Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Minggu, 26 Desember 2021 | 14:05 WIB
ILUSTRASI - Pembeli membeli cabai rawit merah di Pasar Jatinegara, Jakarta, Jumat (17/12/2021). [ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra]

SuaraJabar.id - Pedagang di sejumlah pasar tradisional di Kota Banjar, Jawa Barat mengeluhkan harga komoditas pangan yang naik jelang Tahun Baru 2022 ini.

Naiknya harga sejumlah komoditas pangan membuat daya beli masyarakat menurun sehingga memangkas penghasilan para pedagang pasar tradisional.

Salah seorang pedagang sembako, Niknik mengatakan, kenaikan harga yang terjadi cukup signifikan.

Niknik menyebut, harga cabai rawit ketika normal adalah Rp 28 ribu per kilogram. Sedangkan, harganya kini menembus angka Rp 87 ribu per kilogramnya.

Baca Juga: Pastikan Tak Ada Perayaan Malam Pergantian Tahun, Tebing Breksi Bakal Tutup Lebih Awal

“Teterekelan setiap hari naik. Cuma yang signifikan sekitar empat hari kebelakang,” kata Niknik pedagang pasar Kota Banjar, Sabtu (25/12/2021).

Selain cabai rawit yang makin pedas, kenaikan harga kebutuhan pokok juga terjadi pada beberapa sayuran, yang menjadi komoditas pokok masyarakat.

Seperti bawang merah Jawa Rp 28 ribu, yang tadinya harganya hanya Rp 14 ribu perkilo.

“Kalau untuk sayuran seperti terong, emes, pecay, juga naik. Untuk emes sekarang Rp 10 ribu, biasanya Rp 6 ribu. Harga terong sekarang Rp 10 ribu, biasanya kalau eceran Rp 8 ribu,” tuturnya.

Niknik menganggap bahwa dalam perayaan pergantian tahun baru 2022 ini, bukan hanya kembang api saja yang meledak. “Akan tetapi harga cabai juga ikutan meledak,” tukasnya.

Baca Juga: 3 Aplikasi Bikin Ucapan Tahun Baru 2022, Percantik Kartu Ucapanmu Sendiri!

Menurut Niknik, dengan akibat adanya kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut, maka daya beli masyarakat menjadi berkurang.

"Sungguh terharu. Karena harganya mahal, jadi daya belinya juga berkurang. Yang tadinya beli seperempat sekarang jadi satu ons,” ucap Niknik.

Kendati begitu, Niknik berharap harga kebutuhan pokok terutama cabai rawit yang makin pedas bisa kembali stabil. Sehingga, masyarakat kelas menengah ke bawah dapat memenuhi kebutuhannya.

“Supaya masyarakat menengah ke bawah bisa belanja untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga itu juga akan membantu melancarkan perekonomian para pedagang,” harapnya.

Load More