SuaraJabar.id - Dua belas siswa sekolah dasar (SD) asal Cianjur, Jawa Barat positif terpapar HIV/AIDS. Mayoritas anak yang positif HIV/AIDS tertular dari orang tua mereka.
Menurut Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Cianjur Hilman, belasan siswa yang positif HIV/Aids di Kabupaten Cianjur, mereka rata-rata duduk di bangku kelas 5 dan 6 atau berusia 10 hingga 12 tahun.
“Terdata KPA ada sebanyak 12 siswa yang tersebar di sejumlah SD di Kabupaten Cianjur. Mereka terpapar dari orang tuanya masing-masing,” ucapnya mengutip dari Cianjutoday--jaringan Suara.com
Belasan murid tersebut diketahui terpapar setelah dilakukan pemeriksaan VCT atau test sukarela orangtuanya.
“Sebagian besar dari siswa yang terpapar ini merupakan anak yatim piatu. Karena orangtuanya sudah pada meninggal, karena Aids,” kata dia.
Ia menuturkan, anak-anak yang terkena HIV rata-rata dari keluarga yang tidak mampu, dan saat ini tinggal bersama nenek dan kerabat orang tuanya.
“Jadi mereka itu terpapar sejak lahir yang ditularkan dari orang tuanya. Kasus IRT (ibu rumah tangga) yang positif HIV di Cianjur sendiri memang terbilang tinggi. Rata-rata mereka tertular dari suaminya,” ucap dia.
Hilman menjelaskan, selain menjamin pasokan obat yang harus rutin dikonsumsi oleh mereka, KPA Cianjur juga sembari menggalang donasi untuk membantu pemenuhan biaya sekolah dan kebutuhan hidupnya sehari-hari.
“Tapi alhamdulilah ada warga yang bersedia membantu secara rutin, baik bantuan uang juga kebutuhan sehari-hari, seperti paket sembako,” kata dia.
Baca Juga: Poligami Solusi HIV/AIDS? Ini Pandangan Ulama Tentang Poligami dan HIV/AIDS
Sejauh ini, kata Hilman, rata-rata anak yang terkena HIV/Aids kondisinya sehat, namun mereka tidak mengetahui sebagai ODHA. Hilman pun menyebut, HIV/Aids itu tidak mematikan. Tetapi, bisa mematikan jika ada penyakit penyerta.
“HIV/Aids itu tidak berbahaya, yang berbahaya itu kalau ada penyakit penyertanya dan pola hidup yang kurang sehat,” ucap dia.
Sementara itu, Pengelola Program KPA Kabupaten Cianjur, Silmi Kaffah menyebut, tren HIV/Aids di Cianjur meningkat. Sepanjang 2022 hingga Juni jumlah penderita HIV/AIDS di Cianjur mencapai 119 orang.
Menurutnya, jumlah tersebut lebih besar dari tahun sebelumnya, sehingga tren kasus HIV/Aids menunjukkan peningkatan yang mencolok.
“Sepanjang 2021 ada 109 orang. Sekarang baru setengah jalan angkanya sudah mencapai 119 orang, dan diprediksi terus naik sampai akhir tahun,” kata Silmi.
Berita Terkait
-
Poligami Solusi HIV/AIDS? Ini Pandangan Ulama Tentang Poligami dan HIV/AIDS
-
Penderita HIV/AIDS Ditemukan di 13 Kabupaten/Kota di Sumsel, Kota Palembang Terbanyak
-
Dinkes Jabar Rutin Tes HIV pada Kelompok Rentan
-
Penderita HIV/AIDS di Sumsel Kian Bertambah, Dinkes: Dominan Kelompok Gay
-
Puluhan Orang di Bandung Barat Positif HIV pada Periode Januari-Juni 2022, 17 Persen Ibu Hamil
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
BRI Perkuat Pembangunan Infrastruktur Nasional Lewat Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Rencana Dedi Mulyadi Ganti Konsultan Pengawas dengan Mahasiswa Tuai Kecaman Keras
-
Mitra MBG Disentil Keras, Diwajibkan Sumbang 30 Persen Laba untuk Sekolah
-
Minggir Dulu Lembang! Ini 4 Surga Wisata Alam Kabupaten Bandung Selatan untuk Healing Akhir Tahun
-
AgenBRILink Permudah Akses Layanan Perbankan bagi Masyarakat di Perbatasan