SuaraJabar.id - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SMA, SMK dan SLB di Jawa Barat bakal dilaksanakan dalam dua tahap. Pendaftaran dilakukan secara daring atau online lewat website dan aplikasi.
"(Pendaftaran) melalui dua pintu satu melalui website satu lagi dengan aplikasi. 80 persen tahun lalu menggunakan aplikasi Sapa Warga," jelang Ridwan Kamil saat ditemui di SMKN 4 Padalarang, Bandung Barat pada Selasa (16/5/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Ridwan Kamil mengingatkan semua pihak terkait agar tidak melakukan praktik pungutan liar atau pungli dalam PPDB. Dia meminta semua pihak termasuk masyarakat untuk sama-sama melakukan pengawasan.
Jika hal itu ditemukan, orang nomor satu di Jawa Barat itu meminta untuk diviralkan sehingga nantinya akan dilalukan tindakan tegas.
Baca Juga: PPDB Jakarta 2023 Jenjang SMA dan SMK: Jadwal, Syarat Dokumen, Cara Daftar hingga Link Situsnya
"Saya minta media dan masyarakat viralkan aja kalau dalam PPDB ini ternyata ada Pungli. Viralkan aja nanti pasti kita tindaklanjuti," tegas Ridwan Kamil.
Dirinya melanjutkan, para siswa dan orang tua untuk tidak memaksakan mendaftar ke sekolah negeri. Sebab sekolah swasta di Jawa Barat pun memiliki kualitas bagus.
"Tapi saya titip tidak mungkin semuanya diterima di negeri. Keseimbangan dengan sekolah-sekolah swasta terus kita perhatikan, yang penting semua anak Jawa Barat harus sekolah. Sekolah di negeri swasta sama saja, orang sukses tidak diukur negeri swastanya semua dengan kerja keras dan takdirnya masing-masing," imbuh Ridwan Kamil.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Wahyu Mijaya mengatakan, jumlah siswa yang mendaftar untuk jenjang SMA, SMK dan SLB di Jawa Barat diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan tahun lalu.
"Kalau lihat tahun lalu negeri ada 297 ribu kemudian secara keleluruhan dengan swasta itu 655 ribu. Sekarang tidak akan berbeda jauh dengan tahun lalu," ungkap Wahyu.
Baca Juga: Prapendaftaran PPDB Jakarta 2023 Dibuka, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!
Namun, kata dia, tidak semua lulusan SMP akan melanjutkan pendidikannya ke SMA, SMK maupun SMK. Bisa saja orang tua memilih akses pendidikan lain seperi pesantren.
Berita Terkait
-
Kabur dari Kejaran Wartawan, Lisa Mariana di Dalam Mobil: Gue Tumbalin Dulu Ya
-
Ikut Terawang Nasib Rumah Tangga Ridwan Kamil, Rara Pawang Hujan: Saya Mohon Maaf
-
10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
-
Sesali Masa Lalu dengan Ridwan Kamil, Lisa Mariana Minta Atalia Praratya Pahami Perasaannya
-
Wanita Sabar Memang Beda, Kegiatan Atalia Praratya di Tengah Isu Selingkuh Ridwan Kamil
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
-
Prabowo 'Kebakaran Jenggot' Respons Tarif Trump, Buka Seluruh Kran Impor: Pengusaha Teriak Bumerang!
-
Solusi Pinjaman Syariah Tanpa Riba, Tenor Panjang dan Plafon Sampai Rp150 Juta!
-
Dear Petinggi BEI, IHSG Memang Rapuh dan Keropos!
-
Harga Emas Antam Berbalik Lompat Tinggi Rp23.000 Hari Ini, Jadi Rp1.777.000/Gram
Terkini
-
Modal Semangat dan Keberanian, Suryani Buktikan Perempuan Bisa Naik Kelas
-
Lucky Hakim Liburan ke Jepang Tuai Kritik, Dedi Mulyadi Sentil Soal Etika Pejabat!
-
Cari Titik Temu, Bupati Bogor Ajak Duduk Bersama Bahas Isu Viral Kades Minta THR
-
BRI Terapkan Prinsip ESG untuk Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Bertanggung Jawab
-
BRI Berikan Tips Keamanan Digital: Waspada Kejahatan Siber Saat Idulfitri 1446 H