SuaraJabar.id - Jawa Barat (Jabar) saat ini menjadi provinsi dengan angka pengangguran tertinggi di Indonesia. Angka pengangguran di Jabar berada di 8,31 persen atau setara dengan 2,1 juta orang.
Merespon kondisi itu, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum buka suara. Ia mengatakan angka pengangguran tembus 2,1 juta orang itu merupakan hal logis.
Menurut Uu, angka pengangguran di Jawa Barat berkaitan erat dengan jumlah populasi. Dengan populasi yang hampir mencapai 50 juta, angka kemiskinan yang terjadi merupakan hal yang wajar.
“Memang diakui seperti itu (angka pengangguran), karena penduduk kita banyak sampai 50 juta, maka jumlah penganggurannya banyak,” kata Uu di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (14/11/2022).
Uu mengklaim, angka pengangguran di Jabar telah mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Menurut Uu, angka pengangguran di Jawa Barat pernah mencapai angka 3 juta.
Penyataan Uu tersebut sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar terkait data pengangguran terbuka. Di tahun 2020 tingkat pengangguran berada di angka 10,46 persen (2,5 juta), 2021 di angka 9,82 (2,4 juta) dan 2022 di angka 8,13 (2,1 juta).
“Tiap tahun kalau persenan itu kita menurun, jadi ada penyerapan dari lapangan kerja yang luar biasa,” ungkapnya
“Jadi bukan kita ingin dibandingkan dengan provinsi lain, tapi karena penduduknya banyak maka kejadiannya seperti ini,” tandasnya.
Sebelumnya, Angka pengangguran di Jawa Barat (Jabar) mencapai 8,31 persen atau setara dengan 2,1 juta orang. Jumlah pengangguran itu menempatkan Jabar duduk pada peringkat paling tinggi se-Indonesia.
Baca Juga: Heboh Soal Isu PHK, Bahlil Lahadalia Sebut Itu Cuma Relokasi Saja
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jabar mengatakan bahwa penyebab utama dari tingginya angka pengangguran karena faktor kalah saing dengan pencari kerja dari luar Jabar.
“Biasanya pencari pekerja yang datang itu mempunyai sumber daya yang lebih, biasanya mereka setahun atau dua tahun bekerja di Pabrik Jateng, setelah punya pengalaman mereka resign bersaing dengan penduduk lokal yang baru lulus, atau yang belum punya pengalaman, pasti kalah,” kata Kepala Disnakertrans Jabar, Rachmat Taufik Garsadi saat dihubungi, Senin (14/11/2022).
Rachmat mengungkapkan, Jabar yang dikenal sebagai wilayah industri kerap kali menjadi tempat tujuan pencari kerja dari seluruh penjuru wilayah Indonesia.
Data itu diperkuat dengan komposisi pekerja di perusahan-perusahan di Jabar, dimana tidak kurang dari 50 pekerjanya berasal dari luar Jawa Barat.
“Daerah industri seperti Bogor, Karawang, Bekasi, Purwakarta rata-rata 50 persen pekerjanya adalah pendatang, hal itu yang begitu menekan Jabar,” ungkapnya.
Rachmat menuturkan, angka putra derah yang mencari kerja mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Di tahun ini, Disnakertrans mencatat setidaknya ada 800 ribu pencari kerja baru di Jabar.
“Angkatan kerja yang masuk itu di tahun kemarin 500 ribu sekarang itu ada 800 ribu orang, meski banyak peluang tapi penyerapan kerjanya tidak bisa cepat,” tuturnya.
Angka pemutusan kontrak menambah daftar panjang dari penyebab tingginya angka pengangguran di Jawa Barat. Dalam catatan Disnakertrans, setidak ada 4.800 pekerja yang mengalami pemutusan kerja sepihak (PKH).
“Kemudian ada pemutusan kerja, ada yang di PHK tapi yang paling banyak itu mereka yang tidak mendapat kontrak lanjutan, kalau catatan PHK itu ada 4.800 an, kalau yang tidak dilanjut kontrak ada ratusan ribu,” ucapnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
-
Emas Antam Menggila, Harga Naik Kembali ke Rp 1,9 Juta per Gram
Terkini
-
IHR-Merdeka Cup 2025, Penonton Bakal Nikmati Kejuaraan Berkuda di Track Tepi Pantai Pangandaran
-
Dari Kurir Jadi Juragan! Dua Warga Bandung Raup Omzet Ratusan Juta
-
KRL Lumpuh Total Dihantam Gempa Bekasi: 5 Fakta Menegangkan di Balik Normalisasi Cepat
-
Cerita di Balik Layar Pemulihan KRL Usai Gempa Bekasi: Hujan Deras Tak Hentikan Kami
-
Warisan Proyek Mangkrak di Meja Dedi Mulyadi, Sanggupkah Akhiri Kutukan 10 Tahun TPPAS Lulut Nambo?