Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Minggu, 26 Juni 2022 | 15:25 WIB
Hadjarudin Supiana (75), guru honorer di pelosok Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Cianjur yang sudah mengabdi selama 52 tahun. [Suara.com/Ferrye Bangkit R]

Bahkan, ia sempat juga mengikuti seleksi menjadi abdi negara. Namun nasib berkata lain. Ia tetap menjadi honorer. Minim sekali apresiasi yang diterimanya dari pemerintah selama puluhan tahun pengabdiannya.

Tercatat ia hanya menerima penghargaan Guru Daerah Terpencil (Gurdacil) dua kali. Ketika itu Hadjarudin menerima sekitar Rp 1,7 juta. Namun setelahnya tidak ada lagi apresiasi.

"Kalau temen-temen saya yang seangkatan udah banyak yang jadi PNS. Cuma saya aja yang gagal waktu ikut tes," tuturnya.

Kini diusia senjanya, ia masih tercatat sebagai guru honorer di SDN Babakan Sirna, Bandung Barat. Ia merasa masih sanggup untuk mengajar, meskipun harus menempuh perjalanan yang lumayan jauh.

Baca Juga: Waduh, PNS di Rokan Hilir Ditangkap Terkait Kasus Pencurian AC

Dengan upah Rp 350 ribu setiap bulannya, Hadjarudin bertugas mengajar sebagai guru kelas II. Meski berdomisili di Cianjur, ia berharap ada perhatian dari Pemkab Bandung Barat sebab sudah puluhan tahun dirinya mengabdi di wilayah yang kini dipimpin Plt Bupati Hengky Kurniawan itu.

"Kadang saya jalan, tapi sekarang lebih sering antar jemput sama anak angkat saya. Jaraknya ada sekitar 5 kilometer ke sekolah," ucap Hadjarudin.

Kepala Sekolah SDN Babakan Sirna, Dadang Hikmat Subagia mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya, Hadjarudin mengajar disekolah yang dipimpinnya itu sejak tahun 1998.

"Memang dari dulu honorer. Dulu beliau pernah mengajar Bahasa Sunda, tapi sekarang pegang kelas II," terang Dadang.

Bagi para guru lainnya di sekolah tersebut, Hadjarudin merupakan sosok panutan dan senior yang patut ditiru. Sebab, meskipun hanya berstatus non PNS, semangatnya untuk mendidik tidak pernah kendor. Termasuk di usia senjanya kini.

Baca Juga: Aksi Nekat Warga Sebrangi Jembatan Indiana Jones di Cianjur

Dadang mengaku sosoknya masih dibutuhkan hingga saat ini, sebab di SDN Babakan Sirna masih kekurangan tenaga pendidik.

Bahkan, di sekolah tersebut tidak ada guru khusus PJOK, sehingga untuk mata pelajaran olahraga harus diemban oleh guru kelas.

Meski begitu, kata Dadang, pihaknya tidak melarang apabila Hadjarudin sewaktu-waktu ingin berhenti.

"Beliau kami anggap sebagai sesepuh, orang tua kami. Memang sampai sekarang dibutuhkan karena beliau pegang kelas karena ada guru honor yang pindah," ujar Dadang.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More