Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 01 September 2022 | 04:00 WIB
Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat menghadiri acara Milad ke-37 Yayasan Waqaf Al Muhajirien Jakapermai di Bekasi Timur, Jawa Barat, Rabu (31/8/2022). [ANTARA/HO-BPMI Setwapres]

SuaraJabar.id - Sekolah-sekolah Islam termasuk ermasuk pondok-pondok pesantren didorong untuk lebih meningkatkan pengawasan lagi terhadap santri dan siswanya.

Dorongan itu disampaikan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin dan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum. Mereka mengaku tak ingin lagi terjadi kekerasan di dunia pesantren.

“Beberapa hari ini saya dikagetkan dengan di pesantren terjadinya kekerasan, seperti di Tangerang. Ini harus betul-betul diawasi lagi. Ini mencoreng dunia pesantren,” ujar Wapres Ma’ruf Amin saat memberikan Ceramah Umum dalam rangka Milad ke-37 Yayasan Waqaf Al Mihajirien Jakapermai, di Gedung Pusdiklat Al Muhajirien, Kota Bekasi, Rabu (31/8/2022).

Wapres Mengungkapkan bahwa kejadian kekerasan di Tangerang beberapa waktu lalu, telah mencoreng dunia pesantren.

“Saya minta jangan sampai di sekolah-sekolah Islam (kekerasan) ini terjadi. Sebab kita ingin menjadikan ini adalah generasi yang wasathiyyin, yang toleran, dan kalau masih kecil sudah diajarkan kekerasan ini akan bisa membawa sikap yang tidak baik,” tuturnya.

Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum menuturkan, Provinsi Jabar sendiri tercatat memiliki tak kurang dari 12.000 pondok pesantren dengan jumlah santrinya sekitar enam juta orang. Menurutnya, jumlah yang luar biasa ini menjadi salah satu senjata Jabar untuk mewujudkan visi Jabar Juara Lahir dan Batin.

“Provinsi Jabar memiliki tagline Jabar Juara Lahir dan Batin, dengan harapan masyarakat Jabar bukan hanya juara di bidang duniawinya saja, tapi juga ingin juara di bidang ukhrowi. Salah satu alat untuk mencapainya adalah dengan memprioritaskan dunia pendidikan,” ujar Pak Uu, sapaan akrab Wagub.

Pak Uu memandang penting adanya sekolah-sekolah Islam dan pondok-pondok pesantren. Melalui pendidikan yang seimbang antara ilmu duniawi dan agamis, kata Pak Uu, generasi muda masa depan bangsa akan terhindar dari pola pikir yang sekuler.

“Kami khawatir kalau anak bangsa sebagai tunas harapan hanya diberikan pendidikan yang bersifat duniawi, di masa mendatang mereka pikirannya sekuler, tidak butuh agama, tidak percaya surga dan neraka, yang akhirnya punya pola pikir hidup untuk bekerja, bekerja untuk uang, uang untuk hidup,” kata Wagub Uu.

“Maka pendidikan di Jabar di samping duniawi dikejar, ukhrowi juga diperjuangkan,” katanya. [Antara]

Baca Juga: Pasca Kecelakaan Muat Truk Trailer, Begini Arahan Ridwan Kamil untuk Wali Kota Bekasi

Load More