SuaraJabar.id - Minyak goreng masih sulit dicari usai pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) Rp 14 ribu per liter. Kelangkaan minyak goreng tersebut sangat dirasakan oleh warga di Bandung Barat.
Untuk memenuhi salah satu bahan kebutuhan pokok itu, masyarakat rela antre mendapatkan minyak goreng. Tak tak sedikit yang tidak kebagian meski sudah antre lantaran stoknya minyak gorengnga sudah habis.
Seperti yang dialami Jejen (51), warga Lembang, Kabupaten bandung Barat. Ia yang setiap harinya berjualan makanan otomatis sangat ketergantungan dengan minyak goreng. Sebab jika tidak ada minyak goreng, otomatis tidak bisa berjalan.
"Saya berjualan makanan, maka setiap hari butuh minyak goreng untuk memasak makanan yang dijual kepada konsumen. Sulitnya mendapat minyak membuat jualan saya juga ikut terkendala," ungkap Jejen pada Kamis (10/3/2022).
Ia mengaku lebih sering membeli minyak goreng ke warung dibandingkan me minimarket atau pasar murah meskipun selisih harga lebih mahal. Sebab jika harus memaksakan ke minimarket hanya akan membuang waktu sebab harus antre dan belum tentu kebagian.
"Kalau beli langsung ke pasar, harga mahal tapi lebih cepat dapat, enggak terhambat waktu buat berjualan dibanding antri di toko atau minimarket. Tapi di pasar juga susah dapat minyak kemasan, paling hanya ada minyak curah," ujarnya.
Jika masih kondisi seperti ini, kemungkinan Jejen akan libur berjualan selama bulan Ramadhan tahun ini.
"Lebih baik nanti libur jualan kalau begini terus (susah minyak goreng). Kalau jualan di bulan puasa untungnya enggak seberapa, soalnya saya biasa jualan jajanan anak sekolah," pungkasnya.
Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR RI, Diah Nurwitasari meminta pemerintah segera mengatasi kelangkaan minyak goreng. Sebagai negara produsen minyak sawit, Indonesia mestinya tidak sampai mengalami kelangkaan minyak goreng.
"Harusnya bisa diatur, pengusaha-pengusaha sawit kan orang yang berusaha di Indonesia, ya mereka pasti akan nurut dengan bagaimana regulasi pemerintah terhadap penjualan minyak goreng," kata Diah di Lembang.
Dia menuturkan, kelangkaan minyak goreng dipicu beberapa faktor, diduga ada oknum yang berani menimbun, lalu harga minyak sawit dunia sedang naik karena produksinya turun dan lain-lainnya.
Pemerintah meminta minyak goreng dijual dengan harga standar yang ditetapkan. Tetapi pedagang pun terpaksa menjual diatas harga eceran tertinggi (HET) lantaran tetap menginginkan untung.
"Ini yang seharusnya diperhatikan pemerintah, kita terus dorong supaya pemerintah memperbaiki kondisi ini," lanjutnya.
Tag
Berita Terkait
-
Keracunan MBG di Lembang, 201 Siswa dan Guru Dirawat
-
Bos BEI: Dalam 2 Tahun Tak Ada BUMN Maupun Anak Usaha yang IPO
-
Purbaya Wanti-wanti Himbara Soal Penyaluran Dana Rp200 T: Jangan ke Konglomerat!
-
Promo Superindo Hari Ini 29 Oktober 2025: Belanja Super Hemat dari Minyak Goreng hingga Buah
-
iPhone 17 Laris Manis, Valuasi Apple Tembus Rp66.500 Triliun
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Saham BBRI Dekati Level 4.000 Usai Rilis Laba Bersih Rp41,23 Triliun
-
Harga Emas Turun Tiga Hari Beruntun: Emas Jadi Cuma 2,3 Jutaan di Pegadaian
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
Terkini
-
Hemat Anggaran di Tengah Pemangkasan Dana Transfer, DPRD Jabar Terapkan WFH Setiap Kamis
-
Survei Cawapres IndexPolitica: Menkeu Purbaya Tiba-tiba di Peringkat 1, Salip Dedi Mulyadi
-
Misteri Busa Awan Hitam Selimuti Subang, Dedi Mulyadi Minta Tim Gabungan Cek
-
Buntut Viral 'Tenda Biru' Google Maps di Halimun Salak, Menhut Raja Juli Tebar Ancaman
-
Buntut Viral 'Tenda Biru' Google Maps di Halimun Salak, Menhut Raja Juli Tebar Ancaman