SuaraJabar.id - Kabupaten Pangandaran adalah salah satu wilayah di Jawa Barat. Letaknya ada di bagian selatan dan berbatasan dengan Samudera Hindia. Kabupaten ini terkenal dengan wisata lautnya yang sudah tersohor sejak dahulu kala. Berikut ulasan sejarah Kabupaten Pangandaran selengkapnya.
Kabupaten Pangandaran belum lama berdiri, usianya belum genap satu dekade. Karena itu Kabupaten Pangandaran adalah salah satu kabupaten termuda di Indonesia.
Sejarah Kabupaten Pangandaran
Sejarah panjang Kabupaten Pangandaran bermula pada tahun 1819. Laman portal.pangandarankab.go.id menulis, saat itu nama Pangandaran yang saat ini kita kenal sebagai nama kabupaten awalnya adah nama sebuah kecamatan di Kabupaten Ciamis.
Sejak dulu wilayah ini banyak didatangi para nelayan dari berbbagai daerah, karena letaknya yang berada di pesisir selatan pulau Jawa.
Menurut laman mypangandaran.com, asal-usul nama Pangandaran berasal dari dua kata, yakni Pangan dan Daran. Dua kata ini merepresntasikan corak wilayah Pangandaran yang ramai akan pendatang. Pangan berarti makanan, sementara Daran berarti makanan. Jadi bisa dikatakan arti dari Pangandaran adalah sumber makanan untuk para pendatang.
Setelah lama menjadi bagian dari Kabupaten Ciamis, muncul keinginan dari sejumlah tokoh masyarakat Pangandaran untuk berpisah dan membentuk kabupaten sendiri. pada 1992, salah satu anggota DPRD Ciamis, yang juga tokoh masyarakat Cijulang yang bernama Haji Abdul Gofur mendapatkan informasi mengenai rencana pemekaran wilayah pesisir selatan Jawa Barat. Rencana itu tidak terealisasi saat itu.
Namun upaya untuk memekarkan diri dan membentuk Kabupaten Pangandaran terus dilakukan. Sejumlah deklarasi pembentukan Kabupaten Pangandaran dilakukan oleh sekelompok warga, diantaranya pada 2004 dan 2007. Namun pertanda baik baru muncul pada 2008 ketika DPRD Kabupaten Ciamis menyetujui pembentukan Kabupaten Pangandaran dalam Surat keputusan DPRD No 188.4/Kep.13/DPRD/2008. Setahun kemudian, SK DPRD tersebut dikuatkan dengan SK Bupati Ciamis No: 135/Kpts.47-huk/2009 tentang persetujuan pembentukan calon Kab. Pangandaran.
Dan puncak perjuangan pembentukan Kabupaten Pangandaran terjadi pada 2012, ketika DPR RI mengesahkan Undang-undang No 21 tahun 2012 tentang penetapan daerah otonom baru Kabupaten Pangandaran, Rabu 25 Oktober 2012. Penetapan itu disaksikan langsung oleh sejumlah tokoh masyarakat, Anggota DPRD Ciamis dan ratusan warga dari wilayah Pangandaran.
Baca Juga: Akhir Pekan, Pantai Barat Pangandaran Diserbu Ribuan Wisatawan
Selayang Pandang Kabupaten Pangandaran
Kabupaten Pangandaran terbentang di wilayah Jawa Barat sebeklah selatan, dengan luas 168.509 hektare. Sementara wilayah lautnya seluas 67.340 hektare. Dengan luas wilayah itu, Kabupaten Pangandaran memiliki garis pantai sepanjang 91 kilometer. Menurut wikipedia.org, kabupaten ini berbatasan dengan sejumkah daerah, yakni Kabupaten Ciamis di sebelah utara, Kabupaten Cilacap di sebelah timur, Kabupaten Tasikmalaya di sebelah barat dan Samudera Hindia di sebelah selatan.
Menurut sensus panduduk pada 2019, jumlah penduduk di Kabupaten Pangandaran sekitar 409.840 jiwa. Mereka terdiri dari suku Sunda, Jawa dan sebagian dari wilayah lain di Indonesia.
Sejak berdiri pada 2012, Kabupaten Pangandaran suda dipimpin oleh tiga Bupati dan satu pelaksana harian bupati, yakni:
- Dr. Drs. H. Endjang Naffandy, M.Si., masa jabatan 22 April 2013 – 22 April 2015
- Drs. H. Daud Achmad, masa jabatan 22 April 2015 – 17 Februari 2016
- H. Jeje Wiradinata, masa jabatan 17 Februari 2016[6] – 17 Februari 2021
- Drs. H. Kusdiana, M.M. (Pelaksana Harian Bupati), masa jabatan 17 Februari 2021 – 26 Februari 2021, dan
- H. Jeje Wiradinata (Petahana), masa jabatan 26 Februari 2021 – hingga kini.
Salah satu keunggulan kabupaten ini adalah wisata alamnya yang indah. Karena berada di pesisir laut selatan dengan garis pantai 91 kilometer, wisata pantai masih menjadi unggulan Kabupaten Pangandaran. Namun ada juga spot wisata alam lainnya yang terkenal, yang berada di dataran tinggi.
Tag
Berita Terkait
-
Pantai-Pantai Menawan di Selatan Jawa Barat, Surga Tersembunyi yang Wajib Dijelajahi
-
Benteng Terakhir Pesisir: Mengapa Zona < 1 Mil Harus Dilindungi Total
-
Sensasi Pacuan Kuda di Bibir Pantai? Merdeka Cup 2025 Cuma di Pangandaran!
-
IHR-Merdeka Cup 2025 Gelar Kejuaraan di Track Cantik Tepi Pantai Pangandaran Jawa Barat
-
IHR-Merdeka Cup 2025: Track Cantik Tepi Pantai di Pangandaran Jadi Tuan Rumah
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Iwan Suryawan Minta Pejabat Jabar Gugurkan Cuti Massal Nataru, Prioritaskan Siaga Cuaca Ekstrem
-
Pemberdayaan Perempuan Jadi Kunci BRI untuk Menaikkelaskan UMKM
-
Bye-bye Macet Limbangan! Target Tuntas Tol Cigatas Tembus Garut-Tasik 2027
-
BRI Perkuat Pembangunan Infrastruktur Nasional Lewat Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Rencana Dedi Mulyadi Ganti Konsultan Pengawas dengan Mahasiswa Tuai Kecaman Keras