SuaraJabar.id - Nasib ratusan personel Satpol PP Kabupaten Bandung Barat (KBB) diujung tanduk. Mereka terancam dirumahkan lebih dini, meskipun kebijakan penghapusan tenaga honorer oleh pemerintah pusat baru akan mulai tahun depan.
Rumor akan dirumahkannya para tenaga honorer atau Tenaga Kerja Kontrak (TKK) di lingkungan Satpol PP KBB sudah beredar, sehingga membuat mereka was-was. Hal itupun dibenarkan Kepala Satpol PP KBB Asep Sehabudin.
Ia menjelaskan, wacana merumahkan para personelnya yang berstatus non ASN tidak ada kaitannya dengan kebijakan penghapusan honorer tahun 2023. Namun dikarenakan permasalahan anggaran.
"Benar (akan) dirumahkan. Tidak ada kaitannya dengan penghapusan yang tahun 2023" kata Asep saat dikonfirmasi pada Rabu (20/7/2022).
Baca Juga: Jadi Sorotan, Bonge Malah Kena Tegur Satpol PP
Ia membeberkan, untuk tahun ini anggaran yang tersedia untuk menggaji para personel Satpol PP non ASN yang jumlahnya mencapai 115 orang hanya cukup sampai bulan September. Sementara untuk sisa tiga bulan diakhir tahun ini belum ada anggarannya.
Artinya, Satpol PP KBB akan benar-benar kehilangan ratusan personelnya apabila dalam APBD Perubahan nanti tidak dimasukan anggaran untuk gajinya.
Sebab, kata Asep, seorang Pejabat Pengguna Anggaran (PPA) dilarang melakukan ikatan kontrak apabila anggarannya tidak tersedia.
Ia membeberkan, kebutuhan anggaran untuk menggaji para personel Satpol PP yang berstatus TKK selama setahun diperkirakan mencapai Rp 4 miliar. Setiap orangnya rata-rata menerima Rp 3-3,2 juta setiap bulannya yang disesuaikan dengan pendidikan dan masa kerja.
"Anggarannya hanya sampai 9 bulan. Untuk tiga bulan ke depan (sisa akhir tahun) tidak ada anggaran untuk TKK Satpol. Terpaksa dirumah," ujar Asep.
Baca Juga: Remaja 'SCBD' Tidur Ngemper di Dukuh Atas, Wagub DKI Minta Satpol PP Tingkatkan Pengawasan
Untuk itu, Asep berharap saat APBD Perubahan nanti ada anggaran tambahan untuk gaji para personelnya. Sebab, kata dia, jika nantinya benar-benar dirumahkan maka kekuatan Satpol PP akan berkurang dalam melaksanakan berbagai tugas dan fungsinya.
Jika ratusan TKK dihentikan, maka para personel Satpol PP KBB hanya akan menyisakan sekitar 64 orang yang terdiri dari PNS dan CPNS. Jumlah tersebut tentunya sangat jauh dari kebutuhan ideal di Bandung Barat.
"Kita butuh sekitar Rp 1 miliar untuk 3 bulan. Idealnya kita itu minimalnya 250 orang. Kalau benar-benar dirumahkan, tentu akan berimbas," sebut Asep.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Berita Terkait
-
Alasan Lucky Hakim Kepada Kang Dedi Mulyadi Setelah Liburan ke Jepang Tanpa Izin
-
Tak Respons WA Dedi Mulyadi, Lucky Hakim Terancam Diberhentikan Sementara usai Liburan Tanpa Izin
-
Dedi Mulyadi Tegur Lucky Hakim yang Liburan ke Jepang Tanpa Izin: Lain Kali Bilang Yah
-
Bolehkah Membangun Masjid dengan Dana Pinjaman? Dedi Mulyadi Singgung Al Jabbar
-
7 Fakta Menarik Masjid Al Jabbar, Disebut Dibangun Dengan Utang Rp3,4 Triliun
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Pantang Kalah! Ini Potensi Bencana Timnas Indonesia U-17 Jika Kalah Lawan Yaman
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
-
Kurs Rupiah Selangkah Lagi Rp17.000 per Dolar AS, Donald Trump Biang Keroknya
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Cari Titik Temu, Bupati Bogor Ajak Duduk Bersama Bahas Isu Viral Kades Minta THR
-
BRI Terapkan Prinsip ESG untuk Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Bertanggung Jawab
-
BRI Berikan Tips Keamanan Digital: Waspada Kejahatan Siber Saat Idulfitri 1446 H
-
Program BRI Menanam Grow & Green: Meningkatkan Ekosistem dan Kapasitas Masyarakat Lokal
-
Dedi Mulyadi Skakmat PTPN: Kenapa Tanah Negara Disewakan, Perkebunannya Mana?