SuaraJabar.id - Ketua Harian Satuan Tugas COVID-19 Kabupaten Garut Nurdin Yana mengatakan saat ini daerahnya menyandang status emberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 1.
Menurutnya, Garut bisa masuk PPKM Level 1 karena sejumlah hal. Di antaranya keterisian tempat tidur pasien COVID-19 di rumah sakit, capaian vaksinasi, dan angka kematian nihil.
"Pertama dari BOR (bed occupancy rate) kita kan kosong, tidak ada, tingkat vaksin sudah lebih dari 70 persen, 'tracing', 'tracking' ada, kematian nihil, poin-poin itu yang menyebabkan kita masuk level 1," kata Nudin Yana, Selasa (18/1/2022) dikutip dari Antara.
Ia menuturkan keputusan yang menjadi pertimbangan kuat untuk menerapkan PPKM Level 1 karena capaian vaksinasi COVID-19 dosis pertama di Garut cukup tinggi mencapai 84 persen.
Baca Juga: Lawan Covid-19, Ini Dia Senjata Andalannya Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia
Besaran capaian vaksinasi itu, kata dia, karena kebijakan Kementerian Kesehatan terkait kegiatan warga yang melakukan vaksinasi bukan di daerah domisili maka datanya masuk ke daerah asal orang yang divaksin.
"Garut sampai hari ini angka vaksinasinya sudah mencapai lebih dari 84 persen, ini sudah termasuk data warga Garut yang divaksinasi di luar kota," kata Nurdin.
Ia menyampaikan kegiatan vaksinasi di Garut terus gencar dilakukan di berbagai tempat seperti puskesmas maupun di Pendopo Garut dengan sasaran prioritas untuk vaksin dosis kedua dan tiga.
Ketersedian dosis vaksin, kata dia, dipastikan aman dipasok pemerintah pusat, dan masyarakat bisa melakukan vaksinasi COVID-19 dosis dua di mana saja seperti puskesmas atau tempat yang disediakan Dinas Kesehatan.
Nurdin mengimbau masayrakat agar tetap disiplin protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak untuk mencegah penularan COVID-19, terlebih adanya ancaman varian Omicron.
Baca Juga: Tersebar di Beberapa Lokasi, Ribuan Anak di Samarinda Mengikuti Vaksinasi Covid-19 Usia 6-11 Tahun
"Kita hari ini di luar negeri sudah ada ancamana Omicron, ini kami antisipasi dengan menyiapkan ketika terjadi 'outbreak' sudah menyiapkan 60 'bed' di rumah sakit, masyarakat tetap harus menerapkan prokes," katanya.
Berita Terkait
-
Peran Vaksinasi Dewasa dalam Meningkatkan Kesehatan dan Mengurangi Biaya Medis Jangka Panjang
-
Ngeri, Ternyata Ini yang Terjadi Kalau Dari Lahir Anak Tidak Diimunisasi
-
Siswa Rentan Tertular Penyakit, Ketua IDAI Minta Pelaksanaan Vaksinasi di Sekolah Terus Diperkuat
-
Pospay: Dorongan Baru untuk UMKM Garut Menuju Digitalisasi
-
Ini Keseruan Gelaran Suara UMKM Pasar Lokal 2024 di Kota Garut
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
Pilihan
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
-
Masa Tenang Pilkada, Bawaslu Balikpapan: Bukan Masa yang Tenang
Terkini
-
Rooms Inc d'Botanica Bandung Ikut Semarakkan Program Akhir Tahun Artotel Wanderlust Bertajuk "Serenata Akhir Tahun"
-
Miris! Pelajar SMA Cianjur Jadi Kurir Narkoba Internasional, Raup Untung Puluhan Juta
-
Lari Sambil Donasi, OPPO Run 2024 Kumpulkan Dana untuk Pemberdayaan Disabilitas
-
Sikap Politik PWNU di Pilkada Jabar: Gubernur Terpilih Wajib Kuatkan Persatuan Umat
-
Dapat Bonus Logam Mulia 1 Gram, Yuk Ikuti KPR BRI Property Expo 2024