SuaraJabar.id - Puluhan emak-emak di Kabupaten Bandung Barat (KBB) tertipu paket tabungan lebaran fiktif. Total kerugian semua nasabah ditaksir mencapai sekitar Rp 500 juta.
Lantaran murka, puluhan emak-emak itupun menggeruduk rumah seorang seorang vendor tabungan lebaran tersebut di Kampung Asano, RT 02/06, Desa Tagof Apu, Kecamatan Padalarang, KBB pada Rabu (27/4/2022).
Mereka menuntut pemilik vendor atas nama Susi alias Bunda Enci untuk mengembalikan uang yang sudah mereka tabung selama setahun sejak lebaran tahun 2021. Total uang yang disetorkan mencapai Rp 1,5 miliar namun hanya Rp 1 miliar yang sudah dibagikan pada nasabah.
"Sekarang kan sudah waktunya dibagikan uangnya, ternyata uang yang ditabung enggak ada setengahnya. Jadi yang sudah dikasihkan ke nasabah itu baru setengahnya, nah setengahnya lagi ini enggak ada," beber Neni Anggraeni kepada wartawan di Padalarang.
Neni menerangkan, sebagai reseller dirinya memiliki 56 nasabah anggota. Uang yang seharusnya diserahkan pada anggotanya mencapai Rp 121.800.000. Namun yang baru diserahkan oleh vendor tabungan tersebut sebesar Rp 59.710.000.
"Artinya kan ada selisih Rp 62.090.000 lagi, nah uang ini yang mau kita tagih karena itu kan hak nasabah. Tapi ternyata uangnya itu enggak ada," terang Neni.
Setiap nasabah menyetorkan nominal yang berbeda-beda, mulai dari Rp 15 ribu, Rp 20 Ribu, Rp 25 Ribu, Rp 30 Ribu, Rp 50 Ribu, sampai Rp 100 ribu setiap minggunya. Setiap nominal tabungan bakal diberikan hadiah yang berbeda-beda saat uang tabungan dibagikan.
"Jadi mulai dari biskuit, minyak, sirup, itu yang jadi hadiahnya. Nah dibagikan itu setiap lebaran, tapi tahun ini bermasalah dan sedang kita tuntut buat dikembalikan uangnya," tutur Neni.
Neni mengatakan pihaknya hanya menuntut uang anggotanya untuk dikembalikan tanpa ada upaya menempuh jalur hukum. Namun jika tidak, maka pihaknya dan nasabah lainnya siap melaporkan yang bersangkutan.
Baca Juga: Cara Mengisi Ehac Indonesia dan Fungsinya, Jadi Syarat Mudik Lebaran 2022
"Karena kan yang ditekan sama anggota itu kita. Kita sudah berkali-kali mediasi tapi janji besok-besok terus, sampai sekarang belum dibayar. Nah sekarang bikin surat perjanjian mau dilunasi jaminannya sertifikat rumah," pungkas Neni.
Sementara itu Babinkamtibmas Desa Tagog Apu Aiptu Asep Nandang membenarkan adanya rombongan emak-emak datang ke rumah salah seorang warga menuntut uang tabungan dikembalikan.
"Betul dan kita sudah mediasi. Kita temukan nasabah dengan pemilik tabungannya. Kita arahkan juga untuk melapor ke Polres Cimahi," kata Asep Nandang.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Berita Terkait
-
10 Film Paling Banyak Dicari di Google Indonesia 2025
-
Misteri Keracunan MBG di Bandung Barat Terkuak: BGN Pastikan Bukan Air, Ini Biang Keladinya
-
Lebaran 2026 Jatuh pada Tanggal Berapa? Cek Jadwalnya Sesuai SKB 3 Menteri
-
Rampas Motor Emak-emak saat Bonceng Anak, Polisi Buru Komplotan Debt Colletor di Pulogadung
-
Emak-Emak Nyaris Adu Jotos di CFD, Iron Man Jadi Penyelamat
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
Terkini
-
Tragedi 'Lobang Sarwee' Gunung Guruh Cigudeg Diduga Makan Korban Jiwa, Benarkah?
-
Selama Nataru, BRI Utamakan Keamanan Transaksi Perbankan bagi Nasabah
-
Viral 'Kampung Terpal Biru' di Gunung Guruh Bogor, Publik Colek Dedi Mulyadi hingga Rudy Susmanto
-
Anak Muda Bandung Diajak Kejar Mimpi di 2026 Lewat Extrajoss Ultimate Takeover
-
BP Taskin dan IPB Kebut Integrasi Data Desa Presisi Demi Hapus Kemiskinan Ekstrem