Nur Afitria Cika Handayani
Kamis, 23 Desember 2021 | 17:02 WIB
Ilustrasi reksadana DBS. (Dok: Rupa-rupa)

Pada umumnya efek saham memiliki potensi hasil lebih tinggi dengan pertumbuhan nilai paling besar.

Akan tetapi reksa saham juga memiliki resiko yang besar.

2. Reksadana Pasar Uang

Yakni melakukan investasi 80 persen pada efek pasar uang, berjangka kurang dari satu tahun seperti SBI dan Deposito.

Reksadana Pasar Uang merupakan yang paling rendah akan tetapi memberikan return yang terbatas.

3. Reksadana Campuran

Adalah melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek hutang.

Perbandingannya tidak termasuk dalam kategori pendapatan tetap dan saham.

Potensi hasil dan resiko jenis ini lebih besar dibanding pendapatan tetap, namun lebih kecil dari Reksadana saham.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Investasi untuk Karyawan dan Pemula, Modal Bisa Dibawah Rp100 Ribu

4. Reksadana Pendapatan Tetap

Dimana investasi dilakukan minimal 80 persen dari portofolio yang dikelola ke dalam efek bersifat hutang.

Resikonya lebih tinggi dari pasar uang dengan nilai return yang juga lebih tinggi.

5. Reksadana Index

Adalah jenis yang isinya sebagian besar dari index tertentu, dikelola dengan pasif (tanpa jual beli di bursa) sehingga keuntungan dan kerugian sejalan dengan index tersebut.

6. Reksadana Proteksi

Load More