SuaraJabar.id - Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) DP3AKB Provinsi Jawa Barat, Anjar Yusdinar mendorong agar terduga pelaku kasus perundungan di Tasikmalaya mendapatkan pendampingan.
Jangan sampai, katanya, kasus yang sudah viral ini malah menjadi tekanan psikologis bagi mereka. Terduga pelaku yang juga anak-anak, harus didampingi agar tidak depresi karena menjadi korban perundungan atau bullying selanjutnya.
"Jangan sampai mereka sekarang jadi viral, lalu depresi, semakin tertekan, tersudutkan, merasa sebagai pelaku pembunuhan. Harus ada pendampingan bagi anak-anak ini, karena mereka tidak tahu mungkin, ya, bahaya perundungan itu bagaimana," katanya saat dihubungi Suara.com
Selain terduga pelaku yang harus mendapatkan pendampingan, masyarakat memahami kondisi tersebut supaya tidak malah balik merundung anak-anak terduga pelaku itu, disadari maupun tidak. Media juga diharapkan bisa memberikan edukasi yang baik untuk masyarakat.
Baca Juga: Ketika Anak Dirundung, Bagaimana Orang Tua Harus Bersikap?
"Dalam Undang-Undang Perlindungan Anak, tidak ada anak yang mutlak bersalah. Mereka tidak memahami, mereka tidak mengetahui (dampak perbuatannya), maka di sini harus ada pengawasan dari masyarakat, terduga pelaku harus mendapatkan pendampingan," katanya.
"Ketika viral, kekhawatiran kami biasanya kondisi itu bisa menyudutkan si pelaku, menimbulkan stigma," katanya.
Anjar mengatakan, UPTD PPA DP3AKB Jawa Barat akan terus memantau kasus perundungan tersebut. Meski penanganan secara langsung berada di bawah kewenangan pemerintah setempat, pihaknya tetap menjalin koordinasi.
"Kami di provinsi berkoordinasi, memantau proses penanganannya," kata Anjar.
Anak berinisial F, berusia 11 tahun, diketahui meninggal dunia diduga karena depresi. Warga Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat itu diduga depresi karena mengalami perundungan.
Ia dipaksa bersetubuh dengan kucing oleh teman-temannya. Kemudian direkam video, dan rekaman itu disebarkan. Usai kejadian itu, kata keluarga, korban murung dan tak mau makan. Sempat dibawa ke rumah sakit namun tak tertolong. Ia meninggal, Minggu 18 Juli 2022 lalu.
Berita Terkait
-
Beratnya Sanksi untuk Bupati Indramayu Lucky Hakim yang Liburan ke Jepang tanpa Izin
-
Perbandingan Aset Tanah dan Bangunan Dedi Mulyadi vs Lucky Hakim, Bak Bumi Langit
-
Lucky Hakim Minta Maaf ke Dedi Mulyadi, Sanksi Pemberhentian Sementara Tetap Berlaku
-
Viral Bapak 11 Anak Bikin Heran Dedi Mulyadi, Ini Tips Atur Keuangan Keluarga Pas-pasan
-
Alasan Lucky Hakim Kepada Kang Dedi Mulyadi Setelah Liburan ke Jepang Tanpa Izin
Tag
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
- Rekaman Lisa Mariana Peras Ridwan Kamil Rp2,5 M Viral, Psikolog Beri Komentar Menohok
Pilihan
-
IHSG Terjun Bebas, Hanya 15 Saham di Zona Hijau Pasca Trading Halt
-
Tarif Impor Bikin IHSG Babak Belur, Bos BEI Siapkan Jurus Jitu Redam Kepanikan Investor
-
Harga Emas Antam Terpeleset Lagi Jadi Rp1.754.000/Gram
-
'Siiiu' Ala Zahaby Gholy, Ini Respon Cristiano Ronaldo Usai Selebrasinya Dijiplak
-
Hasil Akhir! Pesta Gol, Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia
Terkini
-
Cari Titik Temu, Bupati Bogor Ajak Duduk Bersama Bahas Isu Viral Kades Minta THR
-
BRI Terapkan Prinsip ESG untuk Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Bertanggung Jawab
-
BRI Berikan Tips Keamanan Digital: Waspada Kejahatan Siber Saat Idulfitri 1446 H
-
Program BRI Menanam Grow & Green: Meningkatkan Ekosistem dan Kapasitas Masyarakat Lokal
-
Dedi Mulyadi Skakmat PTPN: Kenapa Tanah Negara Disewakan, Perkebunannya Mana?