SuaraJabar.id - Si Abah, macan tutul penguasa Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis, Jawa barat ditemukan dalam kondisi tinggal tulang benulang oleh warga di wilayah Desa Jalatrang, Kecamatan Cipaku.
Kekinian, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat mengidentifikasi penyebab kematian macan tutul (Panthera pardus) penguasa Gunung Sawal itu faktor alami dan tidak ada bekas kekerasan.
"Mati secara alami, tidak ada tanda-tanda bekas bahan kimia, kami periksa dengan pendeteksi logam juga tidak ada ditemukan tanda-tanda, tulang-tulangnya juga masih baik, tidak ada retakan habis dipukul," kata Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah III Ciamis, BKSDA Jabar Andi Witria kepada wartawan di Ciamis, Rabu (9/2/2022) dikutip dari Antara.
Ia menuturkan, KSDA Wilayah III Ciamis mendapat laporan dari warga adanya tulang binatang yang diduga kambing atau domba pada 3 Februari 2022, kemudian dilakukan pemeriksaan yang ternyata tulang tersebut merupakan hewan macan tutul karena terdapat taring.
Baca Juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Kota Cirebon Berlakukan Ganjil-Genap Pada Akhir Pekan
Tulang macan tutul yang ditemukan tidak jauh dari area perkebunan warga itu, kata dia, langsung dievakuasi untuk pemeriksaan lebih lanjut kemudian dicocokkan dengan data macan tutul yang tercatat di KSDA Ciamis.
Ia menyebutkan hasil pemeriksaan ternyata tulang macan tutul itu merupakan macan bernama Abah usia 14 tahun yang sebelumnya pernah tertangkap dan direhabilitasi untuk selanjutnya dilepasliarkan ke hutan.
"Tulang itu kami periksa, kebetulan kami punya data morfometrik Abah, setelah dicocokkan itu sama dari susunan giginya, itu juga diperkuat oleh pernyataan dokter hewan, jadi 99 persen itu adalah Si Abah," katanya.
Ia menyampaikan, macan bernama Si Abah itu sudah memasuki usia senja, rata-rata macan mampu bertahan hidup di hutan sampai usia 18 tahun.
Kondisi macan Abah, kata dia, dengan usianya yang sudah memasuki senja itu kemampuan berburunya kurang, terlebih taringnya sudah patah, dan tergeser oleh macan yang lebih muda.
"Abah juga kan terakhir tertangkap giginya sudah rusak, kemampuan berburunya berkurang, ditambah tergeser oleh jantan muda yang lebih kuat," katanya.
Terkait populasi macan tutul di Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis, Andi menyebutkan sekitar 11 ekor dewasa terdiri dari lima jantan dan enam betina, dan adanya kematian satu macan maka tersisa tinggal 10 ekor.
Petugas KSDA Ciamis, kata Andi, pernah mendapatkan laporan dari warga adanya anak macan tutul, namun laporan itu perlu dibuktikan dengan rekaman kamera.
"Itu kan tetap harus dibuktikan keberadaan-nya, yang pasti ada anaknya, hanya belum terekam saja," katanya.
Berita Terkait
-
Dulu Hitam Kini Putih: Transformasi Pakaian Dedi Mulyadi dan Makna di Baliknya
-
Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan Jawa Barat 2025, Cek Info Bebas Denda dan Caranya
-
7 Fakta Pemutihan Pajak Kendaraan Jawa Barat 2025, Jangan Sampai Terlewat
-
Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
-
Biadab! Dokter Residensi Unpad Tersangka Perkosa Pasien: Modus Cek Darah Keluarga
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
-
Harga Emas Terbang Tinggi Hingga Pecah Rekor, Jadi Rp1.889.000
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
Terkini
-
Transformasi Digital: KB Bank Segera Beralih ke Sistem NGBS
-
Tragedi di RSHS, Dokter Residensi Rudapaksa Keluarga Pasien! Ini Fakta yang Diungkap Polisi
-
BRI UMKM EXPO(RT) 2025 Sukses Bawa Parfum Produksi Sidoarjo Go Global: Korea, Amerika, dan Nigeria
-
Modal Semangat dan Keberanian, Suryani Buktikan Perempuan Bisa Naik Kelas
-
Lucky Hakim Liburan ke Jepang Tuai Kritik, Dedi Mulyadi Sentil Soal Etika Pejabat!