SuaraJabar.id - Desa Wangunsari, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat (KBB) ternyata dikenal sebagai salah satu sentra penghasil gula aren. Bahkan, produksinya sudah dilirik pasar mancanegara.
Tercatat ada sekitar 434 petani dan pelaku usaha gulan aren di Sindangkerta sehingga tidak heran di daerah tersebut terdapat banyak pohon aren (kawung). Dari usaha itu, setiap petani bisa mengantongi jutaan rupiah setiap bulannya.
Salah satunya adalah Herman Suryaman, petani dan pengusaha gulan aren asal Kampung Talun, RT 03/09, Desa Wangunsari, Kecamatan Sindangkerta, yang juga pendiri Gula Aren Semut Kawoong.
"Kalau saya mulai mengembangkan gula aren semut atau kristal itu sejak tahun 2014," ucap Herman kepada Suara.com
Di Desa Wangunsari, Herman juga tak sendiri. Ada sekitar 30 petani yang tergabung dalam kelompok Talaga Hurip dan mengembangkan produk gula aren semut. Bahkan, produk mereka sudah memiliki merk dagang dan mengantongi cap halal dari Majelis Ulama Indonesia (MU).
"Jadi selain yang saya olah sendiri. Kita melakukan pemberdayaan 30 petani aren. Jadi para petani ini kirim aren setengah jadi. Nanti di sini dikeringkan dan dikemas dalam satu brand sama," ujar Herman.
Usaha Herman dan petani lainnya terbilang sangat memuaskan. Produl gula aren kristal sudah dipasarkan ke berbagai daerah seperti Kota Cimahi, Sumedang, Bogor, Tasikmalaya, Bekasi hingga Bogor.
Harga jual gula aren semut dipatok Rp 35 ribu per kilogram. Harga itu lebih tinggi dibandingkan harga jual gula aren batangan.
Kondisi itu membuat Herman bersama teman-temannya cuan lebih besar, karena permintaannya cukup tinggi dalam beberapa tahun terakhir.
"Karena harga dan permintaanya cukup tinggi, penghasilan petani di sini juga besar. Ada salah seorang petani bisa hasilkan 1,5 ton per bulan. Keuntungannya sampai Rp 7 juta," terang Herman.
Belakangan produk bernama Gula Aren Semut Kawoong hasil petani Sindangkerta ini mulai dilirik pasar mancanegara berkat terlihat sejumlah acara pemeran UMKM dan pemasaran melalui media sosial.
Tak tanggung-tanggung buyer dari negara Cina, Korea, dan Thailand meminta petani Sindangkerta ekpor dalam jumlah besar. Bahkan, sejumlah negara itu sudah meminta diekspor minimal 10 hingga 30 ton per bulan.
Namun permintaan itu sejauh ini belum disanggupi Herman dan teman-temannya karena kapasitas produksinya saat ini belum mencukupi.
"Kita masih pikir-pikir dulu karena produksi sebesar itu cukup sulit. Perlu minimal 300 petani aren untuk terlibat. Tapi kita sedang pikirkan supaya memenuhi permintaan," jelas Herman.
Herman menerangkan lahan aren yang dipakai warga Kampung Talun tersebar di pegunungan Gunung Buled, Pasir Ipis, Haur Seah, dan Sayang Kaak.
Total luas lahannya mencapai 60 hektar meliputi tanah milik pribadi dan Perhutani. Karena sadar pembudidayan tanaman aren di wilayah Sindangkerta masih mengandalkan ekosistem alam, maka warga sekitar sadar untuk tetap merawat hutan untuk menopang penghidupan.
Berita Terkait
-
Lebih Sehat dari Gula Pasir! Ini 5 Manfaat Gula Merah bagi Kesehatan Tubuh
-
Tidak Cocok untuk Diet, Ini 5 Buah yang Memiliki Kandungan Gula Tinggi
-
Jangan Salah! Kadar Gula Darah yang Rendah Bisa Menyebabkan Hal Fatal
-
Tips Mengontrol Konsumsi Gula pada Anak-anak
-
5 Tips Penderita Diabetes Tetap Enjoy Nikmati Camilan Lebaran: Agar Gula Darah Gak Melonjak
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
- Thijs Dallinga Ogah Bahas Peluang Bela Belanda, Sepakat Perkuat Timnas Indonesia?
- 1 Detik Naturalisasi 9 Pemain Keturunan Ini Harga Pasaran Timnas Indonesia Tembus Rp 1 Triliunan!
Pilihan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
-
Tiga Hari Merosot Tajam, Harga Saham BBCA Diramal Tembus Segini
Terkini
-
Larang Study Tour Dedi Mulyadi, DPR: Kasihan Anak SMK, Nanti Buta Dunia Industri
-
Cuma Gara-gara Tegur Buang Sampah, Pria di Bogor Dikeroyok Pengamen
-
Butuh Uang Tunai Tengah Malam di Bandung? Ini Peta Lokasi ATM 24 Jam Penyelamat Anda
-
Wisata Cianjur Keren Tapi Jalannya Bikin 'Nangis', Wabup: Perbaikan Akses Jadi Prioritas Utama
-
5 Rekomendasi Kacamata Kece di Bawah Rp 500 Ribu: Nyaman, Stylish, dan Nggak Bikin Kantong Jebol