Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Minggu, 20 Februari 2022 | 21:33 WIB
ILUSTRASI - Wagiyem sedang mengemas tahu di Pasar Beringharjo, Kota Jogja, Minggu (20/2/2022). [SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono]

SuaraJabar.id - Tahu dan tempe dikhawatirkan bakal absen diperdagangkan atau sulit ditemui di Kota Bandung besok. Penyebabnya, perajin tahu tempe Kota Bandung bakal menggelar aksi mogok produksi pada Senin hingga Rabu, 21-23 Februari 2022.

Rizal, perajin tahu yang bergabung dalam Paguyuban Pengrajin Tahu mengatakan, aksi ini dilakukan untuk memprotes harga kedelai naik. Aksi dilakukan dengan harapan pemerintah bisa membantu menekan harga kedelai.

"Semoga dengan aksi mogok ini bisa ada tindak lanjut dari pemerintah agar harga kedelai turun," ujar Rizal belum lama ini.

Menurutnya, kenaikan harga bahan baku kedelai berimbas kepada produksi tahu. Jumlah tahu yang harus dikurangi agar tidak merugi dan tetap bisa dijual kepada konsumen ini merugikan banyak perajin.

Baca Juga: Moge Ditilang dan Diangkut ke Kantor Polisi, Ratusan Bikers Gagal Sunmori ke Lembang

"Dampaknya harus mengurangi produksi, karena nilai jual kurang karena saya harus menyesuaikan dengan harga. Januari ini kemarin di Rp10.500 terus sampai Rp11.500 per kilogram," ungkapnya.

Selain itu, Rizal mengaku terpaksa harus menaikkan harga jual meski banyak dikomplain oleh pembeli. Dari kapasitas produksi 5 ton, dia juga harus mengurangi jumlah karyawan demi menekan ongkos produksi.

"Ya, gimana karyawan yang biasa memproduksi harus dikurangi, demi menekan ongkos produksi juga. Sekarang sekotak besar di jual Rp 53.000," ungkapnya.

"Udah harga kedelai naik, harga plastik pembungkus tahu juga naik jadi Rp 4.000 per kilogram," ujar dia.

Terpisah, Wahyo (39) salah seorang perajin tempe di Kota Cimahi mengatakan harga kedelai kini mencapai Rp11.200 per kilogram. Padahal normalnya hanya Rp8.000 per kilogram.

Baca Juga: Viral Keponakan Doyan Jajan Tahu Bulat, Publik Sampai Ikutan Gemas Lihat Aksinya

"Naiknya itu mulai Januari, jadi bertahap. Saya biasanya dapat kiriman kedelai dari agen," ujar Wahyo.

Hal ini yang membuat para produksen tempe tahu di Cimahi akan ikut menggelar mogok massal.

"Saya belum naikin harga. Paling nanti setelah mogok massal kalau masih mahal harganya. Iya untuk sekarang untuk menutup biaya produksi aja udah alhamdulillah," ujarnya.

Wahyo biasanya memasok tempe ke sejumlah pasar tradisional, seperti Pasar Atas Baru dan Pasar Antri di Kota Cimahi serta Pasar Dimensi di Margaasih, Kabupaten Bandung.

Sementara itu harga tempe dan tahu di Cimahi mulai merangkak naik. Semula para pedagang biasa menjual tempe Rp 3.500 per pak, namun kini naik menjadi Rp 4.000 per pak. Sementara tahu susu kini di jual Rp 6.000 per bungkus, dari semula Rp 5.500.

"Naiknya sekitar Rp200 sampai Rp 500-an. Dari sekarang naik, dijual Rp 4.000. Saya cuman ambil (untung) Rp 500. Itu juga belum tentu bersih," kata Alan (24) salah seorang pedagang tempe di Pasar Atas Baru.

Ia mengakui tingginya harga kedelai yang berimbas pada harga tahu dan tempe sangat berdampak terhadap konsumennya yang banyak mengeluh.

"Sekarang banyak yang ngeluh tukang gorengan, soalnya minyak kan sudah tinggi. Sekarang tempe tahu naik (karena harga kedelai naik)," ujar dia.

Load More