Bahkan, ia sempat juga mengikuti seleksi menjadi abdi negara. Namun nasib berkata lain. Ia tetap menjadi honorer. Minim sekali apresiasi yang diterimanya dari pemerintah selama puluhan tahun pengabdiannya.
Tercatat ia hanya menerima penghargaan Guru Daerah Terpencil (Gurdacil) dua kali. Ketika itu Hadjarudin menerima sekitar Rp 1,7 juta. Namun setelahnya tidak ada lagi apresiasi.
"Kalau temen-temen saya yang seangkatan udah banyak yang jadi PNS. Cuma saya aja yang gagal waktu ikut tes," tuturnya.
Kini diusia senjanya, ia masih tercatat sebagai guru honorer di SDN Babakan Sirna, Bandung Barat. Ia merasa masih sanggup untuk mengajar, meskipun harus menempuh perjalanan yang lumayan jauh.
Baca Juga: Waduh, PNS di Rokan Hilir Ditangkap Terkait Kasus Pencurian AC
Dengan upah Rp 350 ribu setiap bulannya, Hadjarudin bertugas mengajar sebagai guru kelas II. Meski berdomisili di Cianjur, ia berharap ada perhatian dari Pemkab Bandung Barat sebab sudah puluhan tahun dirinya mengabdi di wilayah yang kini dipimpin Plt Bupati Hengky Kurniawan itu.
"Kadang saya jalan, tapi sekarang lebih sering antar jemput sama anak angkat saya. Jaraknya ada sekitar 5 kilometer ke sekolah," ucap Hadjarudin.
Kepala Sekolah SDN Babakan Sirna, Dadang Hikmat Subagia mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya, Hadjarudin mengajar disekolah yang dipimpinnya itu sejak tahun 1998.
"Memang dari dulu honorer. Dulu beliau pernah mengajar Bahasa Sunda, tapi sekarang pegang kelas II," terang Dadang.
Bagi para guru lainnya di sekolah tersebut, Hadjarudin merupakan sosok panutan dan senior yang patut ditiru. Sebab, meskipun hanya berstatus non PNS, semangatnya untuk mendidik tidak pernah kendor. Termasuk di usia senjanya kini.
Baca Juga: Aksi Nekat Warga Sebrangi Jembatan Indiana Jones di Cianjur
Dadang mengaku sosoknya masih dibutuhkan hingga saat ini, sebab di SDN Babakan Sirna masih kekurangan tenaga pendidik.
Bahkan, di sekolah tersebut tidak ada guru khusus PJOK, sehingga untuk mata pelajaran olahraga harus diemban oleh guru kelas.
Meski begitu, kata Dadang, pihaknya tidak melarang apabila Hadjarudin sewaktu-waktu ingin berhenti.
"Beliau kami anggap sebagai sesepuh, orang tua kami. Memang sampai sekarang dibutuhkan karena beliau pegang kelas karena ada guru honor yang pindah," ujar Dadang.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Berita Terkait
-
Prabowo Hapus Anggaran Paket Data dan Pulsa Buat PNS
-
Anggota Ormas Grib Jaya Kembali Ditangkap Polisi, Kali Ini Gegara Edarkan Sabu di Cimahi dan Bandung
-
Gila! Guru SD Ajak Puluhan Siswa Nonton Film Dewasa, BEKD Kini Terancam 20 Tahun Bui
-
Sampah dan Eceng Gondok Penuhi Sungai Citarum
-
5 Hadiah untuk Guru Agar Selalu Diingat, Terpakai, dan Bermanfaat
Terpopuler
- Jelang Lawan Timnas Indonesia, Pemain China Emosi: Saya Lihat Itu dari Kamar Hotel
- 9 Mobil Bekas Murah Sekelas Alphard Mulai Rp 60 Juta: Captain Seat Nyaman Selonjoran
- 5 Rekomendasi Moisturizer untuk Usia 50 Tahun ke Atas: Wajah Jadi Lembap dan Awet Muda
- 6 Rekomendasi Motor Touring 250cc Bekas: Performa Berkelas, Harga Mulai Rp40 Jutaan
- 7 Mobil Bekas Toyota-Suzuki: Harga Mulai Rp40 Jutaan, Cocok buat Keluarga Kecil
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Jumbo Terbaru Juni 2025
-
Ustaz Yahya Waloni Meninggal Dunia saat Khutbah Jumat, Ini Profilnya
-
12 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Juta Bukan Innova, Kabin Lapang Muat Banyak Keluarga
-
3 Rekomendasi HP Murah Terbaik 2025: Harga Mulai Rp 300 Ribuan, RAM 6 GB dan Cocok untuk Pelajar!
-
7 Rekomendasi Hybrid Sunscreen SPF 50, Tangkis Sinar UV Cegah Penuaan Dini
Terkini
-
Ridwan Kamil Segera Diperiksa KPK Terkait Dugaan Korupsi Bank BJB
-
Bangkai Macan Tutul Jawa Ditemukan Membusuk di Garut, Diduga Akibat Jebakan
-
Tips Merancang Kegiatan Produktif Saat Liburan Idul Adha
-
Terungkap di Sidang Korupsi NPCI Jabar: Saksi Beberkan Kevin Fabiano Beli Sepatu Sesuai Anggaran
-
Mengerikan! Begini Kondisi Air Liur Para Perokok