Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Rabu, 07 September 2022 | 19:43 WIB
Kericuhan Demo di Depan Kantor DPRD Jawa Barat antara PMII dan Kelompok Mahasiswa Gabungan (Ayobandung.com)

SuaraJabar.id - Aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM berlangsung di sejumlah daerah pada hari ini, Rabu 7 September 2022, termasuk di Kota Bandung, Jawa Barat.

Sayangnya kericuhan terjadi saat dua kelompok mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung.

Kericuhan itu terjadi antara massa aksi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Barat dengan mahasiswa gabungan empat kampus, UPI, Unpas, Unisba, dan Unikom.

Kericuhan bermula ketika massa aksi dari mahasiswa Gabungan UPI, Unpas, Unisba, dan Unikom datang ke depan Gedung DPRD Jabar. Di saat yang sama, aksi unjuk rasa juga tengah dilakukan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Baca Juga: Karena BBM, Harga Sewa Kapal ke Beras Basah Naik, Ini Daftarnya

Saat itu terjadi aksi saling dorong antara kedua kelompok mahasiswa. Bahkan mengutip dari laporan Ayobandung--jaringan Suara.com, sempat terjadi adu jotos dari kedua belah pihak.

Kericuhan terjadi pada pukul 16.05 WIB dan berlangsung selama 15 menit sebelum berhasil di redam oleh pihak kepolisian maupun dari masing-masing pihak.

Kelompok PMII akhirnya memisahkan diri dengan menjauh dari kelompok gabungan dari UPI, Unisba, Unpas, dan Unikom yang melanjutkan aksi di depan Kantor DPRD Jawa Barat.

Setengah jam setelah kericuhan itu, massa aksi gabungan dari mahasiswa UPI, Unisba, Unpas, dan Unikom meninggalkan gedung DPRD Jawa Barat.

Salah satu perwakilan massa aksi gabungan, Alby Rizla Hafidz mengatakan tidak mengetahui secar persis awal gesekan yang terjadi di depan Kantor DPRD Jawa tersebut.

Baca Juga: Kenaikan Harga BBM Berdampak Pada Harga Ikan di Simeulue, Pedagang Keluhkan Kurangnya Pembeli

"Kita bukan beda pendapat, mungkin ada beberapa oknum yang menerobos yang kemudian memantik perselisihan," ucapnya.

"Ini akan jadi Evaluasi ke depan kita akab bersama-sama untuk mejaga satu narasi perjuangan yang sama, agar tidak mudah terprovokasi," tambahnya.

Load More