SuaraJabar.id - Masyarakat Kabupaten Garut, Jawa Barat diminta untuk memanfaatkan perbankan di daerah untuk meminjam uang dengan bunga rendah.
Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Garut Helmi Budiman. Ia meminta warganya untuk tak ergiur rentenir yang akhirnya bisa merugikan masyarakat karena meminjam uang dengan bunga tinggi.
"Saya imbau masyarakat untuk tidak menggunakan jasa-jasa rentenir, kan ada kita bisa gunakan ya lembaga-lembaga yang ada, yang resmi, yang tidak mencekik, yang tidak rentenir gitu ya, ini kan bisa diakses," kata Helmi, Kamis (22/9/2022).
Imbauan Helmi itu atas keprihatinannya ada seorang warga di Kecamatan Banyuresmi yang pinjam uang Rp 1,3 juta ke rentenir dengan bunga 35 persen setiap bulan, kemudian bunganya membengkak hingga harus membayar Rp 15 juta.
"Jadi yang resmi lah, ini kan (rentenir) berbunga-berbunga gitu kan, kemudian dari Rp1,3 juta ini juga sampai Rp15 juta, ini kan sangat merugikan masyarakat," katanya.
Ia menyampaikan upaya mengatasi persoalan rentenir di Garut perlu dilakukan bersama, tidak hanya pemerintah dengan menyiapkan berbagai program dan penyediaan pinjaman uang melalui perbankan, tapi masyarakat juga harus bisa menahan diri untuk tidak pinjam uang ke rentenir.
Pemerintah, kata dia, tentunya harus melakukan terobosan baru dalam menyelesaikan rentenir di Garut, salah satunya membuat peraturan daerah, atau solusi lain sehingga masyarakat yang butuh uang tidak pinjam ke rentenir melainkan ke perbankan.
"Perlu ada alternatif yang bisa menjadi memberikan solusi masalah keuangan, memang perlu ada kajian di samping dengan hal yang sudah sekarang, dengan adanya bank yang bisa memberikan pinjaman," katanya.
Ia menyampaikan pemerintah daerah, maupun pemerintah pusat, termasuk pemerintah provinsi memiliki program dalam memberikan pinjaman uang dengan bunga rendah.
Baca Juga: Alhamdulillah, Warga Garut yang Rumahnya Dirobohkan Rentenir Bakal Dapat Bantuan dari Pemkab
Salah satunya, kata Helmi, program Gubernur Jabar melalui Bank Jabar Banten (BJB) memiliki program pinjaman Kredit Mesra yang bisa diakses masyarakat secara kelompok tanpa jaminan, atau program lainnya di BPR yang saat ini sudah ada di daerah-daerah.
"Seperti BPR juga kan ke daerah-daerah adakan, kemudian ada juga BRI, kemudian juga BPR-BPR yang resmilah, lembaga resmi seperti itu," katanya.
Ia mengingatkan kejadian menimpa seorang warga di Banyuresmi yang tidak sanggup bayar utang, kemudian rumahnya dibongkar oleh rentenir harus menjadi contoh bagi masyarakat lain, dan tidak terjadi lagi di Garut.
Terutama, lanjut dia, masyarakat Garut tidak tergiur dengan tawaran rentenir, dan selalu mengedepankan bijaksana menggunakan uang untuk kebutuhan hidup, bukan yang sifatnya konsumtif.
"Memang sekarang godaan-godaan itu sangat besar ya, karena kan godaan-godaan konsumerisme cukup kuat, nah ini juga perlu turun semua tokoh pemerintah, semua tokoh dan semua masyarakat turun bagaimana budaya-budaya konsumtif itu," kata Helmi. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- RESMI! PSSI Tolak Pemain Keturunan ini Bela Timnas Indonesia di Ronde 4
- 5 Mobil Bekas 60 Jutaan Muat Banyak Keluarga, Bandel dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- Jangan Lewatkan Keseruan JCO Run 2025, Lari Sehat sambil Dapat Promo Spesial BRI
- 21 Kode Redeem FF Hari Ini 23 Juli 2025, Kesempatan Klaim Bundle Player Squid Game
- Harga Mitsubishi Destinator Resmi Diumumkan! 5 Mobil Ini Langsung Panik?
Pilihan
-
Gawat! Mayoritas UMKM Masih Informal, Pemerintah Turun Tangan Selamatkan Ekonomi Daerah!
-
Kapan Final Piala AFF U-23 2025 Timnas Indonesia U-23 vs Vietnam?
-
Menang Adu Penalti, Timnas Indonesia U-23 Lolos Final!
-
Sama Kuat! Timnas Indonesia U-23 vs Thailand Berlanjut ke Extra Time
-
Mimpi Buruk Timnas Indonesia U-23 Itu Bernama Yotsakorn Burapha
Terkini
-
Mengenang Warisan Abadi Tjetjep Muchtar Soleh, Bapak Pembangunan Pendidikan Cianjur
-
Tjetjep Muchtar Soleh, Mantan Bupati Cianjur yang Membangun dengan Hati Tutup Usia
-
Disindir Lewat Medsos, Pekerja Pariwisata Jabar Ancam Dedi Mulyadi Soal Study Tour
-
Viral Pembagian Bir di Pocari Sweat Run 2025, Pemkot Bandung Gercep: Komunitas Lari Dipanggil
-
Puncak Dirombak Total! 130 Lapak PKL Digusur, Jalur Pedestrian dan Taman Tematik Siap Dibangun