SuaraJabar.id - Meskipun tahu dan tempe kini tengah menghilang di pasaran lantaran produsennya mogok produksi, warga di Kota Cimahi masih bisa mengkonsumsi kudapan ringan gorengan seperti gehu dan tempe mendoan.
Pasalnya, dua jenis berbahan tahu dan tempe itu masih dijajakan penjual meskipun aksi mogok produsen sudah dimulai sejak Senin (21/22/2022), dan akan berlangsung hingga tiga hari ke depan.
Di antaranya pedagang gorengan legendaris 'Bacol' yang berada di Jalan Sriwijaya, Kota Cimahi. Gorengan mini seperti gehu yang berbahan dasar tahu masih bisa dinikmati masyarakat.
"Kita masih jualan, alhamdulillah ada stok," tutur Iran Jaya (40), pemilik Bacol kepada Suara.com.
Ia mengaku masih memiliki stok tahu yang dikirim dari produsen langganan sehingga kudapan ringan gehu mini masih bisa dijajakan kepada konsumennya.
"Masih ada, besok juga masih bisa dijual," ucapnya.
Selain tahu dan tempe, sebelumnya pedagang gorengan juga harus mengalami kenyataan dengan naiknya harga minyak goreng kemasan dan curah. Harganya sempat menyentuh Rp 20 ribu lebih per liter.
Harganya memang kini sudah mulai turun seiring ditetapkannya Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan hingga curah. Meski begitu, minyak goreng masih sulit didapat.
"Minyak goreng ini pakai stok, kemarin dapat yang murah. Pas harganya tinggi saya enggak naikin harga, tetap Rp 2 ribu per 3 biji gorengan meskipun untungnya jadi berkurang," ungkap Iran.
Supri (30) penjual tempe mendoan dan gehu pedas di Pasar Antri menuturkan, untuk hari ini ia masih berjualan sebab masih ada stok kedua komoditas tersebut yang dibeli hari sebelumnya.
"Hari ini masih ada, masih jualan. Tapi untuk besok belum tahu, harus nanya dulu ke dunungan (majikan)," ujarnya.
Ia memilih tak menaikan harga jual tempe mendoan dan gehu pedas meskipun bahan dasarnya kini menghilang di pasaran. Supri tetap menjualnya Rp 3 ribu per biji.
"Saya gak naikin harga, nanti malah dikomplain pembeli," ucapnya.
Seperti diketahui, para penjual tahu dan tempe kini tidak berjalan sementara imbas dari aksi mogok produksi yang dilakukan perajin. Aksi mogok produksi itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap tingginya harga kedelai.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Berita Terkait
-
Skandal Vonis Lepas Minyak Goreng: Istri Hakim hingga Sopir PN Jakpus Diperiksa Kejagung
-
Grup Band Legendaris Boyz II Men Konser di Jakarta, BRImo Berikan Diskon Tiket Sampai 20%
-
Geram Mafia Peradilan, Sahroni Minta Kejagung Bongkar Habis Suap Vonis Lepas Kasus CPO
-
Kejagung Endus Pihak Lain yang Ikut Kecipratan Duit Suap Vonis Lepas Perkara Korupsi Migor
-
Ketua PN Jaksel Lakukan Perampokan Keadilan Paling Brutal
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
Terkini
-
UMKM Perhiasan Batu Alam Jangkau Pasar Internasional Berkat BRI
-
Kasus Korupsi Dana Hibah NPCI Jabar Diduga Rekayasa, Terungkap di Persidangan
-
Prestasi Mendunia dan Membanggakan: BRI Raih Euromoney Private Banking Awards 2025 di London
-
Kain Tenun Ulos Kebanggaan Indonesia Sukses Tembus Pasar Amerika Serikat Berkat Klasterkuhidupku BRI
-
Berdayakan UMKM Go Global, BRI Hadirkan Binaannya di FHA-Food & Beverage 2025 Singapura