SuaraJabar.id - Harga daging sapi yang sakit PMK di sejumlah pasar tradisional di Pamekasan, Jawa Timur, kini hanya Rp40 ribu per kilogram, jauh lebih murah dibanding harga yang berlaku pekan sebelumnya.
Harga daging sapi murah ini dijual pedagang di sejumlah pasar tradisional, seperti Pasar Duko, Desa Duko Timur, Kecamatan Larangan dan Pasar Pagendingan, Kecamatan Larangan.
"Daging sapi ini murah, karena berasal dari sapi sakit," kata pedagang daging sapi asongan di Pasar Duko Timur, Pamekasan Suleha, Selasa (14/6/2022).
Di Pasar Pagendingan dan Pasar Keppo, Kecamatan Larangan, Pamekasan, harga daging yang disembelih dari sapi yang sakit malah dijual antara Rp 30 ribu hingga Rp 35.000 per kilogram.
Demikian juga di pasar tradisional di Kota Pamekasan, seperti Pasar Kolpajung.
Di pasar ini, daging yang disembelih dari sapi yang sakit dijual terpisah dengan harga berbeda.
"Di Kolpajung sama. Kalau dari daging sapi yang sakit harganya hanya Rp 40 ribu per kilogram. Kalau sapi biasa tetap Rp 105 ribu hingga Rp 110 ribu per kilogram," kata warga asal Kaduara Barat, Robiah, Selasa (14/6/2022).
Namun, meski harga daging murah, sejumlah pedagang daging sapi di Pasar Kolpajung, Pamekasan mengaku, penjualan daging sapi menurun drastis.
"Jangankan daging dari sapi sakit, daging dari sapi yang sehat sekarang juga tidak laku, tidak seperti dulu. Kalau dulu, mendekati Lebaran pembelian daging meningkat," kata pedagang daging pasar Kolpajung Pamekasan Haniyah.
Baca Juga: Waspada, 5.623 Hewan Ternak di Kabupaten Malang Terpapar Penyakit Mulut dan Kuku
Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Kabid Keswan) pada Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan (DKPPP) Pemkab Pamekasan Budi Slamet Budiharsono menjelaskan, sebenarnya daging yang dikonsumsi dari sapi yang terserang wabah penyakit mulut dan kuku itu tidak berbahaya bagi kesehatan.
"Sekarang ini banyak warga yang enggan membeli daging sapi, karena khawatir. Padahal virus yang menyerang sapi, tidak berbahaya bagi manusia, asalnya dimasak lama," kata Budi.
Sementara itu, wabah penyakit mulut dan kuku di Pamekasan kini semakin meluas.
Awalnya, jenis penyakit ini hanya menyerang sapi peliharaan warga di dua kecamatan, yakni di Kecamatan Kadur dan Kecamatan Larangan, namun kini sudah meluas ke semua kecamatan.
DKPPP Pemkab Pamekasan telah menerjunkan tim khusus berupa dokter hewan dan penyuluh kesehatan hewan untuk mencegah penyebaran penyakit, serta meminta bantuan polisi dan TNI untuk memberikan edukasi kepada para peternak tentang cara mengatasi penyebaran penyakit.
Berita Terkait
-
100 Ribu WNI Terjebak di Kamboja, Cak Imin: Jangan ke Sana Lagi!
-
Menko Pratikno Curhat Sakit Sinus yang Menyerangnya: Kisah Pribadi di Balik Inovasi Kesehatan
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Pemprov DKI Jakarta akan Revitalisasi Pasar Tradisional yang Kumuh dan Rawan Banjir
-
Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Tradisional, Pemerintah Setop Impor
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Selebgram Cianjur RW Diduga Gelapkan Dana Talangan Buronan Interpol, Polisi Siapkan...
-
Mengenang Jejak Pengabdian Dini Yuliani: Dari Pebisnis Ulung hingga Ketua PKK
-
26 Tambang di Jabar Ditutup Dedi Mulyadi, Menteri ESDM : Saya Belum Tahu
-
Dedi Mulyadi Bagikan Kabar Duka!
-
6 Desa di Cisolok Sukabumi Terendam, Ribuan Jiwa Mengungsi: Ini Kebutuhan Prioritas!