak milik warga yang rawan serangan binatang buas tersebut.

Tapi seandainya bantuan pemasangan pagar kawat berduri dari BKSDA turun. Maka kandang yang lebih rawan serangan binatang buas akan menjadi skala prioritas.

Baca Juga: Punya Banyak Motif yang Khas Sesuai dengan Daerahnya, Sayang Kaltim Minim Pengrajin Batik

“Kita juga belum bisa memastikan kapan memasang pagar pengamannya. Mudah-mudahan saja dalam waktu dekat ini rencana tersebut bisa secepatnya terealisasi. Sehingga ternak domba dan kambing jadi aman dari ancaman binatang buas,” pungkas Suherlin.

Load More